TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Usai viral Gerbang Kendari-Toronipa akan diselidikI Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra).
Gerbang menuju wisata Toronipa Kabupaten Konawe dari dan ke Kota Kendari ini, sebelumnya viral gegara rusak dan 'kopong', bahkan dalam video viral di media sosial kondisi gerbang sempat menjadi 'kandang' ayam.
Sementara anggaran untuk membangun gerbang yang baru rampung Februari 2024 lalu ini mencapai Rp32,8 miliar.
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sultra akan melakukan penyelidikan terkait proyek pembangunan gerbang yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Kendari Caddi Kota Kendari.
“Kita sudah mengumpulkan data terkait pembangunan gerbang wisata Kendari menuju Toronipa,” katanya kepada TribunnewsSultra.com, saat dikonfirmasi, Jumat (13/9/2024).
Ia menjelaskan setelah memperoleh data-data dalam penyelidikan, pihaknya akan memanggil pihak yang terlibat dalam proyek tersebut.
“InsyaAllah mulai minggu depan kita akan mengundang pihak-pihak terkait guna klarifikasi,” jelasnya.
Baca juga: Soal Gerbang Toronipa Viral, Kepala Inspektorat Sultra Segera Lapor ke Pj Gubernur dan Sekda
Bambang mengatakan dasar dari penyelidikannya itu terkait dugaan korupsi.
“Dasar penyelidikannya dugaan adanya tindak pidana korupsi dalam proses pembangunan gerbang wisata Kendari,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Gerbang Toronipa yang kini viral tersebut adalah pintu masuk menuju Kawasan Wisata Pantai Toronipa dari dan ke Kota Kendari.
Wisata pantai ini berlokasi di Kelurahan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pembangunan gerbang yang terinspirasi dari London Bridge Inggris itu menelan anggaran Rp32,8 miliar dan rampung Februari 2024 lalu.
Gerbang Toronipa tersebut melengkapi pembangunan infrastruktur besar-besaran kawasan wisata pantai sejak tahun 2019 lalu.
Mega proyek pengembangan kawasan ini meliputi pembangunan Jalan Pariwisata Toronipa sepanjang 14 kilometer (km).
Pembangunan jalan selebar 24 meter tersebut menghabiskan total anggaran mencapai Rp944.202.216.000.
Terdiri dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sultra Rp144.994.000.000 serta pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk pemerintah daerah senilai Rp799.258.216.000.
Baca juga: Pj Gubernur Sultra Perintahkan Inspektorat Audit Proyek Gerbang Kendari-Toronipa Viral Gegara Rusak
Jalan inipun rampung dan diresmikan pada akhir kepemimpinan Gubernur Ali Mazi dan Wakil Gubernur Lukman Abunawas, 2 September 2023 lalu.
Melengkapi rampungnya Jalan Pariwisata Kendari-Toronipa, Pemprov Sultra selanjutnya membangun Gerbang Toronipa.
Selain gerbang di Kelurahan Kendari Caddi, perbatasan Kota Kendari dan Kabupaten Konawe, tersebut pemprov juga membangun satu gerbang megah lainnya persis di Pantai Toronipa.
Selain gerbang pantai tahap I yang berdasarkan laman LPSE dialokasikan senilai Rp4,1 miliar, pembangunan lainnya berupa Peningkatan Jalan Bundaran Toronipa senilai Rp1,425 miliar.
Kepala Dinas SDA dan Bina Marga Sultra, Pahri Yamsul, Rabu (12/09/2024), mengatakan, Gerbang Toronipa yang kini viral tersebut dibangun dengan konstruksi besi dibungkus material GRC board.
Glass-Fiber Reinforced Concrete (GRC) Board yang dikenal dengan istilah ‘papan semen’ adalah material papan yang terbuat dari campuran semen dan fiber kaca.
Menurut Pahri, pembangunan sejumlah bangunan di Sulawesi Tenggara sejak tahun 2000 tidak lagi menggunakan konstruksi batu merah untuk beton penuh.
Baca juga: Gerbang Kendari-Toronipa Sulawesi Tenggara Kini Mulus Usai Viral Karena Rusak dan Berdinding Papan
“Contohnya di rujab gubernur, kantor gubernur itu semua kolom-kolom besar tidak ada isinya,” kata mantan Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Sultra tersebut.
“Jadi beton saja kemudian kita bungkus dengan GRC, material beton campuran serat kaca,” jelasnya menambahkan.
“Karena ada estetika bentuk yang kita kejar. Jadi kalau kita gunakan beton atau batu merah itu tidak bisa,” lanjutnya.
Pahri mengatakan penggunaan bahan GRC karena bisa bertahan sampai 25 tahun, tahan api, tahan air, dan perawatan mudah.
Sehingga jika terjadi kerusakan di atas gerbang, ada tempat tangga untuk memperbaikinya termasuk lampu dan ornamen gerbang lainnya.
Terkait kerusakan gerbang, kata Pahri, dugaan penyebabnya gegara aksi orang tidak dikenal (OTK) dan bukan terjadi secara alami.
Pihaknya telah mengecek kondisi kerusakan gerbang dan menemukan ada banyak batu-batu besar yang sengaja dilempar ke dalam dinding gerbang serta terlihat dipotong dengan sengaja.
Terkait kerusakan tersebut, jelas Pahri, pihaknya sudah meminta pihak kontraktor melakukan perbaikan.
Pemprov pun masih menahan uang sisa pembayaran kontraktor senilai Rp6 miliar.
“Itu kita tahan sampai dilakukan perbaikan terhadap kerusakan tersebut,” jelasnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Samsul)