Berita Kendari

Mahasiswa UHO Kendari Buat Inovasi Nentu Pakai Limbah Cangkang Kerang, Lolos Program P2MW

Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) lolos Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2025.

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Sitti Nurmalasari
Istimewa
MAHASISWA UHO - Empat mahasiswa UHO Kendari lolos Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2025. Mereka adalah Selpiah Agustina (Antropologi Sosial), Asni Nurtapa (Teknik Sipil), Dhiva Febrilia Safitri (Ilmu Hukum), dan Ikra (Ilmu Tanah). (Istimewa) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI – Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) lolos Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2025.

Program ini diselenggarakan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.

Tim tersebut beranggotakan Selpiah Agustina (Antropologi Sosial), Asni Nurtapa (Teknik Sipil), Dhiva Febrilia Safitri (Ilmu Hukum), dan Ikra (Ilmu Tanah).

Mereka menggagas inovasi kerajinan tangan tradisional nentu khas suku Muna dengan desain modern.

Nentu adalah jenis tanaman merambat. Batangnya digunakan sebagai bahan baku anyaman.

Baca juga: Cerita Mahasiswa KKN UHO Hadapi Tantangan Bimbing Anak Bangkali Barat Muna Gali Potensi Lewat Seni

Selain itu, mereka juga memanfaatkan limbah cangkang kerang serta kain perca sebagai bahan tambahan.

Ketua Tim, Selpiah Agustina, menjelaskan ide ini muncul karena nentu mulai jarang dikenal generasi muda.

“Banyak anak muda tahu barangnya, tapi tidak tahu namanya nentu,” ujarnya, Kamis (31/7/2025).

Melalui program ini, mereka memperbarui desain agar lebih sesuai dengan selera masa kini sekaligus melestarikan budaya lokal.

Produk nentu yang sebelumnya hanya berupa vas bunga kini dimodifikasi menjadi vas yang juga berfungsi sebagai lampu tidur. 

Baca juga: Inovasi Pemuda Kendari Sulawesi Tenggara, SearchX Jadi Mesin Pencari Berita Lokal Pertama

Mereka juga merancang anting, kalung, gantungan kunci, hingga ikat pinggang dengan sentuhan modern.

“Dalam mendesain produk, kami menggunakan limbah sebagai nilai tambah yang juga mengurangi jumlah sampah, apalagi jika produksi dilakukan dalam skala besar,” ujar Selpiah.

Mereka memanfaatkan teknologi digital untuk proses desain serta memasarkan produk secara daring melalui platform e-commerce.

Selpiah menilai potensi nentu menjadi produk kreatif unggulan Sultra cukup besar jika didukung strategi yang tepat dan kolaborasi lintas sektor.

“Nentu punya keunikan, khas, dan autentik dari Muna sehingga bisa jadi ikon identitas lokal Sultra,” katanya.

Baca juga: Intip Rumah Inovasi di Desa Laramo Konawe Utara Sulawesi Tenggara, Jadi Pusat Kreativitas Masyarakat

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved