Penyitas Covid-19 dan Gangguan Pernapasan Butuh Oksigen Darah yang Normal, Begini Cara Mengeceknya
Aliran okigen yang normal pada darah sangat penting, terutama bagi penderita gangguan pernapasan, bahkan pada penyitas Covid-19.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI – Aliran okigen yang normal pada darah sangat penting, terutama bagi penderita gangguan pernapasan, bahkan pada penyitas Covid-19.
Pada umumnya penyitas Covid-19 dan gangguan penapasan menderita Penyakit Paru Obustruktif Kronis (PPOK), asma, pneumonia, kanker paru-paru, anemia, gagal jantung, serangan jantung.
Baca juga: Jantung Berdebar Hingga Merasa Lelah, Kenali Tanda Lainnya Saat Kebanyakan Minum Kopi
Baca juga: Sudah Divaksin Tapi Harus Disiplin Prokes Covid-19, Sampai Kapan?
Baca juga: Biar Istri Lebih Puas Diranjang, Berikut 7 Cara Jitu Bikin Wanita Gampang Orgasme
Penyakit jenis ini cukup berbahaya. Jika tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan kematian, penyitas sering kali kesulitan dalam bernapas lantara sirkulasi udara tak normal.
Hal itu acap kali disebabkan oleh sirkulasi oksigen tak normal pembuluh darah. situasi ini dikenal dengan istilan saturasi oksigen.
Apa itu saturasi oksigen, mengapa bisa terganggu, dan bagaimana mengecek kadar normalnya? berikut penjelasan rincinya.
Saturasi Oksigen
Dituliskan kompas.com sebagaimana dilansir dari News-Medical, saturasi oksigen adalah tingkat persentase oksigen dalam hemoglobin di dalam pembuluh darah.
Hemoglobin merupakan bagian kecil yang penting ddalam jaringan pembuluh darah. Bertugas mengikat oksigen dan mengedarkannya ke organ, jaringan, dan sel tubuh.
Setiap sel darah merah di dalam tubuh kita umumnya mengandung sekitar 270 juta hemoglobin.
Lalu apa hubungan hemoglobin dan saturasi oksigegen?
Sedikit-banyak dan lancar-tidaknya proses pertukaran oksigen pada paru-paru (saturasi oksigen) dipengaruhi oleh konsentrasi hemoglobin di dalam sel darah merah.
Konsentrasi hemoglobin sendiri bisa terganngu karena beberapa penyakit. Sehingga mengurangi kemampuan hemoglobin dalam mengikat oksigen. Pada akhirnya mempengaruhi saturasi oksigen.
Penyakit tersebut antara lain, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), emfisema, bronkitis kronis Asma Penyakit pneumonia dan pneumotoraks Anemia Penyakit jantung Emboli paru Cacat jantung bawaan, serta penyitas Covid-19.
Bagaimana mengetahui saturasi oksigen normal?
Paling siring ada du cara mengukur saturasi oksigen. Menggunakan tes analisis gas darah dan menggunakan alat pulse oximeter.
Tes analisis gas
Pemeriksaan ini akurat melihat besarnya kadar oksigen dan karbondioksida pada pembuluh darah arteri. Tes ini juga bisa menakar kadar keasaman darah.
Bahkan dapat melihat seberapa efektif kinerja paru-paru dalam membawa oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Cara mengecek saturasi oksigen menggunakan tes analisis gas pada pembulu darah cukup mudah dilakukan. Pasien terlebih dahulu mengambil sedikit sampel dari pembuluh darah arteri di pergelangan tangan.
Setelah pengambilan darah, sampel darah dianalisis di mesin khusus. Tes ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit. Hasil tes analisis gas darah diukur dalam satuan milimeter merkuri (mmHg).
Pulse oximeter
Sementara pemeriksaan saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter bahkan lebih praktis lagi.
Pengguna tinggal memasang alat di jari atau daun telinga.
Pulse oximeter dapat mengukur saturasi oksigen melalui panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari aliran darah.
Kesimpulan
Penyimpulan saturasi oksigen normal atau di bawah normal tergantung metode pemeriksaannya.
Saturasi oksigen normal dari tes analisis gas dapat dikatakan normak ketika pemeriksaan menunjukan 80 mmHg.
Sementara menyimpulkan saturasi oksigen normal mengunaka pulse oximeter angkanya sedikit berbeda. Saturasi oksigen dengan pemeriksaan ini dikatakan normal ketika hasil pemeriksaan menunjukan 95-100 persen.
Dengan kata lain, ketika pemeriksaan satu rasi oksigen dibawa angka dua metode itu, maka sikulasi oksigen dalam darah sedang tidak normal. (*)
(ARTIKEL INI TELAH TAYANG DI KOMPAS.COM BERJUDUL "Kenali Apa Itu Saturasi Oksigen, Cara Cek, dan Kadar Normalnya”)