Niatnya Latihan Bela Diri, Pelajar Malah Ditendang Bagian Dada hingga Tewas
Kejadian nahas dialami seorang pelajar bernama Delfensius Wongga (18) di Sikka, NTT saat latihan silat dengan PSHT.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Kejadian nahas dialami seorang pelajar bernama Delfensius Wongga (18).
Ia berasal dari Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT.
Wongga tewas setelah ditendang di bagian dada, Kamis (20/5/2021) sekira pukul 19.30 Wita.
Baca juga: Remaja Tewas setelah Latihan Silat, Ternyata Dipukul Pakai Rotan di Dada dan Punggung
Pelakunya Oktovianus Sami, warga Kelurahan Wairotang, Kecamatan Alok Timur.
Peristiwa itu berawal dari latihan bela diri di sebuah organisasi PSHT (Persaudaraan Setia Hati Teratai).
Wongga dianiaya hingga meninggal dunia di Urung Pigang, Kelurahan Wailiti, Kecamatan Alok Barat.
Pelakunya, Oktovianus Sami langsung mengamankan diri di Polsek Alok lalu diantar ke Polres Sikka.
Baca juga: Bentrok Kelompok Perguruan Silat Vs Satpam, Berawal dari Ditegur saat Pesta Miras Lalu Tantang Duel
Tewasnya Wongga kini telah ditangani aparat Polres Sikka dengan mengamankan pelaku dan memeriksa saksi.
Berikut kronologi lengkap meninggalnya Delfensius Wongga berdasarkan data yang diperoleh POS-KUPANG.COM.
Awalnya, korban bersama 2 orang rekan lainnya datang ke tempat latihan organisasi PSHT (Persaudaraan Setia Hati Teratai).
Mereka lalu duduk berkumpul di halaman rumah Lopes di Urun Pigang, Kelurahan Wailiti.
Kemudian datang pelaku dan bertanya kepada mereka tentang tugas kemasyarakatan yang diberikannya.
Setelah itu korban dan rekannya menjawab sudah dilaksanakan dengan mengajak saudara yang ke luar untuk masuk kembali mengikuti latihan.
Baca juga: Ibu Hamil Dibunuh oleh Pemuda Tukang Cukur yang Ingin Maling Motor, Keluarga Korban Sedang Salat Id
Kemudian pelaku menyuruh korban dan rekan-rekannya berdiri dengan memasang kuda-kuda tengah lalu pelaku menendang korban di bagian dada.
Tendangan itu membuat korban jatuh dan tidak sadarkan diri di lokasi kejadian.
Kemudian pelaku menelepon keluarga korban dan bersama-sama membawa ke RSUD Maumere agar mendapat perawatan.
Pelaku pun langsung mendatangi Polsek Alok guna mengamankan diri lalu dibawa ke Polres Sikka.
Baca juga: Fakta Aliran Sesat di Cianjur: Tak Wajib Salat dan Puasa, Jarang Pakai Baju, Rambut Warna Merah
Atas kejadian itu, pihak Polsek Alok dan Polres Sikka langsung terjun ke TKP dan mencatat nama para saksi serta membuat laporan polisi atas kasus itu.
Kapolres Sikka, AKBP Sajimin saat dikonfirmasi POS-KUPANG.COM membenarkan adanya kejadian tersebut, Jumat (21/5/2021) siang.
"Kasusnya sudah ditangani dan kita akan proses secara hukum pelakunya. Pelaku sudah kita amankan dan sedang menjalani pemeriksaan," kata Kapolres Sajimin.
Penganiayaan di Perguruan Silat di Klaten
Seorang pesilat remaja tewas setelah berlatih.
Penyebab kematian pelajar asal Klaten, Jawa Tengah, itu kini terungkap.
Korban diduga tewas arena dipukul pakai rotan.
Remaja tersebut dipukul di bagian dada dan punggung.
