Berita Konawe Terkini Hari Ini

Tagihan Listrik Rp110 Juta Sebulan, Lift Rumah Sakit Konawe Tak Difungsikan

Penulis: Arman Tosepu
Editor: Laode Ari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah Sakit- Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Sejumlah fasilitas di tempat ini tidak difungsikan karena alasan menghemat anggaran.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONAWE - Sejumlah fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Konawe, di Sulawesi Tenggara, termasuk lift pengangkut orang dan barang tak lagi difungsikan.

Fasilitas penunjang dan kenyamanan akses rumah sakit itu dinilai boros listrik. 

Tagihan listrik rumah sakit itu mencapai Rp110 juta per bulan.

Selain lift pengangkut, fasilitas lain yang terbengkalai seperti penerangan,  pos bayar parkiran, juga tak terpeliharah.

Lift ini digunakan untuk mengangkut pasien, pengunjung, tenag medik, dan paramedik. 

Kini aksesibilitas di rumah sakit kabupaten berjarak sekitar 52 km dari Kendari, ibu kota Provinsi Sultra itu, hanya menggunakan tangga.

Hal ini terlihat dari pantauan TribunnewsSultra.com, Kamis (18/3/2021) siang.

Gedung RSUD Konawe diresmikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, tiga tahun lalu, Ŕabu (29/8/2018).

Seremoni peresmiannya ramai. Kala itu dihadiri Pj Gubernur Sultra, Teguh Setyabudi, Pj Sekprov Sultra, Pj Bupati Konawe, H Tasman Taewa, Direķtur Utama PT SMI Emma Sri Martini dan Dirut RSUD Konawe, H Agus Lahida.

Pembangunan ini menelan  biaya Rp 231 miliar. Alokasi dana dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri melalui fasilitas pemerintah daerah dan PT Sarana Multi Infrastruktur.

Kini rumah sakit ini laiknya hotel berbintang lima. Untuk level kabupaten di Sultra levelnya paripurna. 

Kepala Unit Hubungan Masyarakat (Humas) Badan Layanan Umum Daerah atau BLUD RSUD Kabupaten Konawe, Abu Bakar, menjelaskan beberapa fasilitas yang tidak difungsikan itu tidak mengalami kerusakan.

Namun, untuk sementara tidak difungsikan karena pihaknya sedang melakukan penghematan anggaran.

"Pertama soal lift, semuanya berfungsi. Cuman karena pertimbangan efisiensi pengeluaran rumah sakit," jelas Abu Bakar diruang kerjanya, Kamis (18/3/2021).

Baca juga: Rumah Sakit Jantung Sultra Mangkrak, Ditumbuhi Rumput, Dilarang Ambil Foto Apalagi Mendekat

Baca juga: Rumah Sakit UHO Bak ‘Hutan’ Rumput, Kaca Pecah, Dinding Kusam, Tergenang Air, Kabel dan Bolham Raib

Baca juga: Utang Rp146 Miliar Untuk Bangun Rumah Sakit Tipe D di Kendari, Wali Kota: Tunggu Kebijakan Menteri

Abu Bakar menjelaskan dari empat lift yang ada, kini tinggal satu lift saja yang difungsikan tepatnya di gedung C dirumah sakit itu.

Alasannya, kata Abu Bakar, karena digedung C arus keluar masuk pasien lebih banyak ketimbang gedung lain.

Selain itu, pertimbangan lainnya bagi pasien atau pengunjung yang jalan kaki yang akan berpengaruh pada kesehatan ketimbang menggunakan lift.

"Kalau misalnya teman-teman lebih banyak jalan kaki itu kesehatannya lebih bagus," lanjut Abu Bakar.

Sementara itu, fasilitas pos parkiran juga dikatakannya tidak mengalami kerusakan.

"Itu normal, cuma ketika misalnya kayak pagi kan tidak terlalu padat jadi hanya satu dibuka," katanya.

Baca juga: Pemkot Kendari Mau Pinjam Duit Bangun Jalan Lingkar dan RS Tipe D, DPRD: Tidak Tepat

Baca juga: KTP Bupati Konawe Utara Ruksamin Tetap Petani Kebun Jelang Periode ke 2 Bupati Konut di Sultra

Sedangkan untuk kendala lampu penerangan di halaman belakang dan samping rumah sakit tersebut.

Pihak BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Konawe hanya menggunakan beberapa saja lampu untuk penerangan.

Dengan alasan yang sama, hal itu dilakukan untuk menghemat anggaran.

Pihak BLUD RS Konawe mengklaim mengalami defisit anggaran pendapatan selama pandemi Covid-19 menerpa.

"Kitakan tergantung pasien, kita ini rumah sakit dibayar BPJS berdasarkan jumlah kunjungan pasien yang datang," lanjut Abu Bakar.

Ia mengatakan, untuk tagihan listrik rumah sakit saja mencapai Rp 110 juta perbulannya.

Sehingga hal ini menjadi alasan pihak BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe melakukan penghematan dengan menonaktifkan beberapa fasilitas yang ada.

Namun, pihaknya enggan menyebutkan pendapatan yang diterima BLUD Rumah Sakit selama mengalami defisit.

Sebelumnya, berdasarkan pantauan media TribunnewsSultra.com beberapa fasilitas lift tidak bisa digunakan baik pasien maupun pengunjung.

Begitu pula dengan lampu penerangan di halaman belakang samping rumah sakit tidak menyala sehingga terlihat gelap ketika dilewati.

Ketika hendak keluar, pos bayar parkir kendaraan motor dan portal pengambilan karcis parkir yang terletak didepan rumah sakit tidak berfungsi juga.

Pada 30 Juni 2019 lalu, Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) mengumumkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumas Sakit Konawe meraih akreditasi tingkat paripurna atau bintang lima dari Standar Akreditasi Rumah Sakit.

Sebelum meraih akreditasi paripurna, Rumah Sakit Konawe harus melewati 16 bab akreditasi, 338 standar penilaian dan 1.354 elemen penilaian.

Pembangunan rumah sakit bintang lima ini tidak terlepas dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Pada Tahun 2016 lalu, perusahaan pembiayaan infrastruktur itu memberikan pinjaman sebesar Rp 231.974.000.000 kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe.

Pinjaman itu dimaksudkan untuk pembangunan rumah sakit yang kini ditunjuk menjadi Rumah Sakit Rujukan Regional untuk melayani 4 (empat) kabupaten yaitu Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe Utara, dan Kabupaten Konawe sendiri.

Laporan Wartawan TribunnewsSultra.com : Arman Tosepu