Video Viral
Viral Netizen Tolak Peredaran Uang Pecahan Rp75 Ribu Merasa Susah Dibelanjakan, Ini Jawaban BI
Berikut ini viral netizen tolak peredaran uang pecahan Rp 75 ribu karena susah dibelanjakan. Hal ini merujuk pada maraknya perederan mata uang
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini viral netizen tolak peredaran uang pecahan Rp 75 ribu karena merasa susah dibelanjakan.
Hal ini merujuk pada maraknya perederan uang baru senilai 75 ribu tersebut.
Terlebih mata uang ini dibuat dengan versi yang lebih punya warna baru.
Seperti diketahui, sejak akhir tahun 2022, uang Rp75 ribu ramai beredar.
Uang tersebut berbentuk pecahan kertas.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, pecahan Rp 75.000 merupakan Rupiah yang dicetak terbatas untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Menurut dia, uang commemorative alias uang peringatan ini masih dapat digunakan sebagai alat tukar di Indonesia. Namun, sebagai uang peringatan yang dicetak terbatas, pecahan Rp 75.000 lebih banyak dijadikan koleksi.
Baca juga: Saham Bisa Jadi Pilihan Berinvestasi Mahasiswa di Sulawesi Tenggara, Mulai Rp5.000
"Itu yang mungkin menjelaskan harganya lebih tinggi daripada nominalnya," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/4/2023).
Erwin melanjutkan, masyarakat sebenarnya dapat memperoleh uang tersebut melalui aplikasi PINTAR milik BI atau laman https://pintar.bi.go.id/Order/UPK.
Sayangnya, kata dia, ternyata persediaan Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia (UPK 75 Tahun RI) ini sudah semakin terbatas.
"Akan evaluasi ulang ketersediaan di seluruh daerah dan baru akan memutuskan apakah masih bisa ditawarkan kepada masyarakat," ungkapnya.
Uang pecahan Rp 75.000 memiliki sejumlah karakteristik yang amat berbeda dari Rupiah kertas lainnya.
Dikutip dari laman BI, pengeluaran dan pengedaran pecahan Rp 75.000 bertepatan dengan HUT ke–75 Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2020.
Rupiah peringatan ini menggambarkan tiga tema besar yang tertuang dalam desain bagian depan dan belakang.
Tema "Mensyukuri Kemerdekaan" pun tergambar dengan warna dominan merah putih, gambar peristiwa pengibaran bendera pada saat proklamasi, foto proklamator Soekarno-Hatta, serta gambar gunungan yang memiliki filosofi sebagai pembuka dan permulaan lembaran baru.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.