OPINI

OPINI: Bayang Ridwan Bae di Pertarungan Herry Asiku Melawan La Ode Darwin

Tanggal 26 Oktober 2025 akan menjadi babak baru dalam sejarah politik Partai Golkar Sulawesi Tenggara.

Istimewa
PENULIS OPINI - Jurnalis Politik Sulawesi Tenggara (Sultra), Muhammad Akbar Ali yang menulis opini "Bayang Ridwan Bae di Pertarungan Herry Asiku Melawan La Ode Darwin". (Istimewa) 

Namun, Herry dikabarkan sementara di Jakarta dan akan diwakili putranya, Satria.

Pertemuan ini disebut-sebut sebagai bagian dari lobi senyap agar Musda nanti berjalan aklamasi, mendorong Herry memberi jalan kepada La Ode Darwin.

Jika benar demikian, maka ini bukan sekadar kompromi politik, tapi juga penegasan bahwa Ridwan masih memegang remote control arah partai di Sultra.

Dalam banyak peristiwa politik sebelumnya, Ridwan dikenal lihai menjaga keseimbangan kekuasaan.

Ia jarang berkonfrontasi terbuka, tapi manuvernya selalu berujung pada hasil yang sesuai kehendaknya.

Ketika 15 Ketua DPD II serentak menyatakan dukungan ke Darwin, publik paham bahwa itu bukan gerakan spontan.

Itu hasil dari “jimat politik” Ridwan.

Kemampuan memadukan loyalitas, kekuasaan, dan jaringan elite daerah hingga ke pusat.

Akhir Sebuah Era atau Regenerasi?

Jika Musda nanti benar berakhir aklamasi untuk La Ode Darwin, maka Golkar Sultra akan mencatat momen peralihan generasi yang relatif damai.

Herry Asiku bisa saja legowo, karena ia tetap menjadi figur penting di DPRD dan di tubuh partai.

Tapi bagi sebagian kader, skenario ini menandai akhir dari era Herry Asiku.

Era kader tradisional yang tumbuh dari mesin partai lama.

Sebaliknya, Darwin bisa menjadi simbol regenerasi.

Dengan usia muda dan latar belakang pengusaha, ia diharapkan membawa napas baru, memodernisasi partai, dan menembus ceruk pemilih milenial yang mulai jenuh dengan pola lama.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved