Berita Konawe Utara

Abrasi Pantai Kikis Daratan hingga 20 Meter di Laimeo Konawe Utara, BPBD Imbau Warga Tak Mendekat

Fenomena abrasi pantai terjadi di Desa Laimeo, Kecamatan Sawa, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, Senin (15/9/2025) siang.

Penulis: Nursaida | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunnewsSultra.com/Nursaida
ABRASI DI KONAWE UTARA - Fenomena abrasi pantai yang terjadi secara tiba-tiba di Desa Laimeo, Kecamatan Sawa, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (15/9/2025). Fenomena ini mengakibatkan terkikisnya daratan sepanjang 20 meter dari bibir pantai biasanya, dengan kedalaman 15 meter. (TribunnewsSultra.com/Nursaida) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONAWE UTARA – Fenomena abrasi pantai terjadi di Desa Laimeo, Kecamatan Sawa, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (15/9/2025) siang.

Insiden ini menghebohkan warga setelah seorang saksi mata merekam detik-detik jatuhnya pasir pada bibir pantai akibat pengikisan mendadak.

Untuk diketahui, Desa Laimeo merupakan desa dengan wilayah permukiman warga sebagian besar berada di pesisir pantai.

Desa ini diapit oleh dua desa lainnya, yaitu Desa Ulu Sawa dan Desa Tanjung Laimeo.

Jaraknya sekira 65 kilometer (km) dari ibu kota Kabupaten Konawe Utara, Wanggudu.

Baca juga: Jalan Desa Tongalino Konawe Utara Aman Dilalui Usai Polsek Sawa Tabur Pasir di Tumpahan Solar

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konut, Muhammad Aidin, turun langsung ke lokasi bersama Camat Sawa Jasmin, polisi, TNI, dan tokoh masyarakat untuk meninjau.

Berdasarkan pantauan (BPBD) Konut, abrasi tersebut telah mengikis daratan hingga sekitar 20 meter dari bibir pantai. 

Proses abrasi masih terus berlangsung hingga saat ini. 

Diungkapkan Aidin, fenomena ini berawal sekitar pukul 12.30 Wita, ketika warga melihat munculnya gelembung-gelembung di permukaan laut dengan radius sekitar dua meter.

Tak lama setelah itu, pasir di tepi pantai mulai terisap ke bawah meskipun saat itu kondisi ombak relatif kecil.

Baca juga: Tumpahan Solar di Jalan Desa Tongalino Lembo Konawe Utara, Pemotor Jatuh

Dalam kurun waktu satu jam, abrasi semakin melebar hingga mencapai 10 meter. 

Kedalaman cekungan diperkirakan mencapai 15 meter dengan panjang sekitar 94 meter pada bibir pantai.

“Jadi ini ada fenomena yang seharusnya tidak terjadi di sepanjang pantai ini, tetapi tiba-tiba berdasarkan informasi dari masyarakat yang melihat langsung kejadian tadi pukul 12.30 Wita, ada gelembung-gelembung di seputar ini kurang lebih 2 meter,” jelas Aidin.

Untuk mencegah risiko lebih besar, pihaknya telah memasang garis polisi (police line) di sekitar lokasi. 

Tujuannya agar masyarakat tidak mendekat ke area abrasi, terutama anak-anak yang dikhawatirkan terperosok ke dalam lubang pasir yang terus melebar.

Baca juga: Momen Murid SD SMP Ikut Bersihkan 2 Ton Sampah di Pantai Wale Konawe Utara Sulawesi Tenggara

“Police line ini tujuannya untuk membatasi masyarakat, anak-anak kira-kira ada yang tidak sengaja terus nanti longsor ke bawah, nanti terbawa arus,” ujar Aidin.

Selain itu, BPBD juga mengimbau agar masyarakat lebih waspada dan tidak mendekati titik abrasi.

Aidin menekankan, fenomena ini berbahaya karena pengikisan dapat terjadi sangat cepat hanya dalam hitungan jam, meski ombak terlihat tenang.

“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat, agar menyampaikan kepada siapa saja yang mau datang di sini supaya berhati-hati untuk mengambil gambar maupun berjalan-jalan di pinggir. Karena ini dalam hitungan kurang dari 1 jam ini sudah ada kurang lebih 2 meter pasir yang terkikis,” tegasnya.

Dari informasi warga, fenomena serupa pernah terjadi di wilayah pesisir tidak jauh dari lokasi abrasi.

Baca juga: Wisatawan Desa Wisata Ulu Sawa Konawe Utara Capai Ribuan per Bulan, Ada Atraksi, Taman Bawah Laut

Fenomena tersebut terjadi di bagian selatan, tetapi saat itu kondisi kembali normal setelah beberapa waktu.

Hingga kini, BPBD Konut masih berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan tim geologi untuk menindaklanjuti dan meneliti penyebab abrasi yang tiba-tiba muncul di Desa Laimeo. (*)

(TribunnewsSultra.com/Nursaida)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved