Berita Sulawesi Tenggara

Penerima Manfaat Program GENTING Sulawesi Tenggara Capai 15 Ribu Keluarga, Cara Jadi Orangtua Asuh

Jumlah penerima manfaat program GENTING mencapai 15 ribu atau sekira 15.769 keluarga risiko stunting di Sulawesi Tenggara (Sultra).

Istimewa
KEPALA BKKBN SULTRA - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara, Asmar mengatakan jumlah penerima manfaat program GENTING mencapai 15 ribu atau sekira 15.769 keluarga risiko stunting di Sultra. (Istimewa) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Jumlah penerima manfaat program GENTING mencapai 15 ribu atau sekira 15.769 keluarga risiko stunting di Sulawesi Tenggara (Sultra).

Seperti dikatakan oleh Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sultra, Asmar.

"Angka ini adalah target kita di Sultra 15.769 keluarga, tetapi untuk realisasinya kita sudah mencapai 107,4 persen," katanya melalui telepon, Jumat (17/10/2025).

Dia menuturkan, BKKBN menyiapkan lima program pencegahan dan penurunan prevalensi stunting.

Empat program tersebut antara lain Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), dan Lansia Berdaya (SIDAYA).

Baca juga: Pasca BKKBN Jadi Kementerian, Perwakilan Sultra Perkuat Program Bangga Kencana di Kabupaten Kota

Lalu Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) serta aplikasi berbasis AI bernama Super Apps Keluarga.

Seluruh program ini disebut dengan lima quick win yang direkomendasikan dari kementerian.

Khusus program GENTING, keluarga ekonomi tinggi diajak untuk berkontribusi dalam membantu keluarga berisiko stunting di Sultra.

Mekanismenya bisa dilakukan secara berkelompok yang terdiri atas empat kepala keluarga (KK) untuk membantu satu KK.

Bentuknya dapat berupa intervensi spesifik seperti nutrisi serta intervensi sensitif meliputi penyediaan air bersih dan sanitasi layak, edukasi, hingga akses perlindungan sosial.

Baca juga: 133 Peserta Ikuti Seleksi Pengadaan CPNS BKKBN Tahun Anggaran 2024 di UPT BKN Kendari Sultra

Tidak hanya keluarga, perusahaan-perusahaan besar juga diharapkan turut membantu melalui dana CSR.

"Di samping itu, kami juga berharap agar dibantu dengan dana CSR perusahaan para pengusaha," ujar dia.

Hal ini karena tidak adanya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN yang disiapkan dari pusat.

Olehnya itu, BKKBN Sultra mulai membangun komunikasi dengan sejumlah perusahaan di daerah-daerah.

Asmar menjelaskan, pencegahan risiko stunting dimulai sejak bayi dalam kandungan ibu sampai berusia 23 bulan.

Baca juga: BKKBN Sultra Implementasi Nyata GenRe Cegah Stunting Ajak Siswa Siswi SMPN 9 Kendari Sadar Stunting

Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, persentase stunting di Sultra turun menjadi 26,1 persen dari sebelumnya 30 persen.

Sedangkan ambang toleransi stunting secara nasional berada pada angka di bawah 20 persen.

"Kita berharap angka stunting kita 2026 nanti bisa di bawah 20 persen," harap Asmar.

Bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas yang ingin berpartisipasi sebagai orangtua asuh dapat menemui Tim Pengendali GENTING.

Tim yang dibentuk oleh BKKBN ini tersebar di tiap desa ataupun kelurahan di 17 kabupaten dan kota se-Sultra.

Baca juga: BKKBN Sultra, Kodim 1412/Kolaka dan BI Bangun Sarana Air Bersih Solusi Cegah Stunting di Koltim

Nantinya, data masyarakat yang ingin berkontribusi bakal dimasukkan ke dalam dashboard yang diisi oleh petugas.

Orangtua asuh pun dapat memilih waktu kontribusi, misalnya selama tiga bulan, enam bulan, bahkan satu tahun.

Dana yang dikeluarkan oleh orangtua asuh yaitu Rp15 ribu per hari.

"Kalau ada yang berminat untuk membantu, bisa mendaftar melalui Tim Pengendali GENTING ataupun Penyuluh KB di kabupaten/kota," pungkasnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved