Belum Resmi Menjabat, Zohran Mamdani Sibuk Usai Jadi Wali Kota New York Terpilih, Dikecam Trump
Beginilah kesibukan Zohran Mamdani selaku Wali Kota New York yang baru saja terpilih pada Pemilu 2025.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Dalam pernyataannya, Trump turut mengancam akan menahan dana federal untuk New York dan mendorong investigasi terhadap kewarganegaraan sang wali kota.
Dana federal digunakan untuk berbagai keperluan seperti program sosial (Jaminan Sosial, Medicare), pertahanan, infrastruktur (jalan raya), pendidikan, dan layanan publik lainnya.
Selain itu, "dana federal" juga dapat merujuk pada dana antarbank yang digunakan oleh bank untuk pinjaman jangka pendek dan menjadi acuan kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi dan stabilitas ekonomi.
Anggota Kongres dari Partai Republik, Andy Ogles, bahkan meminta Departemen Kehakiman menyelidiki Mamdani, menuduhnya menyembunyikan dukungan terhadap ideologi teroris dan komunisme.
Mengutip laporan Al Jazeera, tuduhan terhadap Mamdani berakar pada ketakutan ideologis dan kepentingan politik.
Mamdani dikenal sebagai anggota Democratic Socialists of America (DSA), sebuah organisasi politik yang memperjuangkan kesetaraan ekonomi dan sosial.
Bagi sebagian kalangan konservatif, DSA sering disalahartikan sebagai organisasi berhaluan komunis.
Oleh karena itu, sejumlah tokoh Partai Republik menuding bahwa Mamdani tidak mengungkapkan afiliasi politiknya secara jujur saat mengajukan naturalisasi sebagai warga negara AS.
Mereka menganggap hal ini sebagai pelanggaran hukum yang bisa menjadi dasar untuk proses denaturalisasi atau pencabutan kewarganegaraan.
Tuding Dukung Teroris
Selain itu, Partai Republik juga menggunakan retorika keamanan nasional sebagai pembenaran.
Mamdani dituduh memiliki simpati terhadap kelompok “teroris” karena pernah menulis lirik lagu rap pada tahun 2017 yang menyinggung “Holy Land Five,” lima aktivis Muslim yang dihukum karena dituduh mendukung Hamas.
Meski lirik itu tidak berisi ajakan kekerasan dan dilindungi oleh kebebasan berekspresi, para politisi konservatif menjadikannya alasan untuk menuduh Mamdani “memberikan dukungan moral terhadap kelompok radikal.”
Alasan ini yang mendorong partai Republik untuk membangun narasi bahwa Mamdani berbahaya bagi keamanan Amerika.
Di balik alasan hukum dan ideologis, terdapat pula motif politik yang lebih besar.
Kemenangan Mamdani dianggap simbol pergeseran kekuasaan di New York, dari dominasi politik lama menuju kepemimpinan yang lebih beragam dan progresif.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/Tangkapan-layar-video-postingan-akun-Instagram-pribadi-Wali-Kota-New-York-terpilih.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.