Maya Nabila menuturkan, menjadi mahasiswa termuda di program S3 ITB memang merupakan hal yang membanggakan.
Namun ia tidak berpuas diri lantaran menganggap dirinya belum memberikan kontribusi apapun kepada kampus ataupun negara.
Baca juga: WHO Ungkap Calon Vaksin Covid-19 Terbaru: Hanya Dihirup Lewat Hidung hingga 1 Suntikan Cukup
"Menjadi mahasiswa termuda S3 di ITB tentu sangat membanggakan. Perasannya senang sih ya, tetapi ini belum jadi apa-apa. Karena hanya baru menjadi mahasiswa termuda saat ini. Aku belum punya kontribusi apapun untuk kampus ataupun negara," ungkap Maya.
Dikatakan, Maya berharap dapat mempelajari lebih banyak hal sehingga bisa mengenal dunia luar dan keluar dari zona nyaman.
Di samping itu, Maya juga mengaku memiliki cita-cita menjadi seorang dosen.
Sebab ia berkeinginan untuk dapat membagikan ilmu yang ia miliki.
Baca juga: Bupati Sleman Positif Covid-19 setelah Divaksin, Begini Penjelasan Ahli
"Aku punya cita-cita ingin jadi dosen. Aku ingin mengajar dan membagikan ilmu yang aku dapatkan selama kuliah di ITB ini. Aku juga berharap di instansi manapun nanti aku berada, aku bisa memberi pengaruh positif di sana," tuturnya.
Selain ingin menjadi seorang dosen yang baik, Maya berharap mempunyai kesempatan atau kemampuan untuk mendirikan sekolah.
Terkhusus bagi orang yang tidak mampu karena menurutnya pendidikan itu penting.
"Membangun karakter dan pola pikir itu penting dalam hidup. Mungkin ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari pendidikan nonformal, tetapi untuk hal tertentu seperti sosialisasi, sopan santun, perkembangan ilmu, dan teknologi, bisa dibantu dengan menempuh pendidikan formal," tandasnya.
Adapun saat ini target terdekat Maya ialah merampungkan pendidikan S3 tepat waktu dan kemudian mencari pekerjaan.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Maya Nabila, Mahasiswi ITB Asal Padang Mengenyam Pendidikan S3 Termuda di Usia 21 Tahun ,
Penulis: Fasko dehotman
Editor: Ichsan