Gerbang Toronipa Viral

Polda Sultra Bakal Panggil Pihak Terkait Proyek Gerbang Toronipa Pekan Depan, Diusut Usai Viral

Penulis: Samsul
Editor: Amelda Devi Indriyani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Usai viral Gerbang Kendari-Toronipa akan diselidiki Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra).

Terdiri dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sultra Rp144.994.000.000 serta pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk pemerintah daerah senilai Rp799.258.216.000.

Baca juga: Pj Gubernur Sultra Perintahkan Inspektorat Audit Proyek Gerbang Kendari-Toronipa Viral Gegara Rusak

Jalan inipun rampung dan diresmikan pada akhir kepemimpinan Gubernur Ali Mazi dan Wakil Gubernur Lukman Abunawas, 2 September 2023 lalu.

Melengkapi rampungnya Jalan Pariwisata Kendari-Toronipa, Pemprov Sultra selanjutnya membangun Gerbang Toronipa.

Selain gerbang di Kelurahan Kendari Caddi, perbatasan Kota Kendari dan Kabupaten Konawe, tersebut pemprov juga membangun satu gerbang megah lainnya persis di Pantai Toronipa.

Selain gerbang pantai tahap I yang berdasarkan laman LPSE dialokasikan senilai Rp4,1 miliar, pembangunan lainnya berupa Peningkatan Jalan Bundaran Toronipa senilai Rp1,425 miliar.

Kepala Dinas SDA dan Bina Marga Sultra, Pahri Yamsul, Rabu (12/09/2024), mengatakan, Gerbang Toronipa yang kini viral tersebut dibangun dengan konstruksi besi dibungkus material GRC board.

Glass-Fiber Reinforced Concrete (GRC) Board yang dikenal dengan istilah ‘papan semen’ adalah material papan yang terbuat dari campuran semen dan fiber kaca. 

Menurut Pahri, pembangunan sejumlah bangunan di Sulawesi Tenggara sejak tahun 2000 tidak lagi menggunakan konstruksi batu merah untuk beton penuh.

Baca juga: Gerbang Kendari-Toronipa Sulawesi Tenggara Kini Mulus Usai Viral Karena Rusak dan Berdinding Papan

“Contohnya di rujab gubernur, kantor gubernur itu semua kolom-kolom besar tidak ada isinya,” kata mantan Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Sultra tersebut.

“Jadi beton saja kemudian kita bungkus dengan GRC, material beton campuran serat kaca,” jelasnya menambahkan.

“Karena ada estetika bentuk yang kita kejar. Jadi kalau kita gunakan beton atau batu merah itu tidak bisa,” lanjutnya.

Pahri mengatakan penggunaan bahan GRC karena bisa bertahan sampai 25 tahun, tahan api, tahan air, dan perawatan mudah.

Sehingga jika terjadi kerusakan di atas gerbang, ada tempat tangga untuk memperbaikinya termasuk lampu dan ornamen gerbang lainnya.

Terkait kerusakan gerbang, kata Pahri, dugaan penyebabnya gegara aksi orang tidak dikenal (OTK) dan bukan terjadi secara alami.

Pihaknya telah mengecek kondisi kerusakan gerbang dan menemukan ada banyak batu-batu besar yang sengaja dilempar ke dalam dinding gerbang serta terlihat dipotong dengan sengaja.

Terkait kerusakan tersebut, jelas Pahri, pihaknya sudah meminta pihak kontraktor melakukan perbaikan.

Pemprov pun masih menahan uang sisa pembayaran kontraktor senilai Rp6 miliar.

“Itu kita tahan sampai dilakukan perbaikan terhadap kerusakan tersebut,” jelasnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Samsul)