Berita Kendari

Pantai Nambo Kendari Sulawesi Tenggara Makin Ramai, Pengunjung Puas, Tapi Pedagang Sepi Pendapatan

Pantai Nambo di Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi destinasi wisata yang semakin diminati masyarakat. 

Dokumentasi tim magang UHO Kendari di TribunnewsSultra
WISATA - Pengunjung Pantai Nambo Kendari, Sulawesi Tenggara saat diwawancarai tim magang Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Rabu (28/10/2025).  

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Perbaikan dan penataan yang dilakukan pemerintah daerah membuat Pantai Nambo di Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi destinasi wisata yang semakin diminati masyarakat. 

Kebersihan terjaga dan fasilitas memadai membuat pengunjung merasa nyaman, namun beberapa pedagang lokal justru merasakan penurunan pendapatan.

Salah satu pengunjung, mengaku puas dengan kondisi Pantai Nambo yang kini lebih bersih dan nyaman.

Ia menyoroti fasilitas yang dapat digunakan tanpa biaya tambahan.

“Saya sudah dua kali ke sini. Sekarang tempatnya lebih bagus dan bersih, yang paling bagus lagi karena di sini tidak dibayar gazebo sama toilet,” ujar Nurdin saat diwawancarai tim magang Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Rabu (28/10/2025). 

Ia datang bersama keluarganya menggunakan mobil dengan biaya masuk Rp60 ribu untuk empat orang dan kendaraan, sehingga per orang sekitar Rp10 ribu.

Ia juga puas dengan pelayanan parkir, namun memberi saran agar sistem parkir ditata lebih baik.

Baca juga: Pantai Nambo Kendari Jadi Tempat Wisata Pilihan Meski Cuaca Mendung, Pengunjung Main Air hingga Bola

Selain itu, beberapa pedagang yang berjualan di kawasan Pantai Nambo menyatakan bahwa jumlah pengunjung meningkat pesat setelah perbaikan, ditambah dengan kegiatan rutin Jumat Bersih yang menjaga kebersihan kawasan wisata.

Meski demikian, sebagian pedagang mengaku pendapatannya menurun karena warung mereka berada jauh dari area utama wisatawan.

Hal ini terjadi karena aturan penataan wilayah yang diterapkan pengelola pantai, di mana setiap pedagang mendapatkan lokasi tertentu dan tidak diperbolehkan berpindah.

Akibatnya, warung-warung di ujung atau sisi luar kawasan kurang terjangkau pengunjung, sehingga pembeli lebih sedikit dibanding sebelumnya.

“Sekarang warung saya agak jauh dari tempat ramai, jadi pembeli tidak sebanyak dulu,” ujar Kalsum, salah satu pedagang di Pantai Nambo. (*)

Artikel ini ditulis tim magang mahasiswa dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Mereka adalah Kamaria, Fifi, Siti Norani, Meli Alisa, dan Wa Ode Iin. 

(TribunnewsSultra.com)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved