Pilkada Sultra

7 Hasil Survei Cagub Sulawesi Tenggara di Pilkada Sultra 2024, Elektabilitas ASR, LA, Tina, Ruksamin

Penulis: Amelda Devi Indriyani
Editor: Aqsa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut rangkuman 7 hasil survei bakal calon Gubernur Sulawesi Tenggara jelang Pemilihan Gubernur atau Pilgub Sultra 2024. Hasil survei beberapa di antaranya juga memotret elektabilitas bakal Calon Wakil Gubernur Sultra pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Sultra 2024.

Lukman Abunawas mengikuti di urutan berikutnya, sementara kandidat lainnya memperoleh hasil di bawah 5 persen.

Pada elektabilitas tertutup, ASR juga unggul dibandingkan kandidat lainnya diikuti Tina Nur Alam dan Ridwan Bae.

Berdasarkan penggalan salinan hasil survei Charta Politika Indonesia yang beredar dan diperoleh TribunnewsSultra.com, Andi Sumangerukka meraup elektabilitas 23,3 persen.

Tina Nur Alam 17,4 persen, Ridwan Bae 16,1 persen, Lukman Abunawas 9,8 persen, La Ode Ida 4,1 persen, Kery Saiful Konggoasa 3,6 persen, Hugua 3,6 persen, Ruksamin 2,9 persen.

Amirul Tamim 2,0 persen, Umar Bonte 1,9 persen, Umar Abdul Samiun 1,5 persen, Rusda Mahmud 1,4 persen, dan Bahtra Banong 0,9 persen.

Selain itu, Andi Ady Aksar 0,4 persen, Rusman Emba 0,3 persen, serta Abdul Rahman Farisi 0,1 persen.

Charta Politika Indonesia merupakan perusahaan konsultan politik yang kerap melakukan survei nasional maupun pilkada se-Indonesia.

Perusahaan yang dipimpin Yunarto Wijaya sebagai direktur eksekutif juga terdaftar di KPU sebagai lembaga survei dan quick count hasil Pemilu 2024 lalu.

Charta Politika Indonesia juga tergabung keanggotaan Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) 2023-2024.

Lembaga ini berkantor pusat di Jalan Bangka IX No 16D, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. 

Hasil Survei LSI

Baca juga: Profil Lukman Abunawas Calon Gubernur Sulawesi Tenggara di Pilkada Sultra 2024, Harta Kekayaan Cagub

Selain Charta Politika Indonesia, hasil survei yang digelar Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga ‘bocor’ dan beredar luas ke publik.

Survei periode 24 April-1 Mei 2024 tersebut dilakukan terhadap 800 responden sampel berusia 17 tahun ke atas.

Dengan menggunakan metode multistage dan margin of error kurang lebih 3,5 persen.

Berdasarkan hasil survei tersebut, nama Lukman Abunawas (LA) menguat sebagai calon Gubernur Sulawesi Tenggara.

LA mendapatkan elektabilitas teratas dalam berbagai simulasi nama bakal Cagub Sultra.

“Pada simulasi pengerucutan tiga nama hingga head to head, dukungan kepada Lukman Abunawas teratas dibanding figur lainnya,” tulis keterangan dilansir JendeLA Sultra.

Hasil survei dipublikasikan media publikasi Lukman tersebut pada 26 Juli 2024 lalu.

Dalam simulasi 2 nama atau head to head, Lukman Abunawas unggul 40 persen dari Andi Sumangerukka 30,5 persen. 

Sementara, tidak tahu atau tidak jawab 29,4 persen.

LA juga unggul saat berhadapan dengan Tina Nur Alam, Ridwan Bae, hingga Kerry Saiful Konggoasa.

Dengan keunggulan masing-masing sebesar 41,4 persen, 42,6 persen, dan 41,0 persen.

Sejauh ini, belum ada keterangan resmi dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait hasil survei jelang Pilkada Sultra 2024 itu.

Hasil survei juga tak terpublikasi resmi melalui laman resmi lsi.or.id seperti Rilis Survei Sumatera Utara pada 28 Juli 2024 maupun Rilis Survei Jawa Tengah pada 30 Juni 2024 lalu.

Dilansir laman resminya, LSI didirikan Yayasan Pengembangan Demokrasi Indonesia (YPDI) pada Agustus 2003, yang bersifat independen, non-partisan, dan nirlaba.

Baca juga: Profil Ruksamin Calon Gubernur Sulawesi Tenggara di Pilkada Sultra 2024, Pernah Sales Parfum, Guru

Lembaga ini terdaftar di KPU untuk jajak pendapat (survei) dan quick count hasil Pemilu 2024 serta tergabung dalam Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) 2023-2024.

LSI yang dipimpin Direktur Eksekutif Djayadi Hanan PhD tersebut berkantor pusat di Gedung Arva Lt 3, Jalan RP Soeroso No 40 BC, Menteng, Jakarta Pusat.

Hasil Survei LSI Denny JA

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA sebelumnya melansir hasil survei terkait Pilgub Sulawesi Tenggara 2024 di Kota Kendari, pada 30 April 2024 lalu.

Survei dilakukan terhadap 800 responden di kabupaten/ kota se-Sultra pada periode 20-26 Maret 2024.

Dengan wawancara secara tatap muka dan margin of error plus minus 3,5 persen.

Peneliti Senior LSI Denny JA, Ikrama Masioman, menjelaskan, hasil survei 65 persen responden menginginkan gubernur dengan kemampuan memecahkan masalah ekonomi.

Dari 14 nama bakal calon Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka, mendapatkan elektabilitas 15,4 persen disusul Ridwan Bae 11,2 persen dan Kerry Saiful Konggoasa 11 persen.

La Ode Ida 10,7 persen, Lukman Abunawas 10,6 persen, Rusda Mahmud 6,4 persen, Tina Nur Alam 6 persen, Samsu Umar Samiun 4,4 persen, dan Rusman Emba 3,2 persen.

Selain itu, Surunuddin Dangga 3,9 persen, Abdurrahman Shaleh 2,5 persen, Ruksamin 2,4 persen, Wa Ode Nurhayati 1,3 persen, dan Umar Bonte 0,4 persen.

LSI Denny JA adalah lembaga survei nasional dan konsultan politik di Indonesia yang aktif melakukan survei politik serta quick count hasil Pemilu maupun Pilkada.

Lembaga yang didirikan tahun 2005 tersebut sekaligus menjadi pionir konsultan politik profesional di Tanah Air.

Pendiri sekaligus pemilik lembaga ini yakni Denny Januar Ali atau dikenal dengan nama Denny JA.

LSI Denny JA terdaftar sebagai lembaga survei dan quick count di KPU RI pada Pemilu 2024 lalu.

Baca juga: Profil Tina Nur Alam Calon Gubernur Sulawesi Tenggara di Pilgub Sultra 2024, Biodata, Harta Kekayaan

Hasil Survei LSS

Lingkaran Survei Sulawesi (LSS) merilis hasil survei elektabilitas bakal calon Gubernur Sulawesi Tenggara jelang Pilkada Sultra 2024 di Kota Kendari, pada 24 Juni 2024 lalu.

Survei periode 23 Juni-2 Juli 2024 ini dilakukan terhadap 1.200 responden awal berusia 17 tahun ke atas atau sudah wajib pilih.

Dengan menggunakan metode multistage random sampling dan wawancara tatap muka langsung terhadap responden.

Tingkat kepercayaan hasil survei 97 persen dengan margin of error atau toleransi kesalahan kurang lebih 3 persen.

Berikut elektabilitas pada bakal Cagub Sultra berdasarkan hasil survei yang dilansir Tim Ahli LSS La Ode Ramalan di Kota Kendari.

Tina Nur Alam dengan 15,67 persen, Lukman abunawas 9,83 persen, Ridwan Bae 9,71 persen, Andi Sumangeruka 7,22 persen, dan Kery Saiful Konggoasa 6,26 persen.

Ruksamin 5,09 persen, Hugua 5,00 persen, LM Sjafei Kahar 3,59 persen, Abdurahman Saleh 3,06 persen, Laode Ida 1,68 persen, dan Yusuf Tawulo 0,36 persen.

Selain itu, Abdul Rahman 0,09 persen, Rusda Mahmud 0,06 persen, Arhawi 0,03 persen, Ahmad Safei 0,03 persen.

