Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina, yang terbesar di Eropa direbut oleh pasukan militer Rusia pada Jumat (4/3/2022).
Hal ini terjadi setelah serangan Rusia yang memicu kebakaran di dekat salah satu dari enam reaktor PLTN Zaporizhzhia.
Baca juga: Rusia Rebut dan Tembaki Fasilitas Nuklir Terbesar Eropa di Ukraina, AS: Ini Kejahatan Perang
Atas kejadian ini, dilaporkan bahwa tak ada pelepasan radiasi.
Namun dikabarkan terdapat 2 tentara yang tewas akibat penyerangan Rusia di PLTN Ukraina tersebut.
Tetapi para pejabat Ukraina mengatakan para pekerja tidak dapat memeriksa semua infrastruktur keselamatan setelah serangan itu.
KTT darurat Dewan Keamanan PBB pun diadakan setelah serangan Rusia terhadap pembangkit listrik Zaporizhzhia ini.
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan dunia nyaris menghindari "bencana nuklir" dan mengutuk tindakan Rusia sebagai "sembrono" dan "berbahaya".
Baca juga: Setelah Apple, Microsoft Juga Berhenti Jual Produk dan Layanan di Rusia gara-gara Invasi ke Ukraina
Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Ukraina menyebut serangan Rusia terhadap pembangkit nuklir itu adalah kejahatan perang.
- Presiden Rusia Vladimir Putin memperkenalkan serangkaian undang-undang baru yang menindak kebebasan pers.
Putin menandatangani RUU menjadi UU yang memperkenalkan hukuman penjara hingga 15 tahun bagi orang-orang yang menerbitkan “berita hoax” tentang tentara invasi Rusia ke Ukraina.
Banyak outlet menghentikan operasi di Rusia atau menghapus cakupan sebagai tanggapan atas peraturan tersebut.
BBC, CNN, Bloomberg, dan CBC semuanya mengumumkan bahwa mereka menangguhkan operasi atau siaran di Ruasia, dengan mengatakan undang-undang itu "mengkriminalisasi pelaporan independen di negara itu"
Baca juga: Meta Dituduh Diskriminasi saat Invasi Moskow ke Ukraina, Rusia Blokir Akses Facebook dan Twitter
Surat kabar Rusia Novaya Gazeta mengatakan akan menghapus materi tentang tindakan militer Rusia di Ukraina dari situs webnya.
- Regulator media pemerintah Rusia melarang akses ke Twitter dan Facebook.
Regulator media pemerintah Rusia Roskomnadzor telah membatasi akses ke Twitter.