Baca juga: Ritual Berbaring demi Bisa Balikan dengan Pacar, Gadis Ini Malah Dirudapaksa Dukun Gadungan
"Kami amankan tongkat rotan yang digunakan instruktur silat untuk memukuli peserta ketika latihan," ungkap Kasat Reskrim Polres Klaten, AKP Andriyansyah Rihats Hasibuan saat ditemui TribunSolo.com di Kecamatan Pedan, Rabu (7/4/2021).
Andriyansyah mengatakan juga mengamankan barang bukti lainnya seperti pakaian korban, hasil koordinasi dengan tim forensik, dan kendaraan bermotor
"Semua barang tersebut kami amankan dan kami jadikan BB," kata Adriyansyah.
Kemudian ia menjelaskan dari hasil pemeriksaan polisi, pada saat latihan ada beberapa kontak fisik terhadap korban.
Baca juga: Jenazah Ditemukan Membusuk Dikerubuti Lalat di Kuburan Cina, Ditemukan Petugas Kebersihan
Dia mengatakan korban menerima kontak fisik pada bagian dada, dan punggung korban.
"Pada saat kontak fisik mereka menggunakan rotan," tutur Andriyansyah.
Kemudian ia mengatakan seluruh tersangka akan dijerat Pasal 80 ayat 2 dan 3 UU 35/2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman selama 15 tahun penjara.
Lantaran ancamannya seperti itu, tiga tersangka dewasa langsung ditahan.
Sedangkan untuk 3 tersangka yang masih dibawah tidak dilakukan penahanan.
"Kami akan agendakan tahapan rekontruksi bersama-sama tim jaksa penuntut umum (JPU)," paparnya.
Sering Mengeluh Nyeri
Keluarga MRS, remaja yang tewas dalam sebuah latihan silat di Palar, Klaten, 4 April 2021 lalu menceritakan perubahan yang dialami MRS setelah ikut latihan silat
Baca juga: Pak Kepsek Nekat Cabuli Siswi SMK, Status Sudah Tersangka tapi Tak Mau Ngaku Salah
Dona Hendrawan (27) Kakak Ipar korban mengaku, MRS sempat mengeluh sakit usai latihan.
Padahal, sebelum ikut silat, adik iparnya itu dalam kondisi segar bugar.
Dona Hendrawan (27) kakak ipar korban mengatakan korban sempat mengeluh sakit nyeri di bagian dadanya usai latihan beberapa hari yang lalu.
"Beberapa hari yang lalu korban pernah mengeluh ke istri saya, habis latihan, korban rasakan nyeri di dada," lanjut Dona, Rabu, (7/4/2021).
Dona mengatakan korban sudah mengikuti silat ini selama 6 bulan lalu.
Dia mengaku semasa korban masih hidup, korban dalam kondisi tidak sakit.
Tapi, tiba-tiba malah meninggal dunia selepas ikut latihan silat.
"Korban mulai masuk perguruan silat sudah 6 bulan lalu, akhir-akhir ini korban tidak mengidap penyakit sebelum meninggal,"ucap Dona.
Selain itu, dia meminta polisi mengusut tuntas kasus yang dialami adik iparnya hanya meminta keadilan semata.
"Kami melanjutkan kasus ini dan meminta polisi mengusut tuntas kasus yang menimpa adik saya, kami hanya ingin mencari keadilan," ucap Dona kepada TribunSolo.com, Selasa (6/4/2021).
Lanjut, Dona juga mengatakan tujuan melanjutkan kasus tersebut bukan karena mencari kemenangan semata.
Dia mengatakan meminta polisi lanjutkan kasus tersebut dan memprosesnya agar menjadi pembelajaran juga bagi organisasi silat lainnya.
"Kami hanya ingin semua organisasi bela diri untuk berubah lebih baik, karena banyak yang korban akibat pola organisasi yang kurang baik," harapnya.
Ika Terpukul, Tak Menyangka Adik Kesayangannya Meninggal di Arena Latihan Perguruan Silat
Sebelumnya diberitakan,Jenazah MRS (15) tiba di Makam Kulon Klege, Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Minggu (4/4/2021) sekira pukul 18.00 WIB.
