TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Komandan Rayon Militer (Danramil) 01 Wawonii, Kapten Inf Salmar Gona membantah adanya tindakan aparat TNI mengawal alat berat PT GKP.
Sebaliknya, kehadiran aparat TNI di lahan perkebunan warga, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk menghentikan alat berat anak perusahaan Harita Grup ini.
Diketahui, puluhan emak-emak di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengadang excavator perusahaan tambang.
Aksi emak-emak ini diwarnai tangis histeris saat berhadapan dengan alat berat anak perusahaan Harita Grup ketika hendak membuka lahan untuk jalan tambang.
Warga menyebut alat berat milik perusahaan menyerobot lahan perkebunan warga dikawal polisi bersenjata dan anggota TNI.
Baca juga: PT GKP Bantah Serobot Lahan Warga di Konkep, Pakai Excavator Bersihkan Jalur ke Lokasi Tambang
Aksi menolak tambang ini dilakukan di Desa Sukarela Jaya, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konkep, Provinsi Sultra, pada Selasa (1/3/2022) sekira pukul 14.00 Wita.
Danramil 01 Wawonii, Kapten Inf Salmar Gona mengatakan, anggota TNI saat peristiwa tersebut tidak sedang mengawal alat berat PT Gema Kreasi Perdana (PT GKP).
Ia menjelaskan, saat itu dirinya mengikuti negosiasi antara warga yang mengaku memiliki lahan dengan pihak PT GKP.
Kata dia, pertemuan itu difasilitasi pemerintah setempat, hadir camat, para kepala desa serta Kapolsek Wawonii.
"Setelah negosiasi, (warga) yang mendirikan gubuk dan memasang kain pembatas mempersilakan alat berat masuk sampai pagar," kata dia saat dihubungi melalui WhatsApp Messenger, Rabu (2/3/2022).
Baca juga: Masyarakat Adat Wawonii Minta Bupati Konawe Kepulauan Jelaskan Isi MoU dengan PT GKP
Menurut Kapten Inf Salmar Gona, alat berat itu sendiri sudah berada di areal lahan yang disengketakan sejak dua bulan lalu.
Namun, pihaknya mendapat informasi, ada massa yang akan naik ke bukit untuk mengambil paksa lahan yang disengketakan.
Saat itulah, ujar Kapten Inf Salmar Gona, sejumlah anggota TNI dan kepolisian datang memecah massa dengan menyuruh menjauh.
"Saat alat (excavator) mendekat pagar, saya sendiri berdiri di depan, beri tanda silang tangan untuk menghentikan dan mundur supaya tidak mendekat ke pagar," tegasnya.
Tolak Tambang