Berita Baubau

Menyusuri Jejak Sumur Umum yang Dahulu Jadi Mata Air Masyarakat Baubau hingga Waara Buton Tengah

Menyusuri jejak sumur umum di Kelurahan Nganganaumala, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Penulis: Harni Sumatan | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan
TUGU SUMUR UMUR - Tugu Sumur Umum di Kelurahan Ngaganaumala, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (10/6/2025). (TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BAUBAU - Menyusuri jejak sumur umum di Kelurahan Nganganaumala, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Sumur umum merupakan lokasi bersejarah masyarakat Kota Baubau bahkan sampai ke pulau seberang.

Sumur yang hingga kini masih memenuhi pasokan air warga sekitar tersebut menyimpan kenangan mendalam.

Karena dahulu merupakan tempat bertemunya warga dari berbagai daerah sekitar Kota Baubau.

Mata air tersebut tidak pernah kering, berikut asa para warga yang menggantungkan pasokan air mereka secara turun-temurun.

Baca juga: Jembatan Teluk Kendari Sulawesi Tenggara, Jejak Pembangunan Infrastruktur Presiden Jokowi di Sultra

Seorang warga, Musnawati mengatakan sumur umum adalah sumber air yang hingga saat ini masih digunakan masyarakat.

“Sampai sekarang, dulu orang-orang yang datang bahkan dari Waara, datang mengambil air di sini,” ungkapnya saat diwawancarai, Selasa (10/6/2025).

Kata dia, dahulu saat belum terdapat gayung ataupun ember, mereka menimba menggunakan tempat yang dibuat dengan daun nipa.

“Pernah waktu menimba, daun nipanya rusak, alhasil dimarahi sama mama,” ujarnya sambil tertawa.

Air disimpan dalam bosu, yang kemudian akan dipikulnya menuju rumah.

Baca juga: Mengikuti Jejak Kaki Made, Melihat Warga Desa Puunggoni Konawe Selatan Hidup Bergotong-royong

Air dari bosu nanti ditaruh dalam kendi besar, begitu terus hingga air akhirnya penuh.

Ia bercerita, tidak jarang saat menjunjung bosu yang digunakan sebagai wadah air pecah.

“Dimarahi pasti, sama mama,” ujarnya.

Hingga kini, sumur umum masih menjadi sumber air warga sekitar.

Bahkan kebiasaan lama dengan memasak air menggunakan kayu merah masih terus dilestarikan.

Baca juga: Jejak Sejarah Kerajaan Buton di Keraton Wolio, Jadi Destinasi Apik Saat ke Baubau Sulawesi Tenggara

Warga Nganganaumala, masih menyimpan ingatan mengenai cerita menimba air di sumur tersebut, pria ataupun wanita.

“Dulu selesai Salat Subuh kita sudah pergi menimba air, kadang juga selesai Salat Magrib ramai-ramai,” ujarnya.

Saat terang bulan, menjadi waktu yang tepat para warga datang untuk menimba air sebab jalan yang terang.

Warga lainnya, Sahira mengatakan bahkan dahulu saat masih berumur sekira satu tahun, dirinya dibawa ibunya saat hendak ambil air.

“Dulu sekitar umur satu tahun, saya dibawa oleh ibu untuk ambil air, tapi dimasukkan ke dalam keranjang agar tidak ke mana-mana,” jelasnya.

Baca juga: Mengenal Jejak Konawe, Komunitas Peduli Pendidikan Anak di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

Ia bercerita, kisah cinta juga tidak jarang terjadi.

Bahkan seorang ibu yang tinggal tidak jauh dari rumahnya berakhir menikah bersama pria yang ditemuinya saat menimba air.

Dalam penelusuran, diketahui meskipun cukup banyak masyarakat datang untuk menimba air, mandi ataupun mencuci belum ada peristiwa mengerikan terjadi.

Sebab masyarakat yang datang sangat patuh dengan membawa papan sendiri serta mencuci kembali lokasi yang sudah digunakan.

Kisah mereka tidak lekang dari ingatan, para ibu banyak yang enggan meninggalkan kebiasaan.

Baca juga: Bumikan Kabanti, Komunitas Budaya di Baubau Bakal Tampilkan di Benteng Keraton Buton, Bus, dan Kapal

Menarik anak mereka untuk tetap melestarikan kebiasaannya, mulai dari air yang dimasak menggunakan kayu merah, tepung beras yang masih ditumbuk menggunakan lesung hingga kendi yang masih berjejeran di rumah-rumah warga.

Meskipun kini, sumur umum telah tertutup serta tidak ada lagi aktivitas menimba air, masyarakat sekitar masih merekam jelas jejak mereka bersama orantua serta teman sebaya yang kini masih bisa bertegur sapa. (*)

(TribunNewsSultra.com/Harni Sumatan)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved