Rusia Umumkan Gencatan Senjata Terbatas, Ukraina Tolak Rencana Rute Evakuasi Warga Sipil

Hari ke-12 perang yakni Senin (7/3/2022), Rusia mengumumkan akan melakukan gencatan senjata terbatas untuk membuka koridor evakuasi warga sipil.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Kolase SKY | The Wall Street Journal
Rudal Rusia hantam gedung pemerintah City Hall di pusat kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv pada Selasa (1/3/2022) waktu setempat. 

Di mana Komite Internasional Palang Merah memperkirakan 200.000 orang berusaha melarikan diri.

Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas kegagalan tersebut.

Gugus tugas Rusia mengatakan gencatan senjata Senin dan pembukaan koridor diumumkan atas permintaan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Minggu (6/3/2022).

Rute evakuasi yang diterbitkan oleh kantor berita RIA Novosti Rusia, mengutip Kementerian Pertahanan, menunjukkan bahwa warga sipil akan dapat pergi ke Rusia dan Belarus.

Pasukan militer Rusia akan mengamati gencatan senjata dengan drone.

Baca juga: Akhirnya Rusia Umumkan Gencatan Senjata di 2 Kota Ukraina, Beri Kesempatan Warga Mengungsi

Perincian evakuasi sebelumnya terjadi ketika para pejabat Ukraina mengatakan bahwa serangan Rusia meningkat di seluruh negeri.

"Alih-alih koridor kemanusiaan, mereka hanya bisa membuat koridor berdarah," ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Minggu (6/3/2022).

"Hari ini (Minggu) satu keluarga tewas di Irpin. Laki-laki, perempuan dan dua anak. Tepat di jalan. Seperti di galeri tembak." lanjutnya.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pada hari Senin (7/3/2022) bahwa Ukraina berencana untuk meledakkan reaktor nuklir eksperimental di Institut Fisika dan Teknologi Kharkiv dan menyalahkan rudal Rusia.

Kemhan Rusia mengatakan bahwa selanjutnya Ukraina akan menuduh Kremlin "menciptakan bencana ekologis."

Baca juga: Menlu Ukraina Minta Bantuan Cina untuk Mediasi Serangan Rusia: Sampai Gencatan Senjata

Tidak ada reaksi awal dari Kiev terhadap pernyataan Moskow tersebut.

Rusia sendiri telah mengendalikan dua pembangkit listrik tenaga nuklir di Ukraina, termasuk yang terbesar di Eropa, pembangkit listrik Zaporizhzhya di Enerhoda, yang terus dioperasikan oleh staf Ukraina.

Pada Minggu (6/3/2022) Badan Energi Atom Internasional mengatakan bahwa Rusia telah menutup beberapa komunikasi eksternal ke pabrik.

Fasilitas nuklir ini diambil alih pada Jumat (4/3/2022) oleh pasukan Rusia setelah penembakan menyebabkan kebakaran di salah satu gedung pelatihan.

Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat, Oksana Markarova mengatakan kepada "Face the Nation" pada Minggu (6/3/2022) bahwa komunitas internasional harus turun tangan dan membantu Ukraina mendapatkan kembali kendali atas situs nuklir dari Rusia.

Baca juga: UPDATE HASIL Perundingan Perang Rusia vs Ukraina, Sangat Jauh dari Gencatan Senjata

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved