Kisah ART Pariyem Kerja Dipukul Majikan Tiap Hari, Gaji Rp 300.000 per Bulan Lama Tak Dibayar

ART di Probolinggo, Jawa Timur, itu kini berada di rumah anak tirinya di Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.

Editor: Ifa Nabila
KOMPAS.com/Ahmad Faisol
Asisten rumah tangga (ART) bernama Pariyem bersama putrinya yang berusia 12 tahun. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Kisah asisten rumah tangga (ART) bernama Pariyem menyita perhatian publik.

Pariyem mendapatkan perlakuan tidak layak dari majikannya, mulai dari dianiaya hingga gaji tak dibayar.

ART di Probolinggo, Jawa Timur, itu kini berada di rumah anak tirinya di Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.

Pariyem mengaku sering mendapatkan perlakuan kasar dari majikan, khususnya majikan perempuan.

Baca juga: ART Jadi Korban KDRT, Gaji Tak Dibayar hingga Lompat dari Lantai 2 demi Kais Sampah Cari Sisa Makan

“Dulu saya sering dapat perlakukan kasar. Dulu sering dipukul, tiap hari dipukul. Dipukul pakai sandal, kadang pakai sepatu. Dipukul seadanya sudah (pakai alat yang ada waktu itu). Bagian kepala yang sering dipukul,” kata Pariyem, Rabu (17/2/2021).

Dia biasanya dipukul majikannya ketika ada pekerjaan rumah tangga yang dinilai tidak cocok oleh majikannya.

Misalnya, saat ngepel lantai. Jika tidak cocok, Pariyem dipukuli majikannya.

Ditanya kenapa harus melompat dari lantai dua rumahnya, Pariyem mengaku terpaksa karena kelaparan.

Ketika melompat dan mengais makanan di tong sampah, warga kemudian mengikuti dan mengetahui kondisi Pariyem selama di rumah majikannya.

Baca juga: Tak Hanya Dianiaya, Gaji ART Ini Tak Dibayar hingga Lompat dari Lantai 2 demi Kais Sampah Cari Makan

“Saya terpaksa (melompat ke luar), takut enggak dikasih makan keesokan harinya. Sengaja tidak lewat pintu, karena pintu dikunci. Ada anaknya yang jaga. Saya tak berani keluar. Saya keluar karena lapar. Kalau tidak minta, saya tidak dikasih makan. Sering tidak dikasih makan. Saya memang tidak mau minta makan sudah,” kata Pariyem.

Selama bekerja sekitar delapan tahun, Pariyem mengaku tidak menerima gaji.

Dia juga tidak tahu berapa gaji yang mestinya diterima tiap bulan.

“Kemarin dikasih (gaji), sekitar Rp 12 jutaan. Saya baru tahu, bilangnya digaji Rp 300.000 per bulan. Baru tahu (digaji Rp 300.000/bulan). Memang enggak ada perjanjian dulu (waktu awal kerja),” imbuh Pariyem.

Sedangkan Candra, anak tiri Pariyem, mengaku sudah lama mencari keberadaan ibu tirinya itu.

Baca juga: Pengemis Cabuli Bocah 7 Tahun, Korban Sedang Hujan-hujanan Diajak Masuk Rumah: Didoakan Cantik

Usai dipergoki warga mengais makanan di tong sampah setelah melompat dari rumah lantai dua, Candra membawa Pariyem ke rumahnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved