Demo Tambang di Konawe Selatan

Detik-Detik Polisi Bubarkan Pendemo Pakai Senjata Api di Konawe Selatan, 5 Kali Lepaskan Tembakan

Editor: Fadli Aksar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana detik-detik polisi bubarkan pendemo pakai senjata api di Desa Sangi-sangi, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Dari video yang diterima TribunnewsSultra.com, sejumlah polisi berseragam memakai senjata laras panjang mengejar warga.

Terdengar lima kali suara dentuman senjata ditembakkan ke udara, suasana ricuh, sejumlah pendemo berlarian turun menuju pantai.

Suara teriakan ibu-ibu juga terdengar, diduga ketakutan saat polisi menembakkan senjata dan mengejar massa.

Tak hanya itu, tampak polisi berpakaian sipil juga membawa senjata laras pendek.

Nelayan & Mahasiswa Ditangkap

Sebanyak tiga orang demonstran ditangkap polisi di lokasi tambang PT Gerbang Multi Sejahtera atau GMS Desa Sangi-sangi, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konsel, Sabtu (18/9/2021) malam.

Ketiga pendemo yang ditangkap adalah Ketua Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi atau LMND Kota Kendari Anhar serta dua nelayan Erwin dan Abdul Basir.

Ketiga orang ini ditangkap polisi saat mengikuti demonstrasi bersama ratusan nelayan di lokasi tambang site PT GMS sejak Sabtu pagi.

Baca juga: BREAKING NEWS Tabrakan Kapal di Selat Tobea Konawe Selatan, 1 Warga Muna Hilang di Perairan Polewali

Dalam aksinya, para nelayan tersebut memerotes pencemaran laut akibat aktivitas PT GMS.

Salah seorang pengunjuk rasa Daud (28) mengatakan, penangkapan terjadi saat massa menghalau mobil perusahaan yang hendak menabrak pendemo.

Karena massa tak mau membubarkan diri, polisi akhirnya melepaskan tembakan berkali-kali ke udara.

"Mungkin karena polisi melihat mereka (yang ditangkap) bukan warga asli di situ dan ngotot bertahan, sehingga dikejar dan ditangkap," ujar Daud (28) melalui telepon, Minggu (19/9/2021).

Hingga Minggu dinihari, tiga pengunjuk rasa tersebut belum dilepas polisi dan bergabung dengan massa yang masih bertahan di lokasi demonstrasi.

Sejumlah pendemo yang didominasi emak-emak ini pun memilih tidur di jalan hauling perusahaan sebagai bentuk protes kepada pihak kepolisian.

"Kami tidak akan pulang sampai rekan kami dilepas polisi dan juga perusahaan bertanggung jawab atas pencemaran laut," tandasnya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat atau Kabid Humas Polda Sultra Kombes Pol Ferry Walintukan belum membalas WhatsApp Messenger jurnalis TribunnewsSultra.com.

Hingga kini, TribunnewsSultra.com belum mendapatkan konfirmasi dari aparat kepolisian dan pihak perusahaan.(*)

(TribunnewsSultra.com/Fadli Aksar)