Berita Kendari Terkini
Kecelakaan Perairan Meningkat, Basarnas Kendari Latih 50 Potensi SAR Agar Tanggap Bencana
Sebanyak 50 peserta berasal dari unsur TNI,Polri,instansi pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan serta mahasiswa mengikuti pelatihan tersebut.
Penulis: Muhammad Israjab | Editor: Laode Ari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Kendari memberikan pelatihan pertolongan di permukaan air bagi potensi SAR di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Potensi SAR yang dimaksud yakni sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang akan digunakan untuk menunjang operasi-operasi SAR di wilatah tertentu.
Sebanyak 50 peserta berasal dari unsur TNI, Polri, instansi pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan serta mahasiswa mengikuti pelatihan tersebut.
Kegiatan ini akan berlangsung dari tanggal 15-18 maret 2021 dimana pembukaan dilaksanakan di Swissbel Hotel Kendari dan pelaksanaan pelatihan di Pantai Wisata Toronipa Kabupaten Konawe.
Baca juga: BPBD Petakan Daerah Rawan Banjir dan Longsor di Kendari, Mitigasi Bencana dengan Kerja Bakti
Baca juga: Seorang Kakek di Kolaka Dikabarkan Hilang di Hutan
Baca juga: Diduga Kerap Terendam, Tanah di Muna Ambles, Satu Konter HP Rusak, Etalase Pecah
Kepala Basarnas Kendari, Aris Sofingi mengatakan, bahwa meningkatnya bencana atau kecelakaan di perairan maka perlu pelatihan dan peningkatan keterampilan.
Terlebih tingkat bencana di Sulawesi Tenggara (Sultra) meningkat. Maka pelatihan ini sebagai peningkatan kewaspadaan.
"Potensi kecelakaan di permukaan perairan banyak terjadi. Sehingga penting ini dilakukan. Kemudian pesertanya berasal dari Polri-TNI, Basarnas dan komunitas," kata Aris Sofingi, saat pelatihan potensi SAR di hotel Jalan Edi Sabara, Kelurahan Lahundape, Kecamatan Kendari Barat, Senin (15/3/2021).
Selain itu, Aris menyebut angka kecelakaan perairan untuk wilayah Kota Kendari mencapai lebih dari 15 kejadian.
"Untuk di Kota Kendari menurut data kurang lebih 15 kejadian kecelakaan," ucapnya.
Basarnas Kendari mencatat bahwa angka kejadian kecelakaan di perairan masih mendominasi.
"Untuk di Sulawesi Tenggara, dari sekian banyak kejadian didominasi kecelakaan laut atau kecelakaan kapal. Sedangkan untuk daerahnya tertinggi ada di Kabupaten Wakatobi," kata Aris.
Sementara itu, Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir menyatakan bahwa potensi bencana yang sulit di deteksi mengakibatkan angka kecelakaan di perairan meningkatkan.
"Musibah tidak bisa di prediksi sehingga semua mungkin bisa mengalami. Maka penting adanya kegiatan melibatkan diluar Basarnas," katanya saat membuka acara.
Baca juga: Tim SAR Evakuasi Nelayan Tomia yang Terombang-ambing 16 Jam di Perairan Wakatobi, Korban Selamat
Baca juga: Nelayan Asal Buton Utara yang Hilang Selama 3 Hari Ditemukan Tak Bernyawa
Baca juga: Nelayan di Buton Utara Hilang Saat Melaut, Diduga Tersambar Petir, Dua Hari Pencarian Tak Ditemukan
Berikut beberapa operasi SAR dalam insiden di permukaan air yang terjadi di Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak Januari 2021.
Kecelakaan kapal di Buton
Sebelumnya, nelayan di Kabupaten Buton Utara (Butur) Sulawesi Tenggara (Sultra) hilang saat melaut, Jumat (12/3/2021).
La Ode Basri (38), warga Desa Lamoahi, Kabupaten Buton, hilang di perairan Wakatobi.
Kepala Kantor SAR Kendari Aris Sofingi mengatakan, awalnya pihaknya menerima informasi mengenai informasi kecelakaan, korban melaut menggunakan longboat.
Seorang saksi mata yang tak jauh dari lokasi korban mengaku secara tiba-tiba jatuh dari perahunya yang tengah berlayar.
Saksi mata menyasikan hal itu dari kejauhan, etika berada dititik kordinat 56,45 mil laut di perairan Wakatobi.
“Korban tersambar petir dan terjatuh dari longboat,” jelas Aris.
Kecelakaan kapal di Kolaka
Agus (40) dan Yusran (22) warga Desa Lawulo, Kecamatan Samaturu, Kabupaten Kolaka, ditemukan selamat.
Keduanya sempat dinyatakan hilang karena tidak kembali dari mencari ikan di perairan Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), Minggu (28/2/2021).
Kepala Kantor SAR Kendari Aris Sofingi menjelaskan, kapal korban sempat mengalami mati mesin karena dihantam ombak, pukul 07.00 WITA.
Saat itu korban berada sekira 6 nauctical mil atau 10 kilometer arah barat daya perairan Kolaka.
Kapal yang ditumpangi pun kemasukan air.
Setelah mendapatkan informasi, Tim penyelamat langsung melakukan pencarian.
"Awalnya kami menemukan kapal dalam keadaan kosong terombang-ambing," kata Aris Sofingi, Senin (1/3/2021).
Pihaknya pun menyisir kawasan perairan, namun korban tak kunjung ditemukan.
Tim SAR mendapat laporan dari warga, ternyata korban sudah ditemukan selamat dan dievakuasi menuju kediamannya
Aris Sofingi mengatakan, karena korban telah ditemukan, maka operasi pencarian ditutup.
"Operasi SAR terhadap satu buah longboat yang mengalami mati mesin di sekitar perairan kolaka dinyatakan selesai dan ditutup," kata Aris.
Mati Mesin di Kaledupa
Kapal seorang nelayan yang dilaporkan mengalami mati mesin di perairan utara Pulau Kaledupa Kabupaten Wakatobi akhirnya ditemukan oleh Tim SAR.
Pemilik kapal longboat itu, nelayan La Duhu (40) warga Pulau Runduma, Kecamatan Tomia, Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara, juga ditemukan selamat.
Tim SAR kemudian mengevakuasi korban beserta kapal tersebut.
Kepala Kantor SAR Kendari, Aris Sofingi mengungkapkan, kapal longboat milik La Duhu ditemukan sekira pukul 22.20 wita. (*)
Laporan wartawan TribunnewsSultra.com/Muhammad Israjab