TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Dinas Kesehatan (Dinkes) menyasar sekolah-sekolah di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk melakukan edukasi seputar seks dan bahaya HIV AIDS.
Hal itu dilakukan menyusul terlibatnya usia produktif yang terkonfirmasi positif Human Imunodeficiency Virus (HIV) Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, Ellfi mengatakan 290 kasus HIV AIDS yang tercatat selama 2022, didominasi usia produktif mulai 15-49 tahun.
Kata dia, dari usia produktif tersebut terdapat beberapa anak usia sekolah yang terkonfirmasi positif HIV AIDS.
Sehingga, pihaknya akan berkoordinasi dengan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan puskesmas untuk mendata sekolah-sekolah yang berada di masing-masing wilayah kerja.
Baca juga: Kasus HIV AIDS di Kendari Didominasi Laki-laki, Hubungan Sesama Jenis Diduga Jadi Sebab Penularan
Di mana, salah satu upaya yang pihaknya sudah susun adalah memaksimalkan penyuluhan yang ada di sekolah-sekolah.
Selain itu, memaksimalkan peran petugas puskesmas dalam meningkatkan pengetahuan seluruh siswa terkait HIV AIDS.
"Mengapa sekolah? Karena berkaca dari data 2022, sudah banyak anak-anak usia sekolah terkonfirmasi positif HIV AIDS, meski memang tidak banyak," katanya ditemui di ruang kerjanya, Kamis (26/1/2023).
"Kita edukasi apa itu HIV AIDS, kita perkenalkan bahaya HIV AIDS dan bagaimana pencegahannya kepada para pelajar," imbuhnya.
Diharapkan, dengan pengetahuan dan pemahaman tersebut, anak sekolah bisa lebih meningkatkan perilakunya untuk waspada dan peduli dengan HIV AIDS.
Baca juga: Kasus HIV AIDS di Kendari Sulawesi Tenggara Meningkat 2 Kali Lipat Selama 2022, Didominasi Laki-laki
Artinya, para pelajar tidak mencoba-coba atau tidak ingin sekadar mengetahui perilaku yang dianggap berisiko tertular HIV AIDS.
"Karena, menurutnya, usia pelajar rasa ingin tahunya sangat besar," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari.
Ia mengakui banyak upaya yang terus dilakukan pada 2022 untuk menemukan kasus itu, sebab terdapat beberapa organisasi yang memang konsen di bidang penemuan kasus HIV AIDS.
"Jadi, mereka betul-betul membantu kami di lapangan dalam hal penjangkauan populasi kunci," jelasnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)