Viral Awal Dekat, AKBP B Kasihan ke Dosen Muda Untag Semarang, Hubungan Bukan Keluarga Tapi Satu KK

Kasus viral kematian seorang dosen Untag Semarang berinisial DLL (35) ramai diperbincangkan. 

Ist
DOSEN MENINGGAL - Kolase foto sosok AKBP B (56)  dan dosen Untag Semarang, DLL. AKBP B menjadi saksi pertama yang berada di lokasi kejadian saat DLL tidak bernyawa dalam kondisi telanjang. 
Ringkasan Berita:
  • AKBP B bantah memiliki hubungan spesial dengan DLL, dosen Untag Semarang yang tewas tanpa busana. 
  • AKBP B ternyata memiliki satu KK dengan DLL. 
  • AKBP B jadi orang pertama yang melihat tubuh DLL tergeletak tak bernyata.

 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Kasus viral kematian seorang dosen Untag Semarang berinisial DLL (35) ramai diperbincangkan. 

Pasalnya, ada sosok polisi bernisial AKBP B (56) yang menjadi saksi pertama dalam peristiwa nahas yang dialami DLL. 

Ia mengaku bahwa dirinya memang dekat dengan korban. 

Namun bukan sebagai pasangan ataupun punya hubungan khusus. 

Lantas apa hubungan AKBP B dan DLL ? 

Dikutip dari Tribunnews.com, AKBP B sempat memberikan pengakuannya terkait hubungannya dengan DLL. 

Namun dirinya tidak merinci lebih jauh. 

Ia hanya menyebutkan bahwa awal dirinya dekat dengan DLL karena merasa kasihan. 

Baca juga: Siapa Sosok AKBP B Saksi Kunci Dosen Untag Meninggal Tanpa Busana Dalam Kamar Kos Hotel di Semarang

Pasalnya, orangtua DLL sudah meninggal dunia. 

AKBP B juga menyatakan bahwa dirinya sempat membiayai proses wisuda doktor korban.

Dirinya memastikan tak ada hubungan spesial antara dirinya dengan DLL. 

Usianya yang sudah tidak muda lagi, menurut AKBP B sangat mustahil jika menjalin hubungan. 

“Saya sudah tua. Tidak ada hubungan seperti yang orang pikirkan,” tandasnya.

Dari rasa kasihan itu, AKBP B pun lantas dekat dengan dosen muda DLL ini. 

Buktinya tak hanya membiayai DLL kuliah doktor. 

Namun menemani korban yang sedang sakit. 

Ia bahkan mengetahui penyakit yang diderita DLL. 

Sementara keluarga korban pun tak mengetahui detail soal penyakit DLL. 

Pasalnya selama ini, korban selalu terlihat sehat. 

Dalam keterangannya, Rabu (19/11/2025), AKBP Basuki (56) mengaku berada di kamar 201 karena sedang mendampingi Levi nama yang ia gunakan untuk menyebut korban yang disebut mengalami penurunan kondisi sejak Minggu (16/11/2025).

Perwira Ditsamapta Polda Jateng itu menyebut bahwa korban sudah lama bermasalah dengan tekanan darah dan kadar gula tinggi.

Menurut Basuki, pada Minggu sore korban sempat muntah-muntah.

“Saya antar ke rumah sakit dulu. Terakhir saya lihat, dia masih pakai kaus biru-kuning dan celana training,” kata Basuki.

Namun esok paginya, ia mengaku terkejut mendapati korban sudah tergeletak tanpa busana, dengan darah keluar dari hidung dan mulut.

Basuki menyebut kondisi itu sebagai reaksi tubuh menjelang kematian.

Berbeda dengan pernyataan keluarga korban. 

DOSEN MENINGGAL - Sosok dosen Untag meninggal dunia tersebut adalah Dwinanda Linchia Levi (35) alias DLL. DLL ditemukan tak bernyawa dalam kondisi tanpa busana, tergeletak di lantai samping tempat tidur kamar 210 kos-hotel atau kostel.
DOSEN MENINGGAL - Sosok dosen Untag meninggal dunia tersebut adalah Dwinanda Linchia Levi (35) alias DLL. DLL ditemukan tak bernyawa dalam kondisi tanpa busana, tergeletak di lantai samping tempat tidur kamar 210 kos-hotel atau kostel. (Dokumentasi pribadi)

Menurut kesaksian keluarga, DLL tidak memiliki riwayat penyakit kronis apa pun yang bisa menyebabkan kematian mendadak.

Menurut Tiwi, keluarga korban, tubuh DLL justru menunjukkan kondisi tidak wajar:

1. Ada darah keluar dari hidung dan mulut 

2. Ada bercak darah di bagian intim 

Wajah korban terlihat “berbeda drastis” dalam foto yang diterima keluarga. 

“Korban dari dulu kelihatan sehat… Tidak ada tanda-tanda sakit tertentu,” kata Tiwi.

Satu KK dengan Korban

Terungkap setelah kematian, seorang kerabat bernama Tiwi baru mengetahui DLL dan AKBP B satu Kartu Keluarga (KK).

Rupanya, AKBP B memasukkan DLL sebagai saudara.

"Kami baru tahu hubungan korban dan saksi pertama (satu KK)."

"Infonya agar korban bisa pindah KTP Semarang maka masuk KK-nya saksi pertama (AKBP B)," bebernya. 

Tiwi menambahkan, keluarga merasa janggal dengan kematian DLL.

Ia menyebut ada darah yang keluar di sejumlah bagian tubuhnya.

"Informasinya keluar darah dari hidung dan mulut korban."

"Kemudian sekilas dari foto korban yang kami terima,  ada bercak darah keluar dari bagian intim korban."

"Nah ini yang masih membuat keluarga korban masih merasa janggal atas kematian ini," terang Tiwi.

Kini pihak keluarga sedang berkoordinasi untuk menempuh jalur hukum atas kematian DLL.

Di sisi lain, Kapolsek Gajahmungkur, AKP Nasoir mengungkap, dugaan sementara penyebab kematian DLL karena sakit.

Hal tersebut berdasarkan informasi DLL sempat berobat di RS Tlogorejo Semarang dalam dua hari berturut-turut sebelum meninggal.

Hasil rekam medis terakhir korban di rumah sakit tersebut tercatat tensi darahnya sekitar 190 milimeter air raksa dan gula darah 600 miligram per desiliter.

"Penyebab kematian korban diduga karena sakit," jelasnya, dikutip dari TribunJateng.com.

Sementara terkait hubungan DLL dengan AKBP B, AKP Nasoir enggan menjelaskan.

"Bisa langsung tanya ke Propam Polrestabes Semarang," tandasnya. 

Lantas siapa sebenarnya AKBP B

Profil 

B adalah seorang anggota Polri. 

Ia berpangkat AKBP atau Ajun Komisaris Besar Polisi. 

Perwira Menengah (Pamen) ini berpangkat AKBP memiliki lambang 2 bunga melati emas. 

AKBP berada di bawah Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) dan di atas Komisaris Polisi (Kompol).

Kisaran gaji seorang polisi berpangkat AKBP mulai dari Rp 3.093.900 hingga Rp 5.084.300.

Gaji tersebut di luar dari hitungan tunjangan yang nilainya bisa mencapai dua digit. 

Ia bertugas di Polda Jawa Tengah.

Sehari-hari dia menjabat kepala sub direktorat Pengendalian Massa (Dalmas) Direktorat Samapta.

Ia biasanya bertugas mengatur, mengendalikan, dan mengarahkan satuan Dalmas dalam menghadapi massa, baik yang tertib maupun tidak tertib, untuk menjaga keamanan, ketertiban, dan melindungi masyarakat.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto membenarkan informasi di atas.

"Benar, AKBP B memang pamen (perwira menengah) di Dalmas (Direktorat Samapta)," katanya, dikutip dari TribunJateng.com.

Polda Jateng masih terus mendalami kematian DLL dan apa keterkaitannya dengan AKBP B.

Jika nanti ada indikasi pelanggaran, Polri siap menegakkan hukum kepada anggotanya.

"Semisal ditemukan pelanggaran yang dilakukan (oleh AKBP B) nanti kami akan menindak sesuai aturan," tandas Kombes Pol Artanto.

Informasi tambahan, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) merupakan pangkat dalam golongan Perwira Menengah (Pamen).

Keterlibatan AKBP B Dalam Peristiwa

Tabir misteri masih menyelimuti kasus kematian dosen perempuan Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (Untag).

Perempuan berinisial DLL (35) itu tercatat sebagai dosen hukum pidana di Untag.


Jasad DLL terbujur kaku dalam hotel Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Orang yang pertama kali menemukan DLL adalah anggota polisi berinisial B, berpangkat AKBP, pada Senin (17/11/2025) sekira pukul 05.30 WIB.

Kasus kematian DLL penuh kejanggalan karena saat ditemukan ia dalam kondisi tanpa busana.

 

Ditemukan darah juga di area kewanitaannya.

Selain itu, belum diketahui secara pasti apa hubungan antara DLL dengan AKBP B.

DLL Pernah Cerita soal AKBP B

Jansen Henry Kurniawan, mahasiswa yang menjalani bimbingan skripsi dengan DLL membeberkan kesaksiannya.

Ia mengaku, DLL pernah cerita soal sosok AKBP B kepadanya.

"Saya adalah mahasiswa bimbingan skripsi beliau (korban), nah beliau pernah cerita kepada saya soal polisi berpangkat AKBP ini," ujar Jansen, dikutip dari TribunJateng.com, Rabu (19/11/2025).

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Komunitas Muda Mudi Alumni Untag Semarang itu melanjutkan ceritanya.

Ia menyebut DLL belum menikah alias single, sedangkan AKBP sudah berkeluarga.

Meski demikian, Jansen tidak mengetahui secara pasti seperti apa hubungan keduanya.

"Korban merupakan perempuan lajang, sebaliknya polisi ini sudah berkeluarga," jelasnya.

Terakhir, Jansen meminta polisi mengutus tuntas kasus kematian dosennya itu.

Ia berharap tidak ada pihak-pihak yang menutupi meski ikut terseret oknum polisi berpangkat AKBP.

"Kami harap kasus ini dibuka secara terang benderang tanpa ada kesan kepolisian melindungi oknum atau institusi tertentu," tandasnya. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Penyebab Kematian Dosen Untag Semarang yang Ditemukan di Kamar Kostel, Kapolsek Ungkap Rekam Medis

(Tribunnews.com/Endra)(TribunJateng.com/Nal/Iwan Arifianto)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved