Rusia Hukum Siapa Saja yang Sebar Hoaks soal Invasi di Ukraina, yang Protes Perang Bisa Dipenjara

Badan legislatif Rusia menyetujui rancangan undang-undang tentang hukuman orang yang menyebar informasi palsu atau hoaks tentang perang di Ukraina.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
Twitter.com/@aperegarom via BBC.com
Seorang nenek renta di Rusia bernama Yelena Osipova ditangkap oleh polisi Rusia gara-gara protes invasi ke Ukraina. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Badan legislatif Rusia menyetujui rancangan undang-undang tentang hukuman orang yang menyebar informasi palsu atau hoaks tentang perang di Ukraina.

Aturan baru itu disetujui badan legislatif Rusia pada Jumat (4/3/2022).

Diberitakan TribunnewsSultra.com dari businessinsider.co.za, target hukum baru ini adalah orang-orang yang menyebar hoaks tentang kegiatan angkatan bersenjata Federasi Rusia.

Baca juga: Tentara Rusia Menangis saat Telepon Ibunya hingga Ditenangkan Wanita Ukraina

Serta penyebaran ujaran yang mendiskreditkan angkatan bersenjata dan menyerukan untuk pencegahan aksi angkatan bersenjata.

Hal ini dibeberkan oleh media Rusia, Kommersant.

Aturan baru ini juga akan menghukum mereka yang mendukung sanksi untuk Rusia.

Atau yang menyerukan agar Presiden Rusia Vladimir Putin menghentikan invasi ke Ukraina.

Di bawah undang-undang baru tersebut, hukuman untuk tindakan itu di antaranya penjara hingga 15 tahun hingga denda 5 juta rubel atau sekitar Rp 647 juta.

Baca juga: Vladimir Putin Bakal Beri Rp 650 Juta untuk Keluarga Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina

Seluruh majelis parlemen Rusia memberikan suara bulat, menyetujui rancangan undang-undang itu pada Jumat.

Diharapkan Putin juga akan segera mengesahkan aturan baru tersebut, menurut Associated Press.

Menurut petinggi parlemen, Vyascheslav Volodin kepada AP, Jika Putin sudah menyetujui, maka undang-undang itu bisa berlaku mulai Sabtu (5/3/2022).

"Mungkin besok (Sabtu-red), aturannya akan memaksa mereka yang berbohong dan membuat pernyataan mendiskreditkan angkatan bersenjata kita agar menanggung hukuman yang sangat berat," ucap Volodin.

"Saya ingin semua orang mengerti, dan agar masyarakat paham, bahwa kami melakukan ini untuk melindungi tentara dan perwira kami, dan untuk melindungi kebenaran," paparnya.

Baca juga: Nenek Renta di Rusia Bernama Yelena Osipova Ditangkap gara-gara Protes Invasi ke Ukraina

Invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 memang memicu kemarahan internasional.

Terjadi demonstrasi besar-besaran, bahkan di kota-kota terbesar Rusia, yang memprotes agar perang dihentikan.

Menurut Kommersant, para pendemo yang memegang tulisan-tulisan "Tidak untuk perang!" bisa kena denda hingga 50.000 rubel atau Rp 6,4 juta.

Fakta hari ke-10 perang Rusia dan Ukraina

Perang antara Rusia dengan Ukraina pada Sabtu (5/3/2022) telah memasuki hari yang kesepuluh.

Pasukan militer Presiden Rusia Vladimir Putin pun makin gencar menyerang sejumlah wilayah di Ukraina.

Bahkan terbaru militer Rusia pada Jumat (4/3/2022) waktu setempat menembaki fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Eropa yang terletak di Kota Enerhodar, Ukraina.

Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, berikut update hari ke-10 perang Rusia-Ukraina pada Sabtu (5/3/2022):

- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengkritik NATO karena menolak zona larangan terbang di atas wilayah negaranya.

Baca juga: Ratusan Anak-anak Jadi Korban, Dewan Keamanan Ukraina Desak Rusia untuk Evakuasi Warga Sipil

Zelenskyy mengatakan NATO telah memberikan "lampu hijau untuk pemboman lebih lanjut di Ukraina" dengan mengesampingkan zona larangan terbang.

Zelenskyy mengkritik NATO karena menolak menerapkan zona larangan terbang di atas Ukraina.

"Semua orang yang mati mulai hari ini juga akan mati karena Anda (NATO), karena kelemahan Anda, karena kurangnya persatuan Anda" sebut Zelenskyy.

- Pada Jumat (4/3/2022) NATO menyatakan bahwa memberlakukan zona larangan terbang dapat memicu perang penuh di Eropa dengan Rusia yang bersenjata nuklir.

“Satu-satunya cara untuk menerapkan zona larangan terbang adalah mengirim pesawat tempur NATO ke wilayah udara Ukraina, dan kemudian memberlakukan zona larangan terbang itu dengan menembak jatuh pesawat Rusia,” ujar Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

Baca juga: Takut Negara Lain Ikut Perang, NATO Tolak Campur Tangan dalam Invasi Rusia ke Ukraina

Para menteri luar negeri NATO membahas "zona larangan terbang" di atas Ukraina.

Namun sepakat bahwa pesawat-pesawat NATO tidak boleh beroperasi di atas wilayah udara Ukraina, kata Stoltenberg.

