AKP Agus menyebut keluarga Ikayani yang ditemukan tewas gantung diri menolak dilakukan autopsi.
"Pihak keluarga menolak jasad almarhumah diautopsi, sehingga telah membuat pernyataan penolakan autopsi," kata Kapolsek Awangpone, AKP Agus
"Pihak keluarga menolak autopsi karena menganggap kematian Ikayani murni gantung diri," jelasnya menambahkan.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), kata Agus, tidak ditemukan tanda kekerasan lain di tubuh korban.
Hanya ada luka sepanjang lima centimeter di bagian leher. Dari hasil keterangan dokter, luka tersebut bekas jeratan tali.
"Tak ada luka lain, hanya luka bekas jeratan tali sepanjang 5 centimeter di bagian leher," ujarnya.
Jasad almarhumah Ikayani dikebumikan Rabu (24/3/2021).
Alumni Paskibra Bone
Ikayani baru setahun lulus dari sekolah menengah atas (SMA).
Dia mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Saat ini, dia melanjutkan pendidikan di sekolah kapal pesiar dan perhotelan Queen Institute Makassar.
Saat masih duduk di bangku SMA, Ikayani lulus menjadi pasukan pengibar bendera atau Paskibra tingkat Kabupaten Bone tahun 2018.
Ia masuk dalam pasukan 45.
Ketua Purna Paskibra Indonesia (PPI) Bone, Firdaus Kasim, mengucapkan duka cita atas meninggalnya Ikayani.
“Kami dari keluarga besar PPI Bone menyampaikan turut bela sungkawa atas kematian Ikayani. Almarhumah mengikuti Paskib tahun 2018,” katanya, Rabu (24/3/2021).