Ramadan 2021

Inilah Hukum Utang Puasa Ramadan untuk Orang yang Sakit Parah, Dilihat dari Harapan Sembuh

Apakah orang yang sakit parah boleh tidak puasa Ramadhan? Bagaimana cara membayar utangnya? Inilah penjelasan dari ustaz ahli fikih.

Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
Freepik/ Harryarts
Ramadan 2021. Apakah orang yang sakit parah boleh tidak puasa Ramadhan? Bagaimana cara membayar utangnya? Inilah penjelasan dari ustaz ahli fikih. 

Pendapat dari berbagai ulama muncul dalam perkara ini.

Di antaranya berpendapat jika yang dimasukkan secara sengaja ke dalam tubuh adalah makanan atau minuman, maka puasa batal.

Namun jika yang dimasukkan secara sengaja bukan berupa makanan dan minuman, semisal batu, maka dianggap bukan makanan.

Ar Roًmaani dalam Al Mishbahul Munir berkata, “Makan hakikatnya adalah memasukkan makanan setelah dikunyah. Jika yang dimasukkan adalah batu, maka itu sebenarnya tidak disebut makan.”

Kemudian disebutkan pula bahwa infus atau injeksi medis ke dalam tubuh juga termasuk makanan, sehingga puasa tidak sah.

Bahkan merokok juga termasuk dalam kategori minum lantaran secara bahasa adalah syarbud dukhon atau minum asap.

Baca juga: Puasa Ramadan Sekaligus Diet, Inilah Daftar 7 Buah untuk Sahur Mulai dari Pisang hingga Plum

- Muntah dengan sengaja

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang muntah menguasainya (muntah tidak sengaja) sedangkan dia dalam keadaan puasa, maka tidak ada qadha’ baginya. Namun apabila dia muntah (dengan sengaja), maka wajib baginya membayar qadha’.”

Muntah yang tidak batal adalah ketika memang gejolak tubuh memaksa kita untuk muntah.

Puasa tidak batal selama tidak ada muntahan yang kembali tertelan dengan sengaja.

- Haid dan nifas

Syaikh Musthofa Al Bugho berkata, “Jika seorang wanita mendapati haid dan nifas, puasanya tidak sah. Jika ia mendapati haid atau nifas di satu waktu dari siang, puasanya batal. Dan ia wajib mengqadha’ puasa pada hari tersebut.”

Wanita yang mengalami haid atau nifas di tengah puasa, maka puasanya batal dan wajib menggantinya setelah Ramadan.

- Bersetubuh dengan sengaja

Bagaimana pun wujud bersetubuh, meski tidak keluar air mani, maka hukumnya membatalkan puasa jika dilakukan dengan sengaja.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved