Program Gubernur Sultra 2025

Gubernur Sultra ASR Dorong Produksi Jagung Sulawesi Tenggara 200 Ribu Ton Per Tahun, Target Ekspor

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) menyiapkan jagung sebagai salah satu komoditas unggulan untuk diekspor.

|
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Sitti Nurmalasari
PPID Sultra
GUBERNUR SULTRA - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka saat menghadiri panen raya jagung di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Kamis (5/6/2025). (PPID Sultra) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) menyiapkan jagung sebagai salah satu komoditas unggulan untuk diekspor.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sultra, Prof Muhammad Taufik mengatakan langkah ini sebagai upaya meningkatkan produktivitas pertanian.

Saat ini, produktivitas pertanian masih relatif rendah dibandingkan provinsi tetangga.

“Produktivitas nasional itu ada yang sudah 7 sampai 8 ton per hektare, kita masih di bawah itu," ujar Prof Taufik, Selasa (29/7/2025).

"Karena itu, kami akan mendampingi petani agar produksi jagung Sultra bisa meningkat dan siap menjadi komoditas ekspor,” katanya.

Baca juga: Gubernur Sultra ASR Harap Lulusan Sekolah Garuda di Sulawesi Tenggara Kelak Punya Daya Saing Global

Prof Taufik mengatakan, saat ini produksi jagung Sultra baru sekitar 133 ribu ton per tahun. 

Angka tersebut masih jauh tertinggal dibandingkan provinsi lain seperti Sulawesi Selatan.

Sulsel produksinya sudah mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun, bahkan Gorontalo yang juga lebih tinggi.

“Kita targetkan tahun depan minimal naik di atas 200 ribu ton. Ini penting agar kita punya volume yang cukup untuk ekspor,” kata Prof Muhammad Taufik.

Prof Taufik menyampaikan hampir semua wilayah di Sultra memiliki potensi pengembangan jagung. 

Baca juga: Sekolah Garuda Sulawesi Tenggara Berlokasi di Desa Lebo Jaya Konawe Selatan, ASR Ungkap Peran Daerah

Namun, wilayah prioritas sebagai sentra jagung antara lain Kabupaten Muna, Muna Barat, Konawe Selatan, Kolaka Timur, dan Kolaka Utara. 

Luas tanam jagung saat ini tercatat sekitar 164 ribu hektare, meski angka ini dinamis setiap musim tanam.

“Dengan produktivitas yang naik dan harga yang sudah lebih baik, petani kita akan lebih terdorong menanam jagung," ujarnya.

"Apalagi sekarang ada penetapan harga Rp5.500 per kilogram untuk kadar air 18-20 persen, dan Rp6.400 per kilogram untuk kadar air 14 persen,” katanya.

Selain jagung, Prof Taufik menyebut Pemprov Sultra juga menjajaki potensi ekspor produk peternakan, salah satunya sarang burung walet. 

Baca juga: ASR Sebut Potensi Aspal ke Menteri PUPR, Pembangunan Jembatan Muna-Buton Bisa Tingkatkan Ekonomi

“Informasi teman-teman dari UPTD Peternakan, kita punya potensi untuk ekspor walet. Data detailnya sedang kami kumpulkan,” tuturnya.

Ia berharap, ke depan sektor pertanian dan peternakan bisa menjadi andalan baru Sultra selain sektor pertambangan. 

Hal ini sejalan dengan visi Gubernur Andi Sumangerukka menempatkan pangan sebagai salah satu dari empat pilar pembangunan bersama pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

“Prinsipnya, kita ingin Sultra punya komoditas pertanian dan peternakan bukan hanya cukup untuk kebutuhan lokal, tapi juga bisa menembus pasar ekspor," jelasnya.

"Ini akan meningkatkan pendapatan petani dan mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera,” ujarnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA
Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved