Berita Kendari
Gas Metana dari Timbunan Sampah di TPAS Puuwatu Kendari Bisa Dipakai Masak hingga 30 Rumah Warga
Warga TPAS Puuwatu Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) memanfaatkan gas metana sebagai sumber energi alternatif untuk memasak.
Penulis: Apriliana Suriyanti | Editor: Amelda Devi Indriyani
Icang, sapaan akrab Syahrani bilang, agar gas metana bisa diproduksi terus menerus, maka dilakukan peremajaan.
Ketika memasuki musim kemarau, sampah tertimbun itu bakal digali lalu dimasukkan sampah baru dan diuruk kembali.
"Ada proses fermentasinya biar bisa menghasilkan gas, waktu fermentasinya sekitar dua minggu," jelas dia.
Sementata itu Kepala Dinas Lingkunagn Hidup dan Kehutanan (DLHK), Erlis Satya Kencana menyebutkan, saat ini sumber gas metana hanya barasal dari satu zona dengan 13 sumur.
Ke depan, DLHK berencana menambah titik sumur baru di beberapa zona lain agar produksi gas metana semakin optimal.
Kota Kendari memiliki 11 kecamatan yakni Baruga, Wuawua, Puuwatu, Mandonga, Kadia, Kambu, Kendari, Kendari Barat, Poasia, Abeli dan Nambo.
Menurutnya, pemanfaatan gas tersebut dapat menghemat biaya atas penggunaan gas elpiji dan listrik.
Tidak hanya itu, dapat mengurangi kerusakan lapisan ozon sehingga relatif lebih ramah lingkungan.
TPAS Puuwatu berjarak 7,9 kilometer atau 19 menit berkendara naik motor atau mobil dari kawasan pusat kota Tugu Religi esk MTQ, Kelurahan Korumba Kecamatan Mandonga.(*)
(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.