Chef Arnold Resah Banyak Keracunan MBG, Soroti Eksekusi Program: Kasihan Anak, Tim Dapur, Medis
Ramai hingga viralnya kasus keracunan diduga disebabkan makanan Makan Bergizi Gratis atau MBG juga turut disoroti Chef Arnold.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Ramai hingga viralnya kasus keracunan diduga disebabkan makanan Makan Bergizi Gratis atau MBG juga turut disoroti Chef Arnold.
Pria yang memiliki nama lengkap Arnold Poernomo tersebut mengomentari deretan kasus MBG ini.
Ia meluapkan keresahannya di media sosial terkait hal tersebut.
Chef Arnold meresponnya dengan sebuah cuitan di aplikasi X (dulu Twitter).
Seperti diketahui, dalam beberapa pekan ramai kasus keracunan para siswa siswi yang diduga disebabkan dari olahan makanan MBG.
Kasus ini sampai viral di media sosial. Bagaimana tidak, insiden yang terjadi ini tak hanya di satu lokasi.
Melainkan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Program unggulan dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto itu, terus bergulir hingga ke wilayah pelosok.
Hal ini juga membuat orangtua siswa ketakutan bila tetap membiarkan anaknya menyantap makanan bergizi gratis tersebut.
Seorang warganet pun memberikan cuitannya terkait MBG ini.
Baca juga: Wali Kota Baubau Sebut Insiden Dugaan Keracunan Siswa SMA Jadi Pembelajaran Bagi Dapur Penyedia MBG
Dari postingan X, Selasa (23/9/2025) akun X @fajarsumantri sampai 'mencolek' Chef Arnold terkait MBG ini.
Bahkan sampai direspon juri langganan MasterChef Indonesia, Chef Arnold.
@fajarsumantri menuliskan sebuah saran untuk Chef Arnold dilibatkan dalam program Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden RI.
Pasalnya menurut @fajarsumantri, Chef Arnold berkompeten untuk menindaklanjuti dapur MBG.
“Gua saran sih Arnold ya @ArnoldPoernomo. Beliau dulu udah pernah breakdown menu + RAB tuh. Gua yakin dengan kompetensinya, bisa membawa MBG lebih baik cc Pak @prabowo x.com/MiskinTV_/stat, “ terang dalam caption.
Cuitan tersebut sampai ke Chef Arnold.
Ia lantas membagikannya dan turut menyentil program tersebut.
Chef Arnold menilai program MBG sesungguhnya program yang bagus.
Namun ia menyayangkan banyak anak-anak yang keracunan akibat eksekusi yang kurang baik.
“Programnya bagus cuma eksekusinya kurang.
Kasihan anak2 yg keracunan, orang tua, team dapur MBG, team medis, “ ujarnya.
Dari kejadian ini, sahabat Chef Juna dan Chef Renatta tersebut merasa kasihan kepada orangtua, tim dapur MBG dan para tenaga medis.
Dilansir dari Tribunnews.com, MBG adalah program unggulan Presiden Prabowo Subianto yang berjalan sejak 6 Januari 2025, dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Tujuan awalnya menyediakan makanan bergizi gratis untuk anak sekolah, balita, ibu hamil, dan kelompok rentan, sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.
Dengan target penerima 82,9 juta orang.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 6 Januari 2025, sejauh ini sebanyak 5.626 kasus keracunan akibat MBG ditemukan di puluhan kota dan kabupaten di 16 provinsi.
Muncul dua opsi untuk tetap menghentikan sementara dengan evaluasi menyeluruh atau menghentikan dengan mengalihkan anggarannya untuk pendidikan.
Opsi ini mengemuka dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan para warga yang mulai was-was karena anak-anaknya selama ini menerima MBG di sekolahnya.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan pihaknya mengevaluasi ketat setiap insiden keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) termasuk melakukan pemulihan atau recovery pada anak-anak yang menjadi korban.
Ia menyebut bahkan sebagian besar anak tetap antusias mengonsumsi MBG usai insiden keracunan.
Viral Edaran Soal MBG
Di sisi lain, beredar viral di media sosial, surat edaran berupa perjanjian jika ada keracunan wajib dirahasiakan oleh pihak sekolah.
Menanggapi hal ini, Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan tidak ada kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditutupi atau dirahasiakan.
Hal tersebut merespon adanya surat kesepakatan antara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan penerima manfaat untuk merahasiakan kejadian keracunan MBG.
Surat perjanjian kerjasama itu disinyalir tersebar di daerah Cirebon, Tanah Datar hingga di Sleman.
Dalam surat tersebut ada 7 poin kesepakatan mulai dari teknis pengiriman makanan hingga mekanisme penggantian jika terjadi kerusakan tray atau ompreng makan.
Namun pada poin ke-7 perjanjian inilah yang menjadi pro kontra dimana tertulis:
Apabila terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti dugaan keracunan, ketidaklengkapan paket makanan, atau masalah serius lainnya, PIHAK KEDUA berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan informasi hingga PIHAK PERTAMA menemukan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Kedua belah pihak sepakat untuk saling berkomunikasi dan bekerja sama dengan mencari solusi terbaik demi kelangsungan program ini.
Kepala BGN Dadan Hindayana menerangkan, pihaknya tidak pernah menutupi kejadian apapun.
BGN ujar dia, berkomitmen terbuka dalam menjalankan program andalan Presiden Prabowo Subianto ini.
“Kami sudah sampaikan bahwa untuk sesuatu yang belum terkonfirmasi maka lebih baik dibicarakan secara internal tapi kalau sudah terkonfirmasi BGN tidak pernah menutupi,” ujar dia dalam konferensi pers di kantor BGN, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
“Ada kejadian (keracunan) kami rilis karena itu untuk keterbukaan. Setiap SPPG diwajibkan membuat media sosial untuk menampilkan menu di hari itu termasuk komposisi gizi. Jadi tidak ada bagi kami menutup-nutupi informasi,” lanjut Dadan.
Secara terpisah, wakil kepala BGN Nanik S Dayang membantah surat tersebut berasal dari BGN.
Nanik mengatakan, BGN sudah melakukan koordinasi ke seluruh Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) untuk mengecek keberadaan surat itu.
“Kami BGN tidak pernah mengeluarkan surat perjanjian antara SPPG dengan pihak penerima manfaat dengan poin seperti itu. Poin itu tidak ada (poin rahasiakan keracunan),” terang dia.
Ia menjelaskan, surat perjanjian itu bersifat koordinasi untuk distribusi dan pengawasan peralatan atau alat-alat untuk MBG.
Pihaknya tidak pernah berniat untuk membungkam masyarakat yang ingin melapor jika ada keracunan MBG.
"Jadi bukan membungkam, bukan apa, sama sekali, saya jawab, tidak ada poin itu, dan tidak dilakukan oleh BGN," imbuh dia.
Dari catatan BGN, kasus keracunan MBG selama 9 bulan ini ada sekitar 4.711 kasus dengan jumlah porsi MBG yang dibuat dan disebarkan sekitar 1 miliar porsi.
Program MBG sendiri diluncurkan pada 6 Januari 2025 yang menargetkan 82,9 penerima mulai dari siswa SD – SMU atau sederajat.
Program ini bertujuan untuk memastikan anak Indonesia memiliki gizi yang cukup dan seimbang sebagai pondasi penting bagi tumbuh kembang anak.
Presiden Panggil Mitra BMG
Presiden Prabowo Subianto berencana mengumpulkan seluruh mitra MBG usai lawatan dari New York, Amerika Serikat. Hal ini dilakukan untuk memastikan program MBG dapat terlaksana sebaik-baiknya.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, usai mengunjungi korban keracunan MBG di Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Jawa Barat. Pasca keracunan MBG, Dadan menyetop Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang memproduksi menu MBG di wilayah itu.
Dadan mengatakan Presiden berencana mengumpulkan seluruh mitra MBG untuk memastikan program MBG dapat terlaksana sebaik-baiknya.(*)
(Banjarmasinspost.co.id/Kristin Juli Saputri)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.