“Kejadian sebenarnya, belum bisa saya sampaikan karena belum ada hasil investigasi. Kami kan juga butuh saksi,” jelasnya menambahkan.
Ia meyakinkan, tim DPKM UGM masih menangani masalah ini dan mengatakan, akan ada pembinaan bagi yang bersangkutan.
Dikatakannya, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) pun akan menilai, apakah keduanya perlu mendapat sanksi atau hanya pembinaan saja.
“Kejadiannya itu lima sampai enam hari lalu ya. Dari fakultas apa, saya belum tahu," ujarnya.
"Hanya bisa kami pastikan, mereka mahasiswa kami karena kejadiannya di tempat KKN kami,” kata Rustamaji menambahkan.
Rustamaji juga tidak bisa memastikan apa dua anak tersebut merupakan pasangan atau memiliki kedekatan khusus.
Dia pun menyebut, di daerah KKN di Kaligesing, belum ada dampak berarti setelah dugaan peristiwa itu terjadi.
“Saya minta adik-adik jaga diri karena jangan sampai jadi sesuatu yang besar. Jangan lakukan hal yang sama di lokasi lain,” katanya.
Disampaikan Rustamaji, kedua anak itu berjanji tidak mengulangi.
Teguran pun sudah diberikan kepada mereka dan pihak UGM meminta agar mereka tetap di lokasi, menjalankan program yang sudah ada.
“Belum ada sanksi. Sejauh ini belum, investigasinya belum keluar. Baru teguran tadi saja,” jelasnya.
Kepada 7.000 lebih mahasiswa UGM yang sedang menjalankan KKN di seluruh Indonesia tahun 2023 ini, Rustamaji berpesan agar mereka tidak melakukan hal di luar tata krama setempat.
“Jangan melanggar kesusilaan. KKN ini untuk pengabdian dan dalam rangka belajar bermasyarakat. Ini tujuan mulia,” ujarnya.(*)
(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili, TribunJogja.com/Dewi Rukmini/Ardhike Indah/Bunga Kartikasari, Kompas.com/Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)