Penolakan Tambang di Konkep

Ditolak Keras Warga, Wakil Bupati Konawe Kepulauan Malah Merestui Aktivitas Pertambangan PT GKP

Penulis: Fadli Aksar
Editor: Risno Mawandili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Bupati Konawe Kepulauan, Andi Muhammad Lutfi.

"Kemarin hanyalah sebuah kejadian yang seharusnya tidak diekspos seperti itu, tetapi karena, tapi namanya hari ini keterbukaan," ungkapnya.

Alasan tidak boleh diekspos, menurut Adndi, karena ada warga yang membuka baju saat berdemonstrasi menolak aktivitas pertambangan PT GKP.

Baca juga: Konawe Kepulauan Tergolong Pulau Kecil Tak Bisa Ditambang, HMI Desak Presiden Cabut IUP PT GKP

"Itu yang saya maksud, jangan disebarluaskan yang kemarin itu karena ada yang buka baju," tegasnya melalui telepon WhatsApp Messenger.

Untuk diketahui, sejumlah emak-emak telah menggelar unjuk rasa melawan aktivitas PT GKP.

Sejumlah emak-emak yang menolak kehadiran PT GKP itu sampai jatuh pingsan di depan alat berat, Kamis (3/3/2022) pagi WITA.

Peristiwa itu terjadi di lahan perkebunan warga di Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konkep, Provinsi Sultra.

Aksi ini merupakan kedua kalinya, setelah sebelumnya mereka mengadang alat berat pada Selasa (1/3/2022).

Dalam video yang diterima TribunnewsSultra.com, puluhan warga terlibat keributan dengan pihak perusahaan tambang.

Sejumlah emak-emak histeris, memekik takbir hingga jatuh pingsan di tengah kerumunan massa.

Jaringan Advokasi Pertambangan (Jatam) menduga ada keterlibatan Partai NasDem dalam polemik penyerobotan lahan warga oleh PT Gema Kreasi Perdana. (Istimewa)

Bahkan, beberapa ibu-ibu sudah melepas baju sehingga pakaian dalam mereka terlihat.

Salah seorang warga, Amir mengatakan, bentrokan bermula saat massa pro perusahaan tambang tiba-tiba datang ke lahan milik La Dani.

Saat itu, para warga penolak tambang sedang duduk di atas lahan perkebunan, menjaga agar alat berat excavator tak bergerak maju.

"Warga sementara cerita-cerita, tidak lama mereka datang sampai merusak pagar, ibu-ibu langsung histeris," ujar Amir saat dihubungi melalui telepon, Kamis (3/3/2022).

Bahkan, kata Amir, ibu-ibu pingsan setelah lelah menangis histeris dan membuka setengah busana mereka.

"Itu bagian perlawanan orang kecil, bagaimana lagi kalau bukan begitu," tutur Amir.

Halaman
123