Kemudian pada sore harinya datang seseorang yang disebut sebagai anggota Ormas tersebut menggunakan mobil.
Baca juga: Rachel Vennya Dipanggil Polisi Lagi Hari Ini setelah Kasus Dinaikkan, Kuasa Hukum: Dia Taat Hukum
"Bertransaksilah mereka, si DK ini ngambil deposit sama anggota Ormas ini. DK minta bantu, minta surat tanda terima supaya ketua Ormas itu percaya, bahwa di sinilah tempatnya, jadi kita bantulah," jelas Edi.
Edi menerima uang sewa sebesar Rp 37,8 juta karena DK menyewa tujuh unit truk selama enam hari.
"Besoknya berangkatlah truknya pagi empat unit, kemudian tiga lagi nyusul siang. Ketemulah sama mereka di sana," ungkap Edi.
Tidak jadi sewa picu cekcok
Dua hari setelah itu, DK tiba-tiba menghubungi Edi dan berkata bahwa DK tidak sanggup dan meminta pembatalan sewa.
"Dipulangkan semua karena enggak sanggup bayar rental, hari rabu pulang semua. Jadi ku telpon DK ini, hitungan dulu kita, tapi dia nggak datang," terang Edi.
Lalu, esok harinya ada anggota Ormas yang datang ke kantor Edi dan memaki-makinya.
Tidak lama dari itu pun DK datang untuk menyelesaikan permasalahan rental truk.
Edi dan DK saling berdebat hingga akhirnya DK menyarankan supaya uang sewa dikembalikan.
"Karena kondisi kejepit, DK lah yang menyarankan upaya dipulangkan. Dibayarlah Pohan terutang Rp 8,55 juta, Anto Rp 7,225 juta, karena uang mereka kurang jadi kutalangin," ujar Edi.
Edi juga mengungkapkan bahwa setelah itu, ia tiba-tiba kembali didatangi oleh anggota Ormas itu untuk protes karena ada selisih hitungan pengembalian uang.
"Selisih berapa lagi, kan sudah sepakat, si DK juga yang bilang sepakat. Jadi saya pun pulang," jelas Edi.
Masih tidak terima, anggota ormas tersebut mengikuti Edi hingga sampai rumahnya.
Percekcokan pun terjadi di rumah Edi.