Keluarga pun tak dapat menahan tangis saat mobil pembawa jenazah MRS, pesilat yang tewas saat latihan dikeluarkan dari mobil.
Kedatangan mobil tersebut disambut keluarga dan kerabat mendiang.
Peti jenazah langsung dibawa ke liang lahat.
Pantauan Tribunsolo.com, isak tangis keluarga tidak bisa terbendung saat jenazah MRS mulai dikebumikan.
Tak terkecuali, kakak almarhum, Ika Nesti.
Rasa kehilangan yang mendalam tidak bisa ditutupi Ika.
"Adikku, ingin lihat adikku," suara Ika terdengar saat berjalan mendekat ke pemakaman adiknya.
Saat pemakaman adiknya selesai, Ika dan keluarga terlihat berdoa di samping makam.
Tak lupa Ika juga mendatangi kuburan kerabatnya.
Kakak Histeris
Ika Nesti, seorang remaja putri di Srebegan, Ceper, Klaten, menangis histeris, Minggu (4/4/2021) pagi.
Ia tak menyangka, melihat adik kesayangannya, MRS (15) sudah dalam kondisi tak bernyawa.
Adiknya pulang latihan silat sudah tinggal jenazah.
Yang memilukan, Ika tinggal sendirian di rumah itu bersama adiknya.
Ayah mereka bekerja di Kalimantan.
Sementara sang ibu telah tiada.
Ika pun terpukul, tak bisa menerima kenyataan bila adik kesayangannya itu melepas nyawa di arena latihan perguruan silat.
Keluarga dan tetangga juga menyesalkan kelompok perguruan silat yang diikuti oleh MRS.
Orang dari perguruan silat tidak ada yang memberitahukan kronologi meninggalnya MRS.
Tiba-tiba, MRS diantar ke rumah oleh pihak rumah sakit sudah dalam kondisi tak bernyawa.
Saat ini keluarga juga sedang melakukan autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara, Polda DIY, Minggu (4/4/2021).
Tetangga korban, Arif mengatakan, keluarganya mendapatkan kabar saat jenazah tiba di rumah duka.
Dia mengatakan, MRS sendiri masih duduk di bangku kelas 3 MTs Negeri Srebengan, Ceper, Klaten.
Selama ini, korban dikenal sebagai anak yang pendiam dan rajin membantu keluarga dan tetangga.
"Dia itu baik banget tidak neko-neko, kalau dimintai tolong langsung mau," ungkap Arif, Minggu (4/4/2021).
Momen terakhir Arif bertemu MRS yakni pada Sabtu (3/4/2021) sore.
Biasanya MRS berangkat latihan pukul 20.00 WIB dan pulang saat hampir subuh.
MRS ikut latihan silat di lapangan Palar, Desa Palar, Kecamatan Trucuk, Klaten, pada Sabtu (3/4/2021).
Keluarga Korban, Ayu Cahyadi mengatakan, keluarga sebelumnya tidak diberikan kabar meninggalnya MRS ini.
Pukul 07.00 WIB jenazah tiba-tiba datang dari rumah sakit.
"Tiba-tiba dikabari meninggal," ungkap Ayu saat dikonfirmasi TribunSolo.com pada Minggu (4/3/2021) siang.
Saat ini jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Jogja atas permintaan kakak korban.
Sebelumnya, keluarga sudah melarang agar MRS tidak ikut latihan silat tersebut.
"Dulu awal latihan MRS sempat dicegah ayahnya agar tak ikut latihan," kata dia.
Namun, MRS bersikeras untuk ikut latihan tersebut, akhirnya sang ayah mengizinkan.
"MRS sudah satu tahun ikut anggota perguruan silat," paparnya.
(Pos-Kupang.com/Aris Ninu) (TribunSolo.com)
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul KRONOLOGI Pelajar SMK di Sikka - NTT Tewas Usai Ditendang di Dada, Berawal dari Latihan Bela Diri dan di Tribunsolo.com dengan judul Terungkap! Penyebab Pesilat Remaja di Klaten Tewas Saat Latihan, Dipukuli Pakai Rotan