Pemimpin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab Tolak Telepon dari Biden Terkait Dampak Perang Rusia-Ukraina
Biden berusaha berkomunikasi dengan para pemimpin de-facto Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UAE).
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Perang Rusia dan Ukraina berdampak pada lonjakan harga energi.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden pun mencemaskan soal harga minya.
Biden berusaha berkomunikasi dengan para pemimpin de-facto Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UAE).
Namun, para pemimpin itu menolak untuk menjadwalkan telepon dengan Biden.
Baca juga: Ibu Terbunuh Duluan, Gadis Ukraina Umur 6 Tahun Tewas Sendirian saat Mariupol Dikepung Tentara Rusia
Menurut Wall Street Journal, mengutip pejabat Timur Tengah dan AS, baik Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dan Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan dari UEA, tidak tersedia untuk Biden saat AS membuat permintaan untuk diskusi.
“Ada beberapa harapan dari panggilan telepon, tetapi itu tidak terjadi,” kata seorang pejabat AS tentang rencana Pangeran Saudi Mohammed dan Biden untuk berbicara.
“Itu adalah bagian dari menyalakan keran (minyak Saudi).”
Pekan lalu, OPEC+, yang mencakup Rusia, menolak meningkatkan produksi minyak meskipun ada permintaan dari barat.
Baca juga: Wali Kota di Polandia Cemaskan Nasib Pengungsi Ukraina: Para Relawan Cuma Bisa Bantu Sebulan
Tetapi laporan dinginnya komunikasi datang ketika pemerintahan Biden berusaha meningkatkan pasokan minyak, setelah secara resmi melarang impor minyak Rusia pada Selasa (8/3/2022).
Keputusan terbaru Biden sebagai tanggapan atas serangan Rusia ke Ukraina mendorong harga minyak ke 130 dollar AS (Rp 1,8 juta) per barel, level tertinggi dalam 14 tahun.
Hubungan antara AS dan Arab Saudi telah mendingin selama pemerintahan Biden karena kebijakan Amerika di kawasan Teluk.
Isu keduanya termasuk soal kebangkitan kesepakatan nuklir Iran; kurangnya dukungan AS untuk intervensi Saudi dalam perang saudara Yaman dan penolakannya untuk menambahkan Houthi ke daftar kelompok terorisnya.
Baca juga: AS Tolak Rencana Penyerahan Jet Tempur dari Polandia untuk Digunakan Ukraina Melawan Rusia
AS sementara itu membantu program nuklir sipil Saudi; dan memberi kekebalan hukum bagi Pangeran Mohammed, yang menghadapi tuntutan hukum atas pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi oleh tim pembunuh Saudi di konsulatnya di Istanbul empat tahun lalu.
Ada pun selama kampanye pemilihan Biden, dia bersumpah memperlakukan kerajaan itu sebagai negara “paria”.
Dia mengatakan “ada sedikit nilai penebusan sosial dalam pemerintahan saat ini di Arab Saudi.”
Awal pekan ini, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan tidak ada rencana bagi Biden dan Pangeran Mohammed untuk segera berbicara.