Berita Sulawesi Tenggara

4 Jenis Penyakit Hewan Menular Strategis Ada di Sulawesi Tenggara, Serang Babi, Sapi hingga Anjing

Distanak Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) beberkan 4 jenis Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS), salah satunya Demam Babi Afrika.

Amelda Devi Indriyani
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara (Sultra), La Ode Muh Rusdin Jaya. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara (Sultra) beberkan 4 jenis Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS).

Bahkan 4 jenis Penyakit Hewan Menular Strategis  telah menyerang hewan ternak di Sultra.

Kepala Distanak Sultra, La Ode Muh Rusdin Jaya mengatakan keempat jenis PHMS tersebut Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) pada ternak babi.

Lalu Jembrana pada sapi, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi dan rabies pada anjing.

Baca juga: Kasus Rabies di Sultra Masih Aman, Pemprov Ingatkan Masyarakat Suntik Vaksin Hewan Peliharaan

"Hasil monitoring dan pemantauan kami di Sultra ini sudah ada empat PHMS terkonfirmasi positif melalui Laporan Hasil Uji Laboratorium Balai Besar Veteriner Maros," kata Rusdin, Rabu (20/9/2023).

Hingga saat ini telah terdata sebanyak 356 ekor babi ternak di Kabupaten Konawe Selatan mati karena terserang ASF.

Babi yang terserang ASF ini memiliki ciri-ciri nafsu makan turun, demam, diare, muntah, abortus, radang pada sendi, bercak- bercak pada organ dalam.

Kemudian ada sebanyak 135 ekor sapi yang mati karena virus Jembrana, yang tersebar di Kota Kendari, Kabupaten Bombana, Kolaka Timur, Kolaka Utara, Konawe dan Konawe Selatan.

Dengan ciri-ciri keringat darah, nafsu makan turun, lemas, diare, pembengkakan pada lipoglanduula.

Selanjutnya untuk virus PMK telah tercatat 6 kasus sapi terjangkit di Kabupaten Kolaka Timur. 

Baca juga: Warga Kendari Sultra Diimbau Vaksin Rabies Hewan Peliharaan, Dinas Pertanian Bakal Jemput Bola

Dengan ciri-ciri sapi yang terjangkit yaitu pincang, lepuh pada rongga mulut seperti sariawan, lepuh pada kuku kaki, nafsu makan turun, demam tinggi, tidak dapat berdiri, mulut berbusa, gemetar dan nafas cepat.

Serta yang terakhir, ada 1 kasus rabies pada anjing di Kabupaten Kolaka dengan ciri-ciri menyerang tiba -tiba, takut air, takut cahaya, liur berlebihan. 

Ia menyebut kasus-kasus tersebut mulai terdeteksi pasca hari raya Idul Adha tepatnya sejak bulan Juli tahun 2023.

Beberapa langkah yang telah dilakukan Distanak Sultra yaitu mengidentifikasi terhadap sampel hewan yang terinfeksi melalui uji sampel di BBV Maros.

Kemudian mendorong dokter hewan untuk terus melakukan pemantauan terhadap keempat jenis penyakit ini. Agar jika ada kejadian, bisa segera ditangani oleh dokter hewan di tingkat kabupaten kota dan di provinsi.

Baca juga: Ditemukan Cacing Hati Pada Beberapa Sapi Kurban di Kota Kendari, Ini Penjelasan Dokter Hewan

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved