berita kendari

17 Napi Lapas Kendari yang Akan Bebas Dilatih Berkebun, Bertani dan Membuat Batako

Penulis: Laode Ari
Editor: Amelda Devi Indriyani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NARAPIDANA KENDARI BERKEBUN : Para bnarapidana Lapas Kendari saat memanen cabai yang mereka kelola dalam program asimilasi, Senin (21/4/2025). Kalapas Kendari sebut ada 17 napi Lapas Kendari yang akan bebas mengikuti asimilasi pemanfaatan lahan untuk perkebunan, pertanian dan pembuatan bahan bangunan.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Sebanyak 17 warga binaan atau narapidana (napi) Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas Kelas IIA Kendari dilatih berkebun dan bertani.

Tak hanya bertani, para napi yang akan bebas dari masa hukuman juga diberi pelatihan membuat batako.

Upaya ini untuk memberikan pelatihan ke para narapidana yang mengikuti program asimilasi dan edukasi.

Para napi diasiapkan lahan oleh Kanwil Kemenkumham dan Lapas untuk bertani seperti, jagung, cabai, sayur-sayuran hingga membuat bahan bangunan.

Plh Kepala Kanwil Kemenkumham Sultra, I Gede Artayasa, mengatakan penanaman komiditi pertanian ini diberikan kepada napi yang mengikuti program asimilasi.

Di mana hasil penananam atau panen komoditi pertanian ini bisa dijual untuk mendukung program ketahanan pangan.

"Ini program yang rutin dilaksanakan di semua lapas, karena ini program pemerintah," katanya.

Baca juga: Cara Bertani Modern Ini Pesan Kepala Bidang Hortikultra Konawe Utara Bagi Petani Milenial

Dalam penanaman dan panen hasil komoditi pertanian yang dikelolah para napi, Lapas Kendari juga mengajak pemerintah kota agar nantinya pemda bisa memberdayakan sesuai keahlian yang didapat.

Diharapkan para warga binaan dan napi yang memiliki keterampilan di pertanian atau pembuatan bahan bangunan bisa diterapkan saat bebas dari masa hukuman nantinya.

Sementara itu, Kalapas Kendari Herman Mulawarman, menambahkan ada sebanyak 17 napi yang ikut dalam aslimilasi maupun edukasi.

"Ada 17 orang terbagi untuk lahan di Kebun satu ada 7 orang, kebun dua ada 7 orang. Dan selebihnya itu di pembuatan batako serta peternakan,"ungkapnya.

Herman mengatakan lahan yang disediakan untuk para napi ini seluas dua hektar tanah masyatakat yang dipinjamkan ke pihak Lapas.

Warga binaan yang diikuti diprogram asimilasi ini untuk para napi yang akan bebas ataupun sudah menjalani setelah dari masa tahanan.

Baca juga: Warga Binaan Lapas Kendari Belajar Teknologi Pertanian Terintegrasi dari Dirjen Pemasyarakatan

"Kalau kita melihat beberapa warga binaan yang mengikuti asmilasi atau bekerja di luar, ada yang menjalani penahan 4 tahun dan paling rendah 8 bulan atau satu tahun," jelasnya.

"Jadi sambil menunggu bebas bersyarat, mereka bisa kerja di luar dengan ikut asimilasi ini," lanjut Herman.(*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)