Berita Kendari

Pemkot Kendari Kampanye Stop Kekerasan Perempuan dan Anak Peringati Hari Anak Sedunia 2022

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari berkomitmen dan mengampanyekan gerakan stop kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kampanye tersebut sekaligus menandatangani komitmen bersama untuk menurunkan angka kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Kendari dalam peringatan Hari Anak Sedunia 2022 diselenggarakan di Tugu Religi Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kota Kendari, Minggu (11/12/2022).

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari berkomitmen dan mengampanyekan gerakan stop kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Kekerasaan terssebut baik yang terjadi di lingkungan sekitar di dunia nyata maupun secara online atau cyber bullying verbal atau non verbal.

Kampanye tersebut sekaligus menandatangani komitmen bersama untuk menurunkan angka kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Kendari dalam peringatan Hari Anak Sedunia 2022.

Kegiatan tersebut diselenggarakan di Tugu Religi Sulawesi Tenggara (Sultra) di Kota Kendari, Minggu (11/12/2022).

Hadir Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kerja Sama Kota Kendari, Andi Dadjeng.

Baca juga: Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Kendari Sultra Edukasi Pelajar SMP Bahaya Cyber Bullying

Ia mengatakan salah satu bentuk kampanye dan peran Pemkot Kendari adalah menjadi perwakilan Indonesia bagian tengah mempresentasikan kepada Menteri DP3A.

Andi Dadjeng menambahkan hal yang dipresentasikan yakni program inovasi dan rencana aksi yang akan dilakukan pada tahun 2022.

Namun, kolaborasi seluruh pihak sangat dibutuhkan dalam rangka menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang ada di Kota Kendari, baik itu keluarga, masyarakat maupun pemerintahan.

"Sementara ini masih berlanjut kegiatan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan yang dimulai sejak 16 November hingga Desember 2022," jelasnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Kendari, Siti Ganef mengatakan peringatan setiap tahun untuk merefleksi dan mendukung pelaksanaan program perlindungan tersebut.

Baca juga: Polres Baubau Sultra Bakal MoU UPTD PPA, Tekan Tindak Kejahatan terhadap Perempuan dan Anak

Kata dia, DP3A Kendari telah membentuk gugus tugas, serta Kota Layak Anak (KLA) yang merupakan wujud kolaborasi menjadikan Kota Kendari sebagai Kota Layak Anak.

"Kami juga mengadakan perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat, satgas perlindungan perempuan dan anak," kata dia.

"Ini semua back up kita, tidak kalah pentingnya juga sinergisitas kolaborasi semua OPD untuk berkomitmen melindungi perempuan dan anak," ungkapnya.

Untuk lebih memperluas cakupan perlindungan perempuan dan anak, DP3A Kendari juga tengah berkolaborasi dengan dunia usaha.

Dalam hal ini membentukan Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Baca juga: Kekerasan Perempuan dan Anak di Baubau Sulawesi Tenggara Meningkat 32 Kasus Januari hingga Mei 2022

Dalam peringatan tersebut, Forum Anak Indonesia Kota Kendari membacakan Suara Anak Asean di hadapan anak-anak dan Pemkot Kendari.

1. Menyerukan kepada seluruh anak untuk bersuara guna meningkatkan kesadaran akan keamanan digital dan membantu masyarakat yang terpinggirkan untuk memiliki akses terhadap literasi digital.

2. Mendorong pemerintah untuk meningkatkan aksebilitas internet untuk masyarakat di daerah terpencil.

3. Meminta dukungan pemerintah untuk memastikan pendidikan dan transformasi digital yang setara, meminta pemerintah membangun lebih banyak mekanisme yang layak untuk mempromosikan partisipasi, dan ketahanan digital bagi semua anak agar memungkinkan mereka memainkan peran aktif dalam menjadikan kawasan ini sebagai episentrum pertumbuhan.

4. Meminta pemerintah untuk menyediakan regulasi tentang kurikulum literasi digital di semua jenjang pendidikan terkait penegakan hukum dan perlindungan anak dari segala bentuk eksploitasi dan penyalahgunaan online.

Meminta pemerintah untuk membuat hotline yang aman dan dapat diakses untuk melaporkan eksploitasi dan pelecehan online terhadap anak.

5. Mendorong pemerintah untuk memberikan peningkatan kapasitas bagi semua aktor dan pemangku kepentingan terkait keamaman digital denga tetap memperhtikan keamanan dan kenyamanan digital bagi semua anak.

6. Mendesak orangtua dan wali untuk berkomitmen dalam pengasuhan yang baik dan memperhatikan kebutuhan belajar dan perkembangan anak anaknya, selain itu menghimbau para orangtua dengan anak anaknya serta mengikuti program pengasuhan digital terkait keamanan dan keselamatan digital.

Untuk diketahui, Suara Anak Asean tersebut dibuat di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), pada 20 November 2022. (*)

(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)