- Dewan Keamanan PBB Kutuk Serangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Rusia

Hari kesembilan perang, pasukan militer Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yakni PLTN Zaporizhzhia, Kota Enerhodar, Ukraina, Jumat (4/3/2022). Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhia adalah PLTN yang terletak di Kota Enerhodar, Ukraina.
PLTN ini merupakan PLTN terbesar di Eropa dan yang terbesar ketiga di dunia.
Hari kesembilan perang, pasukan militer Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yakni PLTN Zaporizhzhia, Kota Enerhodar, Ukraina, Jumat (4/3/2022). Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhia adalah PLTN yang terletak di Kota Enerhodar, Ukraina. PLTN ini merupakan PLTN terbesar di Eropa dan yang terbesar ketiga di dunia. (wikipedia)

Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina, yang terbesar di Eropa direbut oleh pasukan militer Rusia pada Jumat (4/3/2022).

Hal ini terjadi setelah serangan Rusia yang memicu kebakaran di dekat salah satu dari enam reaktor PLTN Zaporizhzhia.

Baca juga: Rusia Rebut dan Tembaki Fasilitas Nuklir Terbesar Eropa di Ukraina, AS: Ini Kejahatan Perang

Atas kejadian ini, dilaporkan bahwa tak ada pelepasan radiasi.

Namun dikabarkan terdapat 2 tentara yang tewas akibat penyerangan Rusia di PLTN Ukraina tersebut.

Tetapi para pejabat Ukraina mengatakan para pekerja tidak dapat memeriksa semua infrastruktur keselamatan setelah serangan itu.

KTT darurat Dewan Keamanan PBB pun diadakan setelah serangan Rusia terhadap pembangkit listrik Zaporizhzhia ini.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan dunia nyaris menghindari "bencana nuklir" dan mengutuk tindakan Rusia sebagai "sembrono" dan "berbahaya".

Baca juga: Setelah Apple, Microsoft Juga Berhenti Jual Produk dan Layanan di Rusia gara-gara Invasi ke Ukraina

Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Ukraina menyebut serangan Rusia terhadap pembangkit nuklir itu adalah kejahatan perang.

- Presiden Rusia Vladimir Putin memperkenalkan serangkaian undang-undang baru yang menindak kebebasan pers.

Putin menandatangani RUU menjadi UU yang memperkenalkan hukuman penjara hingga 15 tahun bagi orang-orang yang menerbitkan “berita hoax” tentang tentara invasi Rusia ke Ukraina.

Banyak outlet menghentikan operasi di Rusia atau menghapus cakupan sebagai tanggapan atas peraturan tersebut.

BBC, CNN, Bloomberg, dan CBC semuanya mengumumkan bahwa mereka menangguhkan operasi atau siaran di Ruasia, dengan mengatakan undang-undang itu "mengkriminalisasi pelaporan independen di negara itu"

Baca juga: Meta Dituduh Diskriminasi saat Invasi Moskow ke Ukraina, Rusia Blokir Akses Facebook dan Twitter

Surat kabar Rusia Novaya Gazeta mengatakan akan menghapus materi tentang tindakan militer Rusia di Ukraina dari situs webnya.

- Regulator media pemerintah Rusia melarang akses ke Twitter dan Facebook.

Regulator media pemerintah Rusia Roskomnadzor telah membatasi akses ke Twitter.

Rusia juga telah memblokir akses media sosial Facebook di seluruh negeri.

Putin juga menandatangani RUU yang akan memungkinkan denda atau hukuman penjara hingga tiga tahun karena menyerukan sanksi terhadap Rusia.

Baca juga: Presiden Ukraina Zelenskyy Selamat setelah 3 Kali Nyaris Dibunuh, Berkat Pihak Rusia yang Antiperang

Tahun lalu telah terlihat tindakan keras yang semakin keras terhadap suara-suara independen dan kritis di Rusia yang hanya meningkat setelah dimulainya invasi ke Ukraina.

- Tujuh orang tewas, termasuk dua anak-anak, setelah serangan udara Rusia menghantam daerah pemukiman pedesaan di wilayah Kiev pada Jumat (4/3/2022).

Pihak kepolisian Ukraina mengatakan serangan itu menghantam desa Markhalivka yang terletak sekitar 6 mil dari pinggiran barat daya Ibu kota Ukraina.

- Kota Mariupol, Ukraina tidak memiliki air, pemanas, atau listrik dan kehabisan makanan setelah diserang oleh pasukan Rusia selama lima hari terakhir.

Baca juga: Perundingan Ke-3 Dimulai: Kemajuan Hasil Negosiasi Perang, Delegasi Ukraina Tiba Untuk Bertemu Rusia

Hal itu disampaikan oleh Walikota Mariupol sendiri dalam seruan yang disiarkan televisi.

Walikota Mariupol lantas menyerukan koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil dari kota pelabuhan tenggara itu.

- PBB mencatat lebih dari 1,2 juta orang telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga sejak Rusia meluncurkan invasi skala penuh pada Kamis 24 Februari lalu.

Sekitar setengah juta di antaranya merupakan anak-anak.

(TribunnewsSultra.com/ Ifa Nabila, Nina Yuniar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved