Setelah Apple, Microsoft Juga Berhenti Jual Produk dan Layanan di Rusia gara-gara Invasi ke Ukraina

Setelah Apple, kini raksasa teknologi Microsoft juga ikut berhenti menjual produk dan layanan baru mereka di Rusia.

Editor: Ifa Nabila
thenewspocket.com
Ilustrasi Microsoft 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Setelah Apple, kini raksasa teknologi Microsoft juga ikut berhenti menjual produk dan layanan baru mereka di Rusia.

Hal ini tidak lain karena imbas invasi Rusia ke Ukraina.

Keputusan ini diungkapkan dalam postingan di blog Microsoft, Presiden dan Wakil Ketua Microsoft, Brad Smith mengatakan "Kami mengumumkan bahwa kami akan menangguhkan semua penjualan produk maupun layanan baru Microsoft di Rusia".

Raksasa teknologi ini tidak merinci produk mana yang terdampak keputusan penangguhan.

Baca juga: Tentara Rusia Menangis saat Telepon Ibunya hingga Ditenangkan Wanita Ukraina

Baca juga: iPhone Tak Lagi Masuk Rusia hingga Akses Apple Pay Dihentikan gegara Invasi Ukraina, Warga Mengeluh

Namun jika Microsoft menangguhkan produk sepenuhnya, itu artinya mencakup sistem operasi Windows dan Office, perangkat Surface dan Xbox, layanan cloud Azure, dan layanan lain seperti OneDrive dan Xbox Game Pass.

Penggunaan diksi "penjualan baru" dalam pernyataan Microsoft kemungkinan menunjukkan bahwa pengguna eksisting atau pelanggan saat ini tidak terdampak penyetopan layanan.

Kendati demikian, perusahaan menegaskan pihaknya bekerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE) dan Inggris untuk mematuhi sanksi yang diberikan pemerintah kepada Rusia.

Baca juga: Takut Negara Lain Ikut Perang, NATO Tolak Campur Tangan dalam Invasi Rusia ke Ukraina

"Kami percaya, upaya paling efektif dalam membantu Ukraina adalah saat kami mengambil langkah konkrit dalam koordinasi dengan keputusan yang dibuat oleh pemerintah, dan kami akan mengambil langkah lain mengingat situasinya terus berkembang," ujar Smith dikutip KompasTekno dari blog resmi Microsoft, Sabtu (5/3/2022).

Tangani serangan siber di Ukraina

Di sisi lain, Microsoft membantu mengidentifikasi dan meminimalisasi malware baru yang menargetkan Ukraina dalam 3 jam.

Awal pekan ini perusahaan melaporkan pemerintah Ukraina bahwa seragan siber menargetkan institusi dan pabrik militer Ukraina serta beberapa lembaga pemerintah Ukraina lainnya.

Baca juga: Meta Dituduh Diskriminasi saat Invasi Moskow ke Ukraina, Rusia Blokir Akses Facebook dan Twitter

"Sejak perang dimulai, kami bertindak melawan posisi Rusia dari tindakan destruktif atau mengganggu lebih dari 20 lembaga pemerintah Ukraina, sektor IT, dan organisasi sektor keuangan. Kami juga mengatasi serangan siber yang menargetkan beberapa situs sipil tambahan." kata Smith dalam postingan yang sama.

Upaya lainnya juga dilakukan Microsoft dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan di Ukraina.

Smith berkata tim filantropi perusahaan bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) membantu pengungsi dan memberikan dukungan teknologi serta keuangan untuk LSM.

Bahkan Microsoft menyatakan kesiapannya membantu mengatasi serangan siber organisasi atau lembaga tersebut di tengah serangan yang terjadi saat ini.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved