Jalan Rusak di Sulawesi Tenggara

Respon Komisi III DPRD Sultra Soal Jalan Rusak di Konawe Selatan: Jangan Salahkan Gubernur Ali Mazi

Suwandi juga melarang publik membandingkan perbaikan jalan rusak di Konawe Selatan dengan proyek mercusuar Jalan Wisata Kendari-Toronipa.

Penulis: Risno Mawandili | Editor: Fadli Aksar
Fadli Aksar/TribunnewsSultra.com
PROTES - Pohon pisang ditanam warga Desa Lalonggasu, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, sebagai bentuk protes karena ruas jalan mengalami kerusakan parah namun tak kunjung diperbaiki. 

Tambal Sulam saat Presiden Datang

Warga Desa Watumerembe, Kecamatan Palangga, Supri (45) mengatakan, jalan rusak sempat diperbaiki saat Pemerintah Pusat dari Jakarta datang ke Konawe Selatan.

Bahkan, sebelum kedatangan Presiden Joko Widodo untuk meresmikan pabrik gula di Kabupaten Bombana, 22 Oktober 2020 lalu, jalan sempat ditimbun.

Pemerintah setempat menimbun lubang jalan itu menggunakan material tanah, bukan aspal.

"Tapi ternyata Jokowi naik helikopter, tidak jadi lewat sini," katanya, Rabu (7/4/2021).

JALAN RUSAK -
JALAN RUSAK - Warga Desa Watumerembe, Kecamatan Palangga, Konawe Selatan menanam pohon pisang di tengah jalan sebagai bentuk kekecewaan terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi tenggara (Sultra) yang tidak kunjung memperbaiki jalan tersebut (Fadli Aksar/TribunnewsSultra.com)

Tanah timbunan penutup lubang itu hanya bertahan beberapa hari, apalagi saat hujan mengguyur Konawe Selatan dan sekitarnya, jalan kambali rusak.

Supri menyebut, di jalan tersebut sering terjadi kecelakaan tunggal, baik dialami pengendara dari daerah lain, maupun warga setempat sendiri.

Para warga akhirnya bersepakat menanam puluhan pohon pisang sebagai bentuk protes mereka kepada pemerintah.

"Kalau perlu sampai pohon pisang ini berbuah, kami tidak akan cabut selama belum diaspal," katanya.

Rp300 Juta Perbaikan Jalan

Kepala Dinas (Kadis) Sumber Daya Air (SDA) dan Bina Marga, Abdul Rahim mengakui masih banyak jalan rusak di beberapa wilayah di Sulawesi Tenggara (Sultra).

Menurutnya, semua jalan rusak yang ada di Sultra menjadi prioritas dari Dinas SDA dan Bina Marga.

Namun, pihaknya belum bisa melakukan perbaikan beberapa jalan karena keterbatasan anggaran yang dikelola Dinas SDA dan Bina Marga.

"Untuk anggaran perbaikan dan perawatan rutin jalan itu sangat minim, kami hanya diberikan Rp200-300 juta saja," katanya, Rabu (7/4/2021).

Dengan anggaran sebesar itu, harus bisa dipahami bahwa tidak semua jalan rusak bisa jangkau dinas Bina Marga untuk dilakukan perbaikan.

Tahun ini pihaknya sudah menganggarkan untuk perbaikan jalan di beberapa kabupaten yakni Konawe Selatan (Konsel), Buton Utara (Butur) dan Kabupaten Muna.(*)

(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved