7 Makanan Khas Imlek serta Makna Keberuntungan di Baliknya: Dari Lumpia hingga Kue Keranjang
Simbolisme keberuntungan dari makanan tradisional Tahun Baru Cina didasarkan pada pengucapan atau penampilannya, berikut 7 hidangan khas Imlek.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Panjangnya dan persiapannya yang tidak terputus juga merupakan simbol dari kehidupan pemakan.
Ini adalah makanan keberuntungan yang dimakan pada Hari Tahun Baru Cina di Cina Utara.
Mie ini lebih panjang dari mie normal dan tidak dipotong, baik digoreng dan disajikan di atas piring, atau direbus dan disajikan dalam mangkuk dengan kaldu mereka.
Baca juga: Jelang Perayaan Tahun Baru Imlek 2022 di Kendari, Pusat Perbelanjaan hingga Hotel Mulai Bersolek
6. Buah Keberuntungan (Kepenuhan dan Kekayaan)

Buah-buahan tertentu dimakan selama periode Tahun Baru Cina, seperti jeruk keprok dan jeruk, dan pomelo.
Buah tersebut dipilih karena mereka sangat bulat dan berwarna "emas", melambangkan kepenuhan dan kekayaan, tetapi lebih jelas untuk suara keberuntungan yang mereka bawa saat diucapkan.
Dengan memakannya, diyakini membawa keberuntungan dan rejeki karena pengucapannya, bahkan tulisannya.
Bahasa Cina untuk jeruk (dan jeruk keprok) adalah (chéng /chnng/), yang terdengar sama dengan bahasa Cina untuk 'sukses' (成).
Salah satu cara penulisan jeruk keprok (桔 jú /jyoo/) mengandung karakter Cina untuk keberuntungan (吉 jí /jee/).
Memakan pomelo dianggap membawa kemakmuran terus menerus.
Semakin banyak Anda makan, semakin banyak kekayaan yang akan dihasilkan, seperti kata pepatah tradisional.
Bahasa Cina untuk pomelo (柚 yòu /yo/) terdengar seperti 'memiliki' (有 yǒu), kecuali nadanya, dan persis seperti 'lagi' (又 yòu).
Baca juga: Hypermart Gelar Promo Imlek 2022 di Kendari dan Baubau, Diskon Buah dan Aksesoris hingga 50 Persen
7. Bola Nasi Manis (Kebersamaan Keluarga)

Bola nasi manis (汤圆 Tāngyuán /tung-ywen/) adalah makanan utama untuk Festival Lentera Tiongkok, namun, di Tiongkok selatan, orang memakannya selama Festival Musim Semi.
Pengucapan dan bentuk bulat tangyuan dikaitkan dengan reuni dan kebersamaan.
Itu sebabnya mereka disukai oleh orang Tionghoa saat perayaan Tahun Baru.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)