BKKBN Sultra

Pelatihan Tim Pendamping Keluarga, BKKBN Tekankan Calon Pengantin Harus Sehat Agar Bayi Tak Stunting

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Setiap pasangan calon pengantin harus sehat dan tidak boleh anemia agar bayi yang akan dilahirkan sehat dan tidak stunting. Hal ini ditekankan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr Hasto Wardoyo ke Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tengah mengikuti orientasi di Aula Kantor Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Kamis (9/3/2023). Kegiatan orientasi yang dilaksanakan di Aula Bergerak Bersama itu diikuti ratusan anggota Tim Pendamping Keluarga dari Kecamatan Gajahmungkur dan Kecamatan Candisari.

Menurut dr Hasto Wardoyo, kandungan protein tinggi akan mencegah tiga dampak stunting yaitu pendek, tidak cerdas, dan mudah sakit.

Untuk bayi yang sudah lahir, tidak boleh terlewat imunisasi wajib. Imunisasi lengkap didukung dengan lingkungan bersih akan menghindarkan dari bayi yang sakit-sakitan, terutama diare.

“Jika anak sering diare, berat badan tidak naik, tiga bulan berat tidak naik, tinggi badan tidak bertambah. Anak terindikasi stunting,” kata dokter spesialis obgyn ini.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Rahayu menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kepala BKKBN yang berkenan menyemangati TPK peserta orientasi hari ini dengan memaparkan materi secara langsung.

Wali Kota yang akrab disapa Mbak Ita ini mengatakan selama periode tanggal 2 hingga 21 Maret 2023 akan diadakan pelatihan TPK yang seluruh pembiayaannya berasal dari BKKBN.

Baca juga: BKKBN Sultra Tutup Tahun 2022 Optimis Capaian Penurunan Angka Pravelensi Stunting Hingga 2 Persen

Secara keseluruhan peserta pelatihan tersebut berjumlah 3.822 orang yang terdiri dari unsur bidan, unsur TP PKK, dan unsur kader KB.

"Kerja keras dari teman-teman semua, seluruh stakeholder juga, telah mendapatkan apresiasi dari Pak Hasto. Kota Semarang mencapai 10,9 persen penurunan stunting adalah wujud dari bergerak bersama,” kata Ita.

Menurut Ita, Kota Semarang sudah memiliki Kebun Gizi dan Rumah Pelangi Nusantara untuk penanganan percepatan penurunan stunting.

“Dengan support Kepala BKKBN, Menteri PPPA meresmikan Rumah Pelita untuk anak-anak stunting dan baduta. Di Kelurahan Podorejo, Kecamatan Gunungpati telah diresmikan rumah Pelita kedua dan lokasi - lokasi selanjutnya akan menyusul," ujarnya.

"Moga-moga di Kota Semarang angka stunting turun menjadi nol persen dengan inovasi-inovasi terbaru,” tutur penulis Buku Resep Masakan Baduta dan Ibu Hamil Untuk Generasi Emas Indonesia tersebut.

Baca juga: Sukses Turunkan Angka Stunting Jadi 2,19 Persen, BKKBN Apresiasi Kader KB hingga Bidan di Muara Enim

Ita mengatakan di Kecamatan Gajahmungkur terdapat 60 kasus anak stunting, tetapi saat ini jumlah tersebut telah turun menjadi 40 kasus.

"Untuk penanganan stunting dilakukan dari hulu ke hilir, dan tidak dimulai sejak bayi lahir," ujar Wali Kota Semarang.

Pemerintah Kota Semarang dalam hal ini Dinas Kesehatan selanjutnya akan melakukan pemberian gizi kepada anak-anak SMP, sebagai wujud upaya pencegahan stunting yang dimulai sedini mungkin.

Kegiatan Orientasi Tim Pendamping Keluarga di Kota Semarang turut dihadiri Direktur Bina Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana BKKBN Martin Suanta, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Semarang dr Lilik Faridah.

Lalu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah drg Widwiono, dan Ketua Tim Kerja KBKR Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Agoes Poedjianto, dan Camat Gajahmungkur Ade Bhakti Ariawan. (*)