TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Seorang kakek bernama Darmo yang diperkirakan berumur 80 tahunan masih pantang menyerah mencari rezeki.
Tiap hari, ia berkeliling Jakarta Timur menawarkan jasa timbang berat badan dan tensi darah.
Di tengah panasnya matahari, Darmo terlihat berjalan dengan gagah sambil memegang sebuah timbangan di tangannya.
Mengenakan topi, kaca mata berwarna putih, kemeja dan celana panjang, ia terlihat santai menyusuri jalan di sekitaran Kanal Banjir Timur (KBT), Duren Sawit, Jakarta Timur siang ini.
Baca juga: Istri Menjerit Lihat Suami Tewas Tergeletak, Kondisi Sudah Membusuk hingga Warga Berdatangan
Ketika ditanya, ia mengatakan hendak menuju Kalimalang dan kembali ke Pulogebang sembari menawarkan jasa timbang berat badan dan tensi darah.
Namun karena lelah menghampiri, ia memutuskan beristirahat di bahu jalan.
Terduduk diam, Darmo menceritakan dirinya merupakan bapak enam anak yang tinggal di kawasan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur.
Sedari tahun 1992, Darmo sudah menekuni profesi tersebut dengan harapan bisa menafkahi keluarganya.
"Kerja begini dari tahun 1992. Ini sampai sekarang masih kerja yang sama," ucapnya dengan suara pelan, Kamis (4/3/2021).
Mulanya Darmo tak mengetahui detail terkait tensi darah.
Setelah banyak membaca dan belajar, dirinya pun yakin dan mantap untuk menawarkan jasa tensi darah.
"Kan ada bacaannya, bukunya. Ya belajar aja dari situ. Ini timbangan saya bawa. Kalau alat tensinya di tas," jelasnya.
Baca juga: Cegah Penularan Mutasi Virus Corona B.1.1.7, Hal Ini yang Harus Dilakukan Masyarakat
Ketika disinggung alasan masih bekerja, Darmo menyebut dirinya masih semangat dan mampu berjalan.
Kegigihannya juga kerap diutarakannya di depan enam anak perempuannya.
"Umur saya ada sepertinya 80 tahunan. Saya masih mau kerja, masih kuat jalan kaki."
"Saya enggak naik kendaraan umum, saya jalan kaki. Udah biasa," ucapnya.
Larangan demi larangan diakuinya terus berdatangan dari enam anaknya.
Khawatir terhadap kondisi ayah tercintanya, enam anak Darmo sebenarnya sudah melarangnya bekerja.
Namun, lagi-lagi ia kekeh dan keras kepala ingin tetap bekerja serta menikmati berjalan kaki keliling Jakarta Timur.
"Ya larangan pasti ada. Anak saya 6 perempuan semua," ucap dia.
"Tapi saya jawab 'iya nanti berhenti kalau udah malas'. Sekarang masih semangat makanya masih pengin kerja," ia menambahkan.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Indonesia Jumat, 5 Maret 2021: Kendari Cerah Berawan pada Pagi Hari
Kawasan Industri Pulogadung, KBT, Kalimalang dan Duren Sawit ialah jalan yang biasa dilaluinya.
"Saya bilang juga sama anak kalau sudah ada langganan. Jadi benar-benar belum mau berhenti kerja."
"Paling sekarang cuma enggak maksain aja. Kalau sudah capek (lelah) ya enggak kerja dulu," jelasnya.
Meski begitu, Darmo menyebut dirinya tak teriak atau bersuara terkait jasa yang ditawarkannya.
Bila diberhentikan di jalan, Darmo akan berhenti dan mengecek berat badan serta tensi darah seseorang.
"Ini saya jalan aja. Dari dulu enggak teriak-teriak. Kalau ada yang manggil ya berhenti," paparnya.
Dengan bayaran seikhlasnya, Darmo melayani tiap individu dengan ramah.
Tak jarang ia juga membiarkan sejumlah orang terutama anak-anak untuk menimbang berat badan secara gratis.
"Ini seikhlasnya. Rezeki enggak akan tertukar. Kalau pun ada anak-anak yang mau coba gratis ya tidak apa-apa," ungkapnya.
Dalam sekali bekerja, Darmo bisa membawa uang minimal Rp 50 ribu usai bekerja dari pagi hingga menjelang magrib. (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Kisah Darmo Tiap Hari Jalan Puluhan Kilometer Tawarkan Jasa Timbang Badan dengan Bayaran Seikhlasnya