Universitas Terbuka Kendari

Kemendes PDTT dan Kadis PMD Sultra Dorong Peningkatan SDM Aparat Desa Melalui Universitas Terbuka

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Universitas Terbuka (UT) Kendari menggelar Seminar Kemahasiswaan tentang Desa Digital sebagai pondasi pembangunan daerah. Seminar kemahasiswaan tersebut digelar di salah satu hotel di Kendari, yang diikuti seluruh aparat desa Kabupaten daratan yang ada di Sultra, Rabu (29/11/2023).

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Universitas Terbuka (UT) Kendari menggelar Seminar Kemahasiswaan tentang Desa Digital sebagai pondasi pembangunan daerah.

Seminar kemahasiswaan tersebut digelar di salah satu hotel di Kendari, yang diikuti seluruh aparat desa kabupaten daratan yang ada di Sultra, Rabu (29/11/2023).

Direktur Advokasi dan Kerjasama Desa, serta Perdesaan Kemendes PDTT, Muh. Fachry mengatakan Desa Digital ini untuk mempercepat daya bangkit desa, baik dalam hal ekonomi maupun dalam mempercepat status kemandirian desa.

Penerapan Desa digital ini sangat fleksibel untuk semua desa, di mana desa yang telah 4G akan lebih mudah untuk mengimplementasikan desa digital.

Sehingga, tinggal melakukan pendampingan, dan edukasi terhadap masyarakat termasuk Kepala Desa, BUMdes, dan kelembagaan desa.

"Karena digitalisasi desa yang baik itu, bukan hanya software dan hardwarenya, tetapi juga smart society, smart goverment, dan smart ekonominya," kata Muh. Fachry.

Muh. Fachry menyampaikan, digitalisasi desa tidak boleh menghapus atau mengikis kearifan lokal yang sudah berlaku di desa atau di daerah.

Baca juga: Program Data Desa Presisi Mulai Diperkenalkan ke Kelurahan se-Kota Baubau Sulawesi Tenggara

Kemudian, desa-desa yang masih memiliki kendala terkait jaringan internet harus menjadi perhatian bersama, jangan membiarkan desa itu membangun desanya sendiri.

Harus saling berkolaborasi antara Pemerintah Daerah, Provinsi, swasta, dan juga perguruan tinggi dalam hal ini UT untuk bisa melakukan pendampingan.

"Harapannya, dengan adanya kegiatan ini akan banyak desa-desa digital di Sultra, dan desa yang masih berstatus tertinggal menjadi PR bersama Pemda maupun pusat untuk mengambil peran dalam mengimplementasikan desa digital," jelasnya.

Sementara itu, Kepala DPMD Sultra, I Gede Panca mengatakan dengan adanya seminar ini, para aparatur desa semakin baik pemahamannya tentang pentingnya teknologi digital dalam pemerintahan desa maupun pembangunan desa.

Karena, diharapkan ke depannya secara bertahap pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur desa menjadi ramah dan aware terhadap teknologi digital.

Kemudian, pemerintah juga semakin sadar dalam menanggapi sarana dan prasarana di desa, terutama terkait infrastruktur.

"Desa yang menerapkan desa digital ini yakni Desa Walandu, Kabupaten Buton Tengah. Namun, masih terbatas pada pelayanan publik, dan belum pada pembangunan kesejahteraan rakyat desa," tuturnya.

Baca juga: Workshop Tugas dan Klinik Ujian Tahap II UT Kendari: Siap Menghadapi Tantangan Akademik

Sedangkan Koordinator Registrasi dan pembelajaran UT Kendari, Eko Harianto mengatakan dalam kegiatan seminar ini, Universitas Terbuka Kendari juga menjadikan kegiatan sebagai platform Sosialisasi dan Promosi (Sosprom) tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau Desa (RPL Desa) pada Program Studi Ilmu Pemerintahan FHISIP UT.

RPL Desa adalah pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh dari pendidikan formal, nonformal, informal, dan/atau pengalaman kerja sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan formal di Program Studi Ilmu Pemerintahan UT Kendari.

Hal ini mengacu pada ketentuan Sistem e-Rekomendasi RPL Akademik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Selain itu, Eko menyampaikan Program RPL Desa ini telah dibuka sejak satu tahun yang lalu di Universitas Terbuka Kendari.

Khususnya jurusan Ilmu Pemerintahan, karena jurusan ini yang sangat cocok untuk aparatur desa.

Tujuan adanya program RPL ini yakni untuk membantu pemerintah, khususnya apartur desa dalam mengembangkan desa melalui desa digital.

"Untuk program RPL saat ini mahasiswanya sebanyak 108 orang yang berasal dari tiga Kabupaten, yakni Kabupaten Kolaka Timur, Kolaka, dan Konawe," tuturnya.

Adapun sistem pembayaran program RPL di UT ini yakni tidak langsung dibayar, tetapi ada bentuk kerjasama penundaan pembayaran dalam bentuk skema beasiswa atau pengelolaan PMD, dalam hal ini Pemerintah Desa.

Baca juga: Puncak Prestasi: Mahasiswa Universitas Terbuka Kendari Sultra Mengikuti Wisuda di UT Pusat

Sehingga, transaksi pembayaran SPP dapat dibayar pada semester berikutnya, yakni saat dana desa keluar.

"Dengan adanya kegiatan ini, kami harapkan banyak aparatur desa yang bisa terbantu dengan berkuliah di UT, agar dapat mengembangkan desa masing-masing dengan pengetahuan yang didapat," jelasnya.

Hadir juga Tim dari Telkomsel yang memberikan informasi terkait Aplikasi SIMPELDESA (Sistem Informasi dan Manajemen Pelayanan Desa). Aplikasi mobile untuk smartphone yang terintegrasi dengan dashboard berbasis web.

D mana ada tiga pilar smart village yang disampaikan yakni Smart Governance, yaitu Database Integratif untuk memudahkan pelayanan publik dan administrasi desa.

Smart Society, yakni Kanal Pelayanan Sosial untuk membangun jaringan kepedulian antar warga Desa

Serta Smart Economy, yaitu Ekosistem Ekonomi Digital sebagai model bisnis partisipatif untuk tingkatkan PADes.(*)

(Tribunnewssultra.com/Dewi Lestari)