Kisah Seorang Polisi di Kendari: Didik 65 Anak Jalanan, Sisihkan Gaji Rp2 Juta Perbulan
Polisi berpangkat Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) itu mendidik 65 anak putus sekolah dan anak jalanan sejak 2016 lalu.
Penulis: Fadli Aksar | Editor: Fadli Aksar
Mereka dipinjami rumah panggung seorang RT La Ode Hasilin untuk tempat belajar.
Tapi awalnya sejumlah anak tidak mau datang ke rumah belajar, sehingga Madukala terpaksa menjemput.
"Mereka takut kalau lihat saya pakai baju polisi, seakan-akan ada yang mau ditangkap. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah tidak takut," jelasnya.
Hingga 2021, tercatat sebanyak 65 orang anak menjadi didikan Madukala, rata-rata usianya 5 sampai 15 tahun.
Dia tidak pernah mengharap imbalan dari kerja sosialnya itu.
"Saya prinsipnya gratis di sini. Sekarang bukan dipanggil polisi, tapi pak guru," jelasnya.
Sisihkan Gaji Rp2 Juta Per Bulan
Tidak hanya merelakan waktunya, Madukala juga merelakan gajinya untuk dibagi dengan 65 anak didiknya itu.
Setiap bulan, Madukala menyisihkan Rp2 juta dari total Rp4,3 juta hasil keringatnya di institusi kepolisian.
Hal itu dilakukan sejak 2016 lalu hingga sekarang.
Uang itu digunakan untuk membeli buku bacaan, alat tulis pulpen, spidol dan fasilitas belajar.
"Papan tulis kita ganti 6 bulan sekali, kami benahi rak buku sedikit-sedikit," jelasnya.
Ratusan buku pelajaran dan buku tulis dibeli dari uang tersebut.
Namun, buku dan sejumlah fasilitas belajar sering hancur saat banjir menerjang Kelurahan Bonggoeya.
Pada 2016, ada satu karung sekira 100 buku rusak karena terendam air.