Polisi Diserbu 70-an Orang hingga Terluka Parah, Rumah dan Mobil Ikut Remuk, Ada Suara Tembakan

Penulis: Nina Yuniar
Editor: Ifa Nabila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penganiayaan

Dua orang karyawan Edi kemudian datang dan perkelahian pun terjadi antara karyawan Edi dengan anggota Ormas itu.

Edi mencoba melerai perkelahian tersebut dan mengusir anggota Ormas itu.

"Cabutlah orang itu. Saya berpikir pasti buat laporan polisi mereka. Jadi hubungi adik saya yang polisi. Konsultasi saya melalui telepon sama dia," katanya.

Seusai itu Edi menghubungi adiknya, Aipda Eko, bermaksud untuk menemuinya di Kantor Polisi Sektor Medan Timur, tempat dinas adiknya.

"Jumpalah kami di kantor, ceritalah sama dia terkait masalah ini," ujarnya.

Di tengah pembicaraan, tiba-tiba istri Edi, Aiptu Surya Ningsih memberi kabar bahwa rumahnya kini diserang puluhan orang.

Mendengar hal itu pun, Edi dan Aipda Eko langsung pulang ke rumah Edi.

"Pukul 21.56 WIB masuk telepon dari istri, bilang di rumah sudah ramai, diserang orang. Gitu mau masuk komplek, saya lihat sudah ramai, padat komplek saya mobil semua penuh," terang Edi.

Saat Edi menepi di komplek perumahannya, ia mendengar dua kali letusan senjata api.

"Jadi mereka sudah siap merusak rumah. Saya buka kaca mobil saya dengar dua kali letusan senjata api," jelasnya.

Polisi ikut diserang

Seusai melakukan pengerusakan, puluhan mobil milik massa yang menyerangnya tersebut keluar dari kawasan kompleknya.

Saat keluar mobil Edi pun tak luput diserang oleh massa.

Yang lebih mengerikan lagi, adiknya, Aipda Eko juga menjadi sasaran puluhan orang ini.

"Langsung nyerang saya, mobil hancur. Pakai samurai, ditombak juga mobil saya tapi saya menghindari. Saya lihat adik saya sudah di kejar pakai kelewang," ujar Edi.

Halaman
1234