Berita Kendari

Gas Metana dari Timbunan Sampah di TPAS Puuwatu Kendari Bisa Dipakai Masak hingga 30 Rumah Warga

Warga TPAS Puuwatu Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) memanfaatkan gas metana sebagai sumber energi alternatif untuk memasak.

(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)
FOTO KOLASE - Kolase foto warga menggoreng pisang menggunakan bahan bakar gas metana hasil pemanfaatan sampah di TPAS Puuwatu Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) asat ditemui TribunnewsSultra.com, Senin (6/10/2025) sore dan pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kendari di lokasi Instalasi Gas Metana. Warga TPAS Puuwatu memanfatkan gas metana berasal dari proses penguraian sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan. (TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Sebagian warga yang bermukim di Tempat Pembuangan Akhir Sampah atau TPAS Puuwatu Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) memanfaatkan gas metana sebagai sumber energi alternatif untuk memasak.

Seperti halnya seorang warga ditemui TribunnewsSultra.com, tengah menggoreng pisang di depan rumah, Senin (6/10/2025) sore.

Tampak kompor sederhana yang dia pakai terbuat dari besi dan disambung dengan pipa berisi gas metana.

Api yang dihasilkan berwarna biru terang bahkan hampir tak terlihat, katanya bisa digunakan untuk mengolah makanan kapan saja.

"Bertahan, kalau dipakai terus bisa bertahan," katanya, Senin sore.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPAS Puuwatu, Syahrani menuturkan, gas metana ini berasal dari proses penguraian sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan.

Untuk menangkap gas tersebut, ditanamlah pipa vertikal dan horizontal berdiameter sekira empat inci di area timbunan sampah.

Baca juga: Ubah Barang Bekas Jadi Tabungan Emas di Bank Sampah Alfaidzin Kendari, Cara Dirikan hingga Bermitra

"Gas yang naik ke atas kita alirkan ke pipa kecil, nah masuklah ke sini (kompor) bisa dimanfaatkan rumah tangga," tuturnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pengolahan sampah di TPAS Puuwatu menggunakan sistem controlled landfill.

Artinya, sampah-sampah yang diangkut dan dibuang ke TPA bakal diratakan serta dipadatkan.

Baru kemudian ditimbun menggunakan tanah untuk mengurangi bau serta dampak visual dari sampah tersebut.

Tidak adanya oksigen di dalam timbunan ini mengakibatkan terjadinya proses dekomposisi anaerobik.

Dari situlah, muncul sumber energi terbarukan berupa gas metana yang bisa dimanfaatkan 20-30 kepala keluarga di TPAS Puuwatu.

Selain untuk memasak, hidrokarbon tersebut juga bisa digunakan untuk pembangkit listrik.

Baca juga: Produksi Sampah di Kendari Sultra Capai 5.640 Ton per Bulan, Tiap Orang Sumbang 0,5 Kg Sehari

Akan tetapi pemanfaatannya di TPAS Puuwatu belum maksimal.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved