Seorang Polisi di Blitar Meninggal Dunia setelah Digigit Ular: Korban Sempat Potong Kepala Ular

Aipda Fathur Rohman, anggota kepolisian Polres Blitar, meninggal dunia setelah digigit ular hijau ekor merah saat bersihkan kandang di belakang rumah.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Polsek Srengat via Surya.co.id
Proses pemakaman Aipda Fathur Rohman di Tempat Pemakaman Umum Desa Wonorejo, Srengat, Kabupaten Blitar, Senin (29/11/2021). Meninggal dunia setelah digigit ular 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Nasib malang dialami oleh seorang aparat anggota kepolisian Blitar, Jawa Timur (Jatim) yang kehilangan nyawanya karena gigitan ular berbisa.

Dilansir TribunnewsSultra.com dari Surya.co.id, seorang polisi asal Desa Wonorejo, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, meninggal dunia lantaran digigit ular.

Aparat kepolisian tersebut yaitu Aipda Fathur Rohman, yang bertugas sebagai Kanit Samapta Polsek Garum Polres Blitar.

Dikabarkan bahwa Aipda Fathur sempat menjalani perawatan di RSUD Srengat dan RS Bhayangkara Kediri selama tiga hari, sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir.

"Korban meninggal di RS Bhayangkara Kediri pada Minggu (28/11/2021), pukul 22.00 WIB, dan dimakamkan hari ini di Desa Wonorejo, Srengat," ungkap Kapolsek Srengat Polres Blitar Kota, AKP Yusuf saat dikonfirmasi, Senin (29/11/2021).

AKP Yusuf menuturkan bahwa korban terkena gigitan ular pada Jumat (26/11/2021).

Ketika itu korban tengah membersihkan kandang yang ada dibelakang rumahnya di Desa Wonorejo, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jatim.

Baca juga: Siswi SMP Tak Sengaja Telan 2 Jarum Pentul, gara-gara Dijepit di Mulut saat akan Pakai Jilbab

Ular itu menggigit bagian pergelangan tangan Aipda Fathur.

"Tidak tahu dari mana asalnya, tiba-tiba korban digigit ular di bagian pergelangan tangan," papar AKP Yusuf.

Setelah kejadian itu, Aipda Fathur langsung dilarikan ke RSUD Srengat yang kemudian dirujuk ke RS Bhayangkara Kediri.

"Jenis ularnya diperkirakan ular luwuk. Ularnya kecil warna hijau kayak daun ekornya merah, tapi berbisa," jelas AKP Yusuf.

Terkait hal tersebut, AKP Yusuf juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih was-was ketika membersikan lingkungan rumah.

Ular luwuk umumnya muncul di kebun atau di pekarangan rumah ketika musim hujan.

"Kami minta warga lebih waspada saat membersihkan pekarangan rumah. Karena ular jenis itu banyak muncul saat musim hujan," imbau AKP Yusuf.

Baca juga: Mimpi Dipatok Ular, Artinya Bisa Kabar Bahagia atau Musibah, Begini Penjelasannya

Ular Sempat Ditebas Dengan Golok

Dilansir TribunnewsSultra.com dari Kompas.com, Kepala Desa Wonorejo, Wahib Mukromin menerangkan bahwa saat menemukan ular hijau ekor merah, Jumat (26/11/2021) itu korban sempat menebas ular dengan goloknya.

Sebenarnya kepala ular tersebut telah terputus, tetapi justru mengarah ke lengan hingga menggigit korban.

"Ular itu dibacok hingga putus kemudian kepalanya langsung loncat dan menggigit lengan almarhum," jelas Wahib, Senin (29/11/2021).

Wahib menuturkan juga bahwa ular hijau ekor merah yang kerap disebut ular luwuk itu dikenal berbisa dan agresif.

Mengenal Bisa Ular Hijau Ekor Merah

Ilustrasi ular hijau ekor merah atau Trimeresurus insularis.
Ilustrasi ular hijau ekor merah atau Trimeresurus insularis. (TribunSolo.com/Adi Surya Samodra)

Dikutip TribunnewsSultra.com dari Tribunnews.com yang melansir dlhk.jogjaprov.go.id, nama latin ular hijau ekor merah adalah Trimeresurus albolabris.

Baca juga: Istri Histeris Saksikan Suami Tewas Tertimbun Pasir, Korban Kerja Menambang saat Hujan

Ular itu juga disebut viper hijau yang mana termasuk jenis ular berbisa yang berbahaya.

Trimeresurus albolabris mempunyai nama lokal yakni:

- Ular bangkai laut, oray bungka, oray majapait (Sunda);

- Ula bangka laut, ula gadung luwuk (Jawa),

- Ulah sanggit (Lombok),

- Sawa tarihu (Bima Dompu) dan lain-lain.

Sedangkan dalam bahasa Inggris, ular hijau ekor merah disebut dengan nama white lipped tree viper atau white lipped pit viper, lantaran bibirnya berwarna keputih-putihan.

Baca juga: Mengira Digigit Kalajengking saat Tidur, Bocah SD Ternyata Dipatuk Ular Kobra, Akhirnya Tewas

Terkadang disebut juga dengan bamboo pit viper, sebab ular tersebut biasa berada di rumpun bambu.

Adapun ciri-ciri ular yaitu umumnya tak terlalu besar, agak gemuk pendek, dan tak begitu lincah.

Kepala ular menjendol besar, seperti seekor kodok yang tertancap di atas leher yang mengecil.

Terdapat lesung pipit (loreal pit) yang besar dan menyolok pada bagian belakang lubang hidung di depan mata.

Memiliki sepasang taring besar dan panjang yang dapat dilipat dan ada di bagian depan rahang atas, tertutupi selaput lendir mulut.

Panjang ular jantan sekitar 60 cm, sedangkan untuk ular betina lebih panjang yakni sekitar 80 cm.

Ekornya pendek kecil dan panjangnya sekitar 10-13 cm, namun dapat kuat memegang ranting.

Baca juga: Murid SD di Pakue Kolaka Utara Digigit Anjing Gila Saat Hendak Belanja, Bagian Lengan Luka-luka

Ular hijau ekor merah termasuk hewan nokturnal yang aktif di malam hari, tetapi tak terlalu lincah.

Walaupun begitu, ular tersebut juga bisa bergerak dengan cepat dan gesit, jika sedang terancam.

Ular hijau ekor merah merupakan ular yang agresif dan mudah mengigit.

Disebutkan bawah ular ini bahkan menjadi penyumbang kasus gigitan ular terbanyak.

Berdasarkan penelitian, 50% kasus gigitan ular di Indonesia, disebabkan oleh ular hijau buntut merah.

Serta sekitar 2,4% gigitan ular tersebut dapat berakibat fatal.

Seperti umumnya viper, ular tersebut mempunyai bisa yang berbahaya.

Baca juga: Kenali 3 Tanda-tanda Ular Masuk Rumah, Begini Cara Menagkal dan Menangani si Reptil

Bisa dimasukkan ke tubuh korban melalui sepasang taring besar melengkung yang beralur di tengahnya.

Walaupun begitu tak semua gigitan ular disertai dengan keluarnya bisa.

Gigitan kering yang tak disertai bisa, umumnya tak berbahaya, hanya gigitan peringatan tehadap pengganggu.

Bisa ular hijau ekor merah bersifat hemotoksin yang dapat merusak system peredaran darah.

Gigitan ular tersebut pada manusia dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat dan rusaknya jaringan kulit di sekitar luka.

Jaringan akan membengkak dan sebagian berwarna merah gelap.

Hal itu menandai telah terjadi pendarahan di bawah kulit di sekitar luka.

Baca juga: 3 Ekor Ular Piton Ditemukan di Tempat Berbeda, Warga Kendari Diminta Waspada

Lalu disusul rasa kaku dan nyeri yang perlahan menyebar ke seluruh anggota tubuh yang tergigit.

Rasa nyeri terjadi terutama di persendian antara bagian yang terluka dengan jantung.

Jika tak cepat ditangani, dapat berakibat fatal.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar) (Surya.co.id) (Kompas.com) (Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul "Sempat Dirawat 3 Hari di Rumah Sakit, Seorang Polisi di Blitar Meninggal Dunia Digigit Ular", di Kompas.com dengan judul "Kronologi Aipda Fathurrahman Tewas Digigit Ular, Sempat Menebas Pakai Golok", dan di Tribunnews.com dengan judul "Mengenal Ular Hijau Ekor Merah yang Menyebabkan Seorang Polisi di Blitar Meninggal Dunia"

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved