UPDATE Perang Rusia vs Ukraina: Dugaan Penggunaan Bom Vakum, 70 Prajurit Gugur & 352 Warga Tewas
Berikut update terkini situasi perang Rusia vs Ukraina setelah berlangsung selama enam hari.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Berikut update terkini situasi perang Rusia vs Ukraina setelah berlangsung selama enam hari.
Dimana adanya dugaan penggunaan bom vakum pada perang saudara ini.
Akibatnya, korban jiwa terus berjatuhan dengan laporan terakhir menyebutkan bahwa 70 prajurit Ukraina gugur dan 352 warga sipil tewas.
Rusia telah melancarkan agresi militer di Ukraina sejak Kamis (24/2/2022) pagi waktu setempat.
Hingga Selasa (1/3/2022), perang Rusia vs Ukraina masih terus berlangsung.
Baca juga: Kondisi Terkini Perang Rusia-Ukraina: Serangan Militer Putin Melambat hingga Perundingan Tahap Kedua
Bahkan perang tidak berhenti setelah perundingan antara kedua belapihak di perbatasan Belarus, dekat zona eksklusi Chernobyl, pada Senin (28/2/2022).
Rusia dan Ukraina dikabarkan tidak mencapai kesepakatan gencatan senjata sebagaimana keinginan banyak pihak.
Situasi terkini, perang masih terus bergejolak dengan ibu kota Ukraina, Kiev, masih terus menjadi sasaran militer Ukraina.
Dalam perang dikabarkan bahwa Rusia menggunakan bom vakum untuk melumpuhkan perlawanan pasukan Ukraina.
Lalu apa itu bom vakum yang diduga digunakan oleh Rusia dalam menginvasi Ukraina?
Baca juga: BABAK BARU Pengeroyokan Ketum KNPI Haris Pertama: 5 Tersangka Ditangkap, Politisi Golkar Diperiksa
Kelompok HAM dan Dubes Ukraina untuk AS Oksana Markarova pada Senin (28/2/2022) menuduh Rusia menyerang dengan bom tandan dan bom vakum.
Dilansir Reuters, kedua senjata ini telah dikutuk oleh berbagai organisasi internasional.
Amnesty International dan Human Rights Watch juga mengatakan bahwa pasukan Putin diduga menggunakan munisi tandan yang dilarang.
Bicara kepada pers setelah bertemu anggota Kongres AS, Markarova mengatakan Rusia menggunakan senjata termobarik, yang dikenal sebagai bom vakum, dalam invasi ke negaranya.
"Mereka menggunakan bom vakum hari ini," kata Markarova setelah pertemuan dengan anggota parlemen.
Baca juga: Tahun 2021 Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara Naik 4 Persen, Ekspor dan Impor Tumbuh Positif
"Kehancuran yang coba ditimbulkan oleh Rusia di Ukraina sangat besar," tambahnya.
Bom vakum atau senjata termobarik mampu menghisap oksigen dari udara sekitarnya untuk menghasilkan ledakan suhu tinggi.
Bom ini mampu menghasilkan gelombang ledakan dengan durasi yang jauh lebih lama daripada ledakan konvensional dan mampu menguapkan tubuh manusia.
Belum ada konfirmasi resmi bahwa senjata termobarik telah digunakan dalam konflik di Ukraina.
Namun CNN melaporkan, bahwa salah satu timnya melihat peluncur roket ganda termobarik Rusia di dekat perbatasan Ukraina pada Sabtu lalu.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki mengetahui laporan tersebut namun belum bisa memastikan kebenarannya.
"Jika itu benar, itu berpotensi menjadi kejahatan perang," katanya pada konferensi pers.
Markarova mengatakan, Ukraina bekerja sama dengan Biden dan Kongres untuk mendapatkan lebih banyak senjata dan sanksi untuk Rusia.
"Mereka harus membayar, mereka harus membayar harga yang mahal," katanya kepada wartawan setelah meninggalkan pertemuan.
Amnesty International mengatakan, hukum humaniter internasional melarang penggunaan senjata yang tidak pandang bulu seperti munisi tandan.
Baca juga: Operasi Keselamatan Anoa 2022, Polres Baubau Siapkan 45 Personil Mulai 1 hingga 14 Maret
Meluncurkan serangan tanpa pandang bulu yang membunuh atau melukai warga sipil merupakan kejahatan perang.
Korban Perang
Lebih dari 70 prajurit militer Ukraina tewas dalam serangan Rusia ke sebuah pangkalan militer di Kota Okhtyrka.
Dilaporkan Reuters, militer Rusia melakukan penyerangan tersebut pada Minggu (27/2/2022) lalu, jelas gubernur regional Dmytro Zhyvytskyy di Facebook.
Okhtyrka merupakan kota yang berada di antara Kharkiv dan Ibu Kota Ukraina Kyiv.
Baca juga: Krematorium Portable Rusia Jadi Strategi Tutupi Kekalahan, Prajurit Gugur Langsung Tak Ada Jejak
Dmytro Zhyvytskyy, lapor AP News, memposting sejumlah foto yang menunjukkan puing-puing bangunan berlantai empat dan tim penyelamat.
Dalam postingan Facebook tersebut, ia mengatakan banyak tentara Rusia dan beberapa penduduk setempat yang juga tewas.
Laporan ini belum dapat dikonfirmasi.
Sementara itu, menurut laporan terakhir Kementerian Kesehatan Ukraina, ada 352 warga sipil yang tewas dalam penyerangan Rusia.
Sebanyak 14 diantaranya adalah anak-anak.
PBB mencatat, lebih dari 520.000 orang telah meninggalkan Ukraina sejak invasi dimulai. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Update Konflik Rusia-Ukraina: 70 Prajurit Ukraina Tewas hingga Rusia Dituding Pakai Bom Vakum