Mengetahui tempat berlindungnya dipenuhi tentara Ukraina, Iskandar pun memilih keluar dari bunker karena takut menjadi terget serangan pasukan Rusia.
“Kami memutuskan untuk bergerak di atas tanah lagi setelah itu. Karena semakin banyak tentara datang, saya pikir pabrik adalah tempat yang tidak aman untuk berlindung karena kami akan menjadi sasaran.” jelas Iskandar.
Baca juga: Update Hari Ke-75 Perang: Bom Rusia Tewaskan 60 Warga Ukraina yang Berlindung di Sekolah
Disebutkan Iskandar bahwa ia dan rekan-rekannya berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
“Suara bom sangat keras setiap hari. Tapi kami memiliki nasib baik tampaknya. Mungkin belum takdir kita untuk mati,” katanya.
Sementara Iskandar merenungkan nasibnya di Chernihiv, sang istri yakni Ayi Rodiah menunggu kabar suaminya dari Binjai.
“Tentu saja, saya terkejut ketika perang pecah dan suami saya terjebak di tengahnya,” ujar Ayi kepada Al Jazeera.
Baca juga: Kuatkan Posisi Ukraina di Medan Perang dan Perundingan, G7 Sebut Tindakan Putin Permalukan Rusia
“Tetapi saya berpikir bahwa jika saya khawatir tentang kematiannya, itu akan menjadi kenyataan, jadi saya hanya mencoba untuk berpikir positif.” sambung Ayi.
Sementara itu, Kedutaan Indonesia di Kyiv berusaha mati-matian untuk menyelamatkan WNI di Ukraina, tetapi rencana evakuasi berturut-turut berakhir dengan kegagalan.
Adapun Iskandar menjelaskan bahwa mereka akan menerima panggilan telepon dari seorang pejabat kedutaan yang menyuruh mereka bersiap-siap.
Namun, pada menit terakhir evakuasi dibatalkan karena masalah keamanan.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-74: Rusia Bom Sekolah di Luhansk Ukraina, Diduga Tewaskan 60 Orang
Suatu hari, mereka masuk ke sebuah van dan berkendara selama 15 menit di jalan, sebelum kembali.
Pada 17 Maret, tiga minggu setelah invasi dimulai, Iskandar akhirnya dapat melarikan diri dengan melakukan perjalanan darat dari Chernihiv ke Kyiv dengan van yang disewa oleh kedutaan.
Iskandar dan rombongan WNI kemudian ke kota timur Lviv dekat perbatasan Ukraina-Polandia.
Sore harinya, pabrik plastik tempat bekerja Iskandar pun sebagian hancur dan terbakar.
Baca juga: Update Hari Ke-74 Invasi Ukraina: Evakuasi Warga di Mariupol Selesai hingga Rudal Rusia Hantam Odesa
Hingga kemudian dari Lviv, Iskandar menyeberang ke Polandia, dan terbang dari Warsawa ke Jakarta melalui Doha.