Sebanyak 32,32 persen responden disebutkan belum menentukan pilihan jelang Pilgub Sultra 2024:

LSS menjadi salah satu lembaga survei terdaftar di KPU untuk melakukan jajak pendapat dan quick count hasil Pemilu 2024 lalu dan terdaftar dalam keanggotaan Persepi.

Selain itu, terdaftar di KPU Sulawesi Tenggara untuk melakukan jajak pendapat dan quick count hasil Pilkada Sultra 2024 mendatang.

LSS yang didirikan pada 16 Juni 2020 berkantor di Jalan Chairil Anwar, BTN Villa Ibis Pratama Blok A5/16, Kelurahan Wua-Wua, Kota Kendari, Provinsi Sultra.

Dengan pemilik/pimpinan/pendiri yakni Arafat, Andi Muhammad Hasgar, serta Fajar Hasan.

Baca juga: Bongkar Pasang Simulasi Calon dan Wakil Gubernur Sultra, Wakil Dari Kepulauan Jadi Primadona

Hasil Survei Poltracking

Sebelumnya, beredar rilis hasil survei Poltracking Indonesia periode 13-18 Mei 2024 yang memotret elektabilitas bakal calon Gubernur Sulawesi Tenggara atau Cagub Sultra 2024.

Rilis mengunggulkan Andi Sumangerukka (ASR) dalam berbagai simulasi nama kandidat jelang Pilkada Sultra 2024.

ASR unggul dalam simulasi 15 nama Cagub Sultra, 10 nama, 8 nama, 4 nama, bahkan 2 nama atau head to head.

Untuk simulasi 15 nama misalnya, Andi Sumangerukka, meraih elektabilitas 23,6 persen disusul Tina Nur Alam 22,1 persen, Ridwan Bae 15,8 persen, Lukman Abunawas 7,4 persen.

Kery Saiful Konggoasa 6,1 persen, Ruksamin 5,3 persen, Rusda Mahmud 5,0 persen, Arhawi 1,5 persen, Abdurrahman Shaleh 0,8 persen, Bahtiar 0,4 persen,  Yusuf Tawulo 0,3 persen.

Abu Hasan 0,3 persen, Abdul Rahman Farisi 0,1 persen, Surunuddin Dangga 0,0 persen, Rusmin Abdul Gani 0,0 persen, serta responden tidak jawab atau tidak tahu 11,4 persen.

Dalam simulasi 10 bakal Cagub Sultra, Andi Sumangerukka 28,2 persen disusul Tina Nur Alam 25,2 persen, Ridwan Bae 18,6 persen, Ruksamin 5,4 persen, dan Arhawi 1,8 persen.

Bahtiar 0,7 persen, Abdul Rahman Farisi 0,7 persen, Abu Hasan 0,4 persen, Surunuddin Dangga dan Rusmin Abdul Gani 0 persen, serta tidak jawab dan tidak tahu 19,0 persen.

Hasil survei dalam rilis beredar tersebut juga memotret tingkat popularitas dan aksepabilitas (tingkat penerimaan) para bakal calon Gubernur Sultra 2024.

Dari segi popularitas, Lukman Abunawas 62,3 persen paling dikenal disusul Tina Nur Alam 62,0 persen, dan Ridwan Bae 61,7 persen. 

Sementara aksepabilitas, Tina Nur Alam meraih 55,5 persen disusul Ridwan Bae 48,6 persen, dan Lukman Abunawas 48,0 persen.

Keterangan tertulis hasil survei yang beredar tersebut tak merinci metedologi pelaksanaan surveinya.

Melansir laman resminya, Poltracking Indonesia berdiri sejak 14 Agustus 2012 dengan Hanta Yuda AR sebagai pendiri sekaligus direktur eksekutifnya.

Baca juga: 10 Calon Gubernur Usungan Partai Golkar di Pilkada 2024 Beserta Wakilnya, Cagub Sulawesi Tenggara?

Dalam perjalanannya, perusahaan ini telah dipercaya berbagai partai politik, lembaga negara, praktisi politik untuk melakukan survei diberbagai daerah di Indonesia.

Perusahaan yang beralamat di Komplek Perkantoran Pesona View Blok B7, Jalan H Juanda, Kota Depok, ini terdaftar di KPU sebagai lembaga survei dan quick count hasil Pemilu 2024.

Hasil Survei JSN

Jaringan Suara Nusantara (JSN) melansir hasil survei calon Gubernur Sulawesi Tenggara atau Cagub Sultra 2024, Senin (1/4/2024) lalu.

Ada 12 nama calon yang memiliki tingkat elektabilitas jelang Pilkada Sultra 2024 dalam keterangan pers Direktur Eksekutif JSN, Lery Iskandar Syamsu, di Kota Kendari.

Survei JSN berlangsung periode 5-20 Maret 2024 dengan 1.000 responden yang tersebar di 17 kabupaten/kota se-Provinsi Sultra.

Dengan metode multi stage random sampling dengan teknik wawancara langsung responden terpilih.

Margin of error atau toleransi kesalahan hasil survei Pilgub Sultra ini kurang lebih 2,5 persen.

“JSN menggunakan metode witness (pendampingan) dan spotcheck berlapis (wawancara ulang) untuk menjamin wawancara dilakukan benar,” kata Direktur Eksekutif JSN, Lery Iskandar Syamsu.

Hasil survei, Hugua meraih elektabilitas 19 persen disusul Tina Nur Alam 18,11 persen, Lukman Abunawas 16,11 persen, Kery Saiful Konggoasa 15,62 persen, Ruksamin 7,54 persen. 

Rusda Mahmud 2,35 persen, Umar Samiun 1,35 persen, Abdurrahman Shaleh 1,20 persen, Andi Sumangerukka 6,10 persen, Ridwan Bae 5,30 persen, Armal 2 persen, La Ode Ida 1,27 persen.

Responden yang tidak tahu atau tidak menjawab 4,05 persen. 

Untuk tingkat popularitas, Lukman Abunawas 84,60 persen, Hugua 73,40 persen, Tina Nur Alam 77,80 persen, La Ode Ida 72,40 persen, Kery Saiful Konggoasa 70,60 persen, dan Ridwan Bae 70,20 persen.

Rusda Mahmud 62,40 persen, Abdurrahman Shaleh 60,80 persen, Ruksamin 60,20 persen, Umar Samiun 52,20 persen, Andi Sumangerukka 50,80 persen, serta Armal 50,20 persen.

Tak banyak informasi mengenai profil lembaga Jaringan Suara Nusantara (JSN) yang melansir hasil survei Pilgub Sultra tersebut.

JSN dikabarkan berkantor di Jalan Malik Raya, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Ulasan Pengamat Politik

Pengamat politik, Andi Awaluddin Ma’ruf SIP Msi, mengatakan survei memotret tren dan opini di masyarakat sehingga sifatnya tentatif dan bisa berubah.

“Survei itu sifatnya tentatif, bisa berubah, tergantung dari tren dan opini masyarakat,” kata akademisi Universitas Muhammadiyah Kendari atau UMK Sulawesi Tenggara ini.

Diapun mencontohkan fenomena hasil survei Pilgub Sultra 2024 yang mayoritas mengungunggulkan nama salah satu bakal calon Gubernur Sulawesi Tenggara.

Tapi kondisi berbeda terjadi pada 2024, di mana elektabilitas bakal Cagub Sultra tersebut justru menurun.

“Hal tersebut karena yang dipotret lembaga survei adalah tren dan opini masyarakat sehingga sifatnya bisa berubah,” jelasnya pada Kamis (01/08/2024).

Dengan demikian, waktu pengambilan data menentukan hasil survei, sehingga hasilnya bisa berbeda-beda pula dalam periode berbeda.

“Dan yang saya lihat jarak waktu pengambilan sampel antara survei yang satu dan lainnya berselang sekitar satu bulan,” jelasnya.

Selain waktu, penjelasan metedologi survei seperti jumlah responden dan hal teknis lainnya penting dalam mempublikasikan survei.

“Kalau surveinya terbuka secara metodologi sah-sah saja, tapi kadang memang yang melakukan survei merupakan pendamping konsultan politik,” ujarnya.

Sehingga, biasanya dilakukan survei secara keseluruhan dan survei terkait tim kerja di lapangan yang datanya kemudian diolah.

“Biasanya di angka itu ada yang jomplang hasilnya dan yang tahu itu internal tim surveinya,” kata Andi Awaluddin.(*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari/Sugi Hartono/Samsul Samsibar/Amelda Devi Indriani)