“Korban dicari sekira Maghrib. Kemudian ditemukan di dalam kamar sudah dalam keadaan tergantung dan meninggal dunia,” kata sang ibu, Idawati, yang pertama kali menemukan jasad Ikayani.
Ibunya histeris melihat sang anak tergantung dengan tali yang diikat palang balok kayu.
Terdapat sebuah kursi plastik merah yang diduga tempat bertumpu sebelum gantung diri.
Ibunya lalu berteriak meminta tolong.
Menantunya bernama Suardi (29) langsung menurunkan korban dan melepas jeratan tali yang menjerat leher.
Pihak keluarga kaget saat menemukan Ikayani meninggal dunia.
Pasalnya, sekira pukul 14.00 wita, Ikayani masih mengaji.
Penyebab Bunuh Diri
Kapolsek Awangpone, AKP Agus mengatakan dari hasil keterangan ibu korban, korban diduga mengalami depresi dan sakit kepala selama tiga bulan terkahir.
“Korban sudah tiga bulan mengalami depresi. Dia saat ini menempuh pendidikan di sekolah pelayaran Makassar,” katanya.
Lanjut dia, korban tak pernah memeriksakan diri ke dokter.
Dia pulang ke Bone dan hanya berdiam diri.
Sering termenung dan bersedih.
Dari informasi yang dihimpun, Ikayani sempat mencari cara gantung diri melalui handphonenya.
“Dari cerita anak-anak sekitar, ada yang melihat histori pencarian handphone korban mengenai tata cara gantung diri di google. Memang ada saya dengar, tapi saya belum lihat langsung,” jelasnya.