Namun, kementrian terkait tidak boleh menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) selanjutnya sebelum para penambang tersebut melakukan reklamasi lahan.
“Pada saat rapat bersama Kementrian Investasi, saya berbicara seperti ini, kami tidak melarang orang untuk menambang, silahkan menambang setiap hari, karena itu untuk kesejahteraan,” katanya.
“Namun tolong kementrian terkait jangan berikan RKAB selanjutnya sebelum dia melakukan reklamasi apa yang sudah dia tambang,” jelasnya menambahkan.
Ruksamin menyampaikan koordinasi ini perlu agar tercipta komunikasi yang baik antara daerah dengan kementerian maupun dengan lembaga penegakan hukum.
Setelah reklamasi itu terjadi dan tumbuh, tidak akan hanya berhenti sampai disitu, tetapi harus disertifikatkan karbonnya, untuk menyejahterakan masyarakat Sulawesi Tenggara.
“Kalau itu bisa kita kelola dengan baik, Eropa akan membayar itu barang, seperti Kalimantan Timur saat ini,” ujarnya.
Baca juga: Ihsan Minta Tips Andi Sumangerukka Punya Lahan Tambang dan Jadi Pemilik, ASR Tertawa, Bilang Gampang
“Dari gambut saja mereka bisa dapatkan hingga 500 miliar, dan Insyaallah kalau saya jadi gubernur akan saya lakukan,” kata Ruksamin menambahkan.
Sementara, Hugua, menanggapi jawaban tersebut menyebut strategi pascatambang yang dimaksud adalah harus ada upaya exit srategy, seperti halnya di negara-negara timur tengah.
Saat tambang mereka habis maka ada shifting atau perubahan, seperti exit strategy untuk menjangkau 10 tahun ke depan.
“Kalau kami jadi gubernur pastinya InsyaAllah, kami akan mengarahkan exit strategy untuk kembali pada sektor perikanan, hingga pariwisata,” jelas Hugua.
Menurutnya, walaupun sumber daya alam (SDA) sudah habis, pariwisata yang ada di Sultra, mulai dari laut, pantai, gunung, sungai dan danau, akan tetap ada dan menjadi potensi daerah ini.
“Jadi shiftingnya kembali ke industri lain seperti perikanan, pertanian, pariwisata dan industri kreatif, dan juga kita bicara ecotourism, karena tambang sudah tidak ada bos.,” ujarnya.
“Jadi apa yang anda maksud tadi sudah oke, saya tambahkan sebagai gubernur jadi,” kata Hugua.
Baca juga: Lukman Abunawas Cecar Banjir Konawe Utara, Ruksamin Balas Koreksi, Kenang Bencana 5 Tahun Silam
Terkait pengembangan wisata, Ruksamin menyebut di tahun 2016 setelah dirinya menjadi Bupati Konawe Utara, yang pertama dimunculkan adalah obyek wisata Pulau Labengki.
Menurutnya, saat itu Labengki belum pernah ada sejarahnya memiliki